CM-16 (Perawatan Spesial)

18.6K 799 28
                                    

Alice duduk dengan tidak tenang di kursi rumah sakit. Saat ini Alex sedang diperiksa meski hanya terlihat terkena benda tajam, tetapi luka yang diderita Alex cukup dalam, jika sampai melukai tulang maka akan lama untuk sembuh.

Arah jatuh mereka memang tidak keras, tetapi karena jatuh berdua dan tekanan semakin berat sudah pasti luka yang dialami oleh Alex saat ini bukanlah luka ringan terkena sayat atau bagaimana.

Tak lama dokter keluar, masker yang digunakan juga dilepas saat hendak berbicara. Alice yang melihat itu segera berdiri dan menghampirinya.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Alice menggunakan bahasa Inggris.

Seakan paham bahwa Alice bukanlah orang lokal dia tersenyum. "Lukanya tidak terlalu serius, hanya saja luka yang diderita cukup dalam, setelah beristirahat selama beberapa waktu dia akan sembuh. Terlebih lagi agar pastikan lukanya tak terkena air yang mengakibatkan terbukanya luka, terus lagi tak boleh melakukan pekerjaan berat selama beberapa hari, kerjaan di atas ranjang juga tak boleh selama lukanya belum sembuh."

Alice termangu di tempatnya. Tidak terlalu serius? Jelas-jelas dokter itu mengatakan setelah beristirahat selama beberapa hari dan luka cukup dalam lalu lukanya tak boleh terkena air, apa itu tidak serius? Terus lagi apa katanya yang terakhir? Tidak boleh kerjaan di atas ranjang, maksudnya adalah itu? Wajah Alice langsung memerah saat memikirkan apa maksud dari perkataan terakhir sang dokter.

Ingin rasanya Alice protes, tetapi rasanya tidak enak dengan diagnosa dokter. "Baik, Dok. Apa boleh saya melihat pasien?" tanya Alice.

Dokter itu mengangguk. "Boleh saja tapi setelah dipindahkan ke ruang perawatan biasa."

Setelah Alex dipindahkan Alice segera masuk ke ruangan di mana Alex di rawat sedangkan Anton terlibat berbincang sebentar dengan dokter itu. Alice masuk menemukan Alex yang sedang berbaring di atas ranjang.

Lelaki itu terlelap sepertinya efek dari obat penenang yang disuntikkan oleh dokter sebelum menjahit luka yang diderita.

"Aku berhutang banyak hal kepadamu, aku tak tahu apa yang harus aku lakukan ke depannya. Jika saja ada kesempatan aku pasti akan membayar hutang ini," ujar Alice sambil duduk di samping ranjang Alex.

Infus yang berada di sebelah kiri tangan yang tertusuk jarum infus, nakas yang berisi segelas air tak lupa pula ruangan dan alat menyelamatkan nyawa lainnya berada di sana. Sejak kecil Alice selalu membenci rumah sakit dan kini dia berada di tempat seperti ini untuk menunggu orang yang menyelamatkan hidupnya.

Alice kini belajar sesuatu yang penting, tak baik untuk terlalu tenggelam ke dalam dunianya sendiri, terlalu sibuk dengan pikirannya sehingga melupakan sedang berada di mana dan bahaya apa yang sedang mengintai. Melalui kejadian ini Alice harus bisa belajar lagi.

Alice meraih tangan Alex yang bebas dari infus. Tangan yang kokoh meski begitu masih terlihat sangat lembut mungkin berkat sabun atau perawatan yang dijalani oleh lelaki itu.

"Cepatlah sadar dan aku akan memperlakukanmu dengan baik asal kau tidak macam-macam. Jika sampai kau macam-macam maka aku akan memukulmu atau tidak begitu aku akan menendang pantatmu." Alice berujar sendirian.

Alice memperhatikan sekitar tak ada buah-buahan atau makanan. Bisa saja nanti setelah Alex sadar dia akan merasa lapar, ia harus membelikan sesuatu untuk lelaki itu.

Mengembalikan tangan Alex kepada tempatnya dan beranjak pergi untuk membelikan Alex sesuatu. Mungkin membeli buah cukup bagus untuk dimakan setelah sadar nanti.

"Aku harus pergi sebentar, jadilah anak yang baik dengan tetap berdiam diri di atas ranjangmu," pamit Alice sambil berbalik dan pergi dari sana.

Hal pertama yang ditemukan saat di luar pintu adalah Anton yang sedang duduk di kursi tunggu di luar.

CEO Mesum (COMPLETED) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang