Alice juga Alex saat ini sedang menunggu dua orang yang tak kunjung datang. Alice sudah beberapa kali mengembuskan napas kesal, ia sudah merasa lapar dan Elios juga pasangannya tak kunjung menunjukkan batang hidung sama sekali.
"Coba hubungi Kak El, ini sudah hampir setengah jam, tapi belum sampai juga," keluh Alice kesal.
"Oke, tunggu sebentar. Sepertinya mereka berdua terjebak macet," ujar Alex sembari mencari kontak Elios.
Menghubungi dan menunggu diangkat oleh pemiliknya.
"Halo, Kak. Kakak di mana?" tanya Alex langsung pada intinya setelah diangkat.
Alice memberikan kode agar ponsel diberikan kepadanya.
"Kak El, aku sudah kelaparan kapan kalian akan datang?!" tanya Alice kesal.
"Maaf, aku tidak tahu kalau kau sudah membuat janji untuk makan malam bersama. Saat ini aku dan El ada di restoran Italia, jika kalian berkenan datanglah kemari."
Suara seorang wanita yang lembut, tetapi terkesan sombong saat mengatakan itu.
"Kalian berada di restoran Italia? Lalu kenapa tidak memberitahuku? Apa kau ingin membuatku mati kelaparan, hah?!" bentak Alice.
"Alice, jangan diteruskan. Kita akan memesan makanan kita sendiri, jika mereka tidak bisa datang tak masalah." Alex menenangkan Alice yang saat ini sedang emosi.
Sambungan di antara mereka berdua terputus begitu saja. Hal itu membuat Alice semakin emosi.
"Apa-apaan wanita gila itu. Dia sombong sekali saat mengatakan jika kita mau boleh menyusul ke sana. Apa dia pikir aku ini seorang pengemis yang tidak punya uang apa!" Alice meletakkan ponsel Alex di meja dengan kesal.
"Maka dari itu lebih baik kita memesan saja dan pergi sendiri, tak ada yang namanya kencan ganda." Alex memutuskan sendiri saat mengatakan itu.
👻👻👻
Elios menatap seorang wanita yang sedang memegang ponselnya.
"Sherly, ada apa?" tanya Elios bingung.
"Ya, aku hanya mengangkat telepon dari seseorang. Namanya Alex dan ada seorang wanita yang marah-marah lalu memakiku karena kamu pergi denganku dan tidak dengan mereka. Aku benar-benar tidak tahu sehingga memaksamu untuk datang kemari aku sudah menawarkan untuk kita pergi ke sana dia masih terus memakiku." Wanita bernama Sherly itu memasang wajah sesedih mungkin.
Dengan segera Elios mengambil ponselnya. Melihat riwayat panggilan yang hanya sebentar, kini ia mengerti tak mungkin bila permbicaraan mereka panjang seperti itu hanya berdurasi satu menit.
"Sherly, sepertinya kita memang tidak cocok. Aku mengenal wanita yang kau katakan memakimu, juga mengenal siapa laki-laki ini. Jangan pernah menghubungiku lagi, atau juga mencari masalah denganku. Anggap kita tak saling mengenal, ini untuk biaya makan malam." Elios meninggalkan banyak uang di meja.
Sherly menatap punggung Elios yang berjalan menjauh. "Kenapa menjadi seperti ini? Sudah jelas bahwa aku tidak bersalah di sini!"
Ia berlari untuk menghentikan langkah lebar Elios. Aksi mereka sudah pasti menjadi pusat perhatian semua pengunjung restoran.
"Tunggu dulu. Aku benar-benar tak bersalah, aku mengatakan yang sebenarnya tadi. Dia memang memakiku," ujar Sherly dengan sedih.
"Aku tak peduli itu benar atau tidak, tapi aku tak suka bila orang yang baru kukenal sepertimu mulai berani untuk mengangkat teleponku. Lebih baik kita tidak saling menghubungi lagi, aku tertarik kepadamu karena kau memiliki selera yang bagus terhadap sebuah desain, tapi sepertinya itu saja tak cukup untuk membuat kita saling mengerti dan cocok. Aku harus pergi, lanjutkan makanmu." Elios melepas tangan Sherly dan berlalu pergi meninggalkan wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO Mesum (COMPLETED) ✓
Romance(Cerita sudah tamat, jangan lupa dukungan dan di-follow) Alice Handerson sekretaris bar-bar yang sangat tidak menyukai bosnya lantaran bos sangat mesum akut. Kisah cinta antara bos dan bawahan yang terkesan klise. Namun, berkesan di dalam hati. "...