CM- 34 (Kala Itu)

11.7K 625 43
                                    

Patter mendatangi tempat yang disebutkan oleh Alex, sebuah apartemen yang bisa dibilang cukup elit, dia menuju kamar yang disebutkan di pesan singkat.

Patter membunyikan bel apartemen beberapa kali dan akhirnya dibuka. Alex yang membuka, terlihat dengan jelas bahwa Alex kaget saat melihat siapa yang berdiri di luar pintu.

"Tuan Handerson, Anda?" tanya Alex bingung.

Sampai detik ini otaknya seakan bekerja dengan lambat saat melihat siapa yang berdiri di hadapannya, ia sedang menunggu ayah Alice, tetapi yang muncul adalah pengusaha sekelas Handerson.

"Kita lupakan siapa aku, aku hanya ingin mengetahui apa polisi sudah menerima laporan mengenai menghilangnya Alice?" tanya Patter menerobos masuk.

"Ah, silakan masuk. Sudah, saya sudah melaporkan dan mereka juga sudah memeriksa barang bukti, hanya saja saya menyembunyikan ponsel Alice agar dapat menghubungi pihak keluarga jika tak dapat menemukannya. Saya benar-benar minta maaf karena tidak segera menghubungi dengan cepat, ponsel Alice terkunci sandi tidak dapat dibuka." Alex menjelaskan apa yang terjadi.

Patter mengangguk mengerti, ia masuk dan menemukan seseorang yang sedang sibuk di depan komputer.

"Apa polisi belum menghubungimu?" tanya Patter lagi.

"Belum, mereka belum menghubungiku sama sekali, itu sebabnya aku meminta bantuan temanku untuk mencoba mencari tahu siapa yang melakukan semua ini."

"Aku sudah menemukan mobil yang mencuri Alice, tempat itu berada di cukup jauh dari pusat kota, tapi hal itu tidak menutup kemungkinan hanya dijadikan sebagai umpan agar kita ke sana," ujar seseorang yang sibuk di depan komputer tadi.

"Kenapa bisa begitu?" tanya Alex bingung.

"Sebelum mobil itu kembali ditemukan mobil itu pergi ke jalanan yang tidak memiliki keamanan CCTV, kemungkinan terbesar adalah Alice ditukar saat berada di tempat yang tidak terjangkau oleh CCTV." Orang itu menjelaskan.

"Kemungkinan aku tahu siapa yang melakukan semua ini. Dapatkah kau menyelidiki seseorang untukku?" tanya Patter mengepalkan tangan saat mengatakan itu.

"Tidak masalah, jika hal ini pernah terjadi maka tidak menutup kemungkinan juga pelakunya juga orang yang sama." Orang itu mengatakannya dengan santai.

"Reyshal Bahari, tolong cari tahu di mana keberadaan orang itu."

👻👻👻

Alice masih bingung dengan orang yang masih mengelus pipinya itu. Lelaki itu menyentuh luka yang berada di wajahnya lalu menjauhkan diri dari Alice, berbalik arah hendak meninggalkan Alice.

"Melihat dari ekspresimu sepertinya kau benar tak mengingatku lagi, tidak heran, setelah kejadian itu pasti sudah banyak hal yang terjadi, luka ini tanda bahwa aku berhasil mendapatkanmu saat itu," ujarnya dengan penuh kemenangan.

"Siapa kau? Apa maksudmu aku melupakanmu? Hanya kejadian lima tahun lalu aku mengingat semuanya, sangat mengingatnya, aku tinggal di desa dan bersekolah di sana, apalagi yang aku lupakan? Tidak ada!" ujar Alice dengan penuh percaya diri.

"Tidak, kau memang tinggal di desa, tapi kau melupakan banyak kejadian, kau melupakan bagaimana aku menyetubuhimu dan mengambil sesuatu yang paling berharga di hidupmu. Aku masih mengingatnya dengan jelas betapa nikmatnya dirimu." Lelaki itu menyeringai saat memutar kepala untuk melihat Alice yang tidak percaya dengan ucapannya.

"Itu tidak mungkin! Lima tahun lalu aku tidak pernah bertemu denganmu, siapa namamu?!" teriak Alice tidak terima.

Ia marah, ia kesal mendengar bahwa lelaki itu pernah berhubungan intim dengannya, ia sendiri tak pernah merasa pernah melakukan itu dengan siapa pun.

CEO Mesum (COMPLETED) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang