Alice tidak mengerti dengan jalan pikiran Alden, lelaki itu benar-benar sudah gila dengan mengatakan itu.
"Alden, apa kau bercanda?" tanya Alice memastikan.
Alden menggeleng. "Tidak, aku sama sekali tidak bercanda, aku benar-benar menyukaimu. Aku sudah meminta seseorang untuk menyelidikimu, aku tidak menyangka bahwa kau memiliki hubungan darah dengan keluarga Handerson yang itu. Seandainya aku tidak menyelidiki wanita yang menyelamatkanku saat itu aku tidak akan tahu bahwa itu memang benar dirimu, aku sungguh bersyukur," ujar Alden dengan penuh haru.
Alice menutup mulut tidak percaya, tangannya ia tarik dengan segera setelah mendengar itu. Ia tak tahu bahwa Alden akan semengerikkan itu.
"Alden, aku rasa aku sudah kenyang. Aku akan pulang sekarang, mungkin lain kali kita bisa makan malam bersama." Alice segera merapikan tas dan bergegas untuk pergi.
"Tunggu, setidaknya beri aku jawaban di lain waktu. Jangan langsung lari seperti ini." Alden menahan tangan Alice yang hendak untuk pergi.
"Aku ... aku sungguh sangat senang kamu menyukaiku, tapi aku juga punya kewajiban untuk mengatakan ini, aku sedang tidak ingin menjalin hubungan lebih serius. Kita ini adalah teman, ayolah, kita ini baru mengenal beberapa kali dan intensitas pertemuan kita bisa dibilang sangat sedikit. Kamu belum mengetahui sifat aku sepenuhnya, lebih baik pikirkan lagi sebelum menyukaiku, aku harus pergi dulu." Alice melepas tangan Alden yang menahannya.
Alice mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam dompetnya. "Ini adalah biaya makan malam kali ini, aku harus pergi, senang bisa makan malam bersama dengan Anda, Tuan."
Alice segera pergi meninggalkan Alden yang masih mematung di tempat. Ia tak tahu apa yang ia katakan kali ini adalah benar atau tidak, tetapi satu hal yang baru saja Alice ketahui, Alden sangat mengerikkan.
Rupanya memang lelaki itu memang memiliki hubungan dengannya di masa lalu hingga identitasnya dapat diketahui, di masa lalu ia tak memiliki pengawasan yang ketat dan Patter tidak menyembunyikan identitasnya seperti kali ini. Di masa lalu ia tinggal di desa sudah sewajarnya tidak ada yang akan berpikir ia adalah anak Patter dan Alden berhasil mengetahui identitasnya seperti ini, sungguh lelaki yang mengerikkan.
Alden masih mematung di tempat, ia terduduk setalah Alice menghilang di pintu masuk yang sudah tertutup saat ini.
"Apa aku ditolak? Kenapa terasa sangat menyakitkan? Apa dia takut padaku?" tanya Alden kepada dirinya sendiri.
Tangannya bergetar saat membayangkan bahwa Alice akan menjauh dan tak ingin dihubungi lagi. Ia takut, dia hanya ingin mendapatkan cintanya, tetapi kenapa dia harus berakhir seperti ini?
"Apa aku sudah kalah dari Alex? Apa hebatnya lelaki itu, sudah jelas bila aku lebih unggul dibanding dengannya, tapi kenapa aku kalah?" Lagi-lagi Alden bermonolog.
Alden menatap uang yang ditinggalkan oleh Alice, wanita itu benar-benar tidak ingin berhutang apa pun kepada dirinya. Tindakan dari Alice yang seperti ini cukup menjadi pukulan telak bagi Alden.
"Aku akan terus mencoba dan berharap kamu akan membuka hatimu untukku di lain waktu, masih ada harapan untuk memulai lagi dari awal sebagai temannya," ujar Alden mengambil uang itu dan meremasnya dengan keras hingga lecek.
Alden memanggil pelayan untuk menanyakan berapa total makan malam kali ini, ia harus mengembalikan uang milik Alice, dia sudah bertekad untuk mentraktir tidak mungkin bila dia menerima uang yang ditinggalkan oleh Alice.
👻👻👻
Alex melangkahkan kaki meninggalkan Louina juga Caterin yang masih mematung setelah mendengar pernyataan dari Alex.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO Mesum (COMPLETED) ✓
Romance(Cerita sudah tamat, jangan lupa dukungan dan di-follow) Alice Handerson sekretaris bar-bar yang sangat tidak menyukai bosnya lantaran bos sangat mesum akut. Kisah cinta antara bos dan bawahan yang terkesan klise. Namun, berkesan di dalam hati. "...