Pov Adhara
Flashback
" Kayaknya cukup nih untuk buat parselan, data dulu aja, sapa aja yang di bagikan. Berarti sisanya pakai beli perabotan rumah " gumamku.
Masak lumayan cukup banyak, capek juga karna tidak ada yang membantu. Mana pakaian belum di cuci lagi.
" Nanti sore ada pertemuan, kayaknya timenya pas nih buat berkenalan " gumam Adhara.
Melihat sekeliling rumah yang sekarang tampak lebih seperti rumah dari pada kemarin kayak rumah hantu, ya polos gitu aja.
Membagikan bingkisan sambil berkenalan setidaknya di daerah sekitar rumah sudah berkenalan. Komplek ini dibagi jadi bagian depan untuk para perwira tinggi dan menengah, bagian tengah kompleks bintara, Bagian belakang itu Tamtama. Tapi buat Tamtama itu campur sih sama Bintara.
Kalau dari rumah itu dekat dengan barak remaja, tapi aku berkeliling belum sampai sana.
Sore hari pun tiba.
" Assalamualaikum, mbak Adhara " panggil mbak Evi, mbak Sita.
" Waalikumsalam " jawab Altair.
" Eh mas Altair, mbak Adharanya mana? ".
" Sebentar bu saya panggilkan ".
Dia pun mengetuk pintu kamar. Terlihat Altair mematung.
" Kenapa, ada yang salah. Apa aku salah pakaian " tanyaku.
Terus melihat ku. Lalu menerobosnya, dia pun memegang tanganku.
" Kamu cantik " bisiknya.
Hanya melirik dan mengabaikan perkataannya.
Ini hari memperkenalkan diri dihadapan para anggota Persit Kartika Chandra Kirana. Ada 10 orang tapi hanya aku sendiri sebagai istri Perwira.
" Mbaknya paling akhir ya ".
10 orang ini akan menyanyikan hymne dan mars persit secara bergantian sedikit gugup karna paling terakhir dan aku merupakan istri perwira kalau ada kesalahan ini bisa mendapat omongan.
Sekarang giliranku.
" Mohon izin memperkenalkan diri, Nama Assyifa Nazwa Adhara Nyonya dari Lettu. Altair Ardhana Bimantara. Mohon bimbingannya, terima kasih ".
Syukur, menyanyikan dengan lancar tanpa ada yang salah. Kegiatan pun dimulai. Duduk di sebelah ibu komandan.
Ternyata duduk sebelah ibu komandan itu dapat omongan ya padahal ibu komandan sendiri yang meminta ku untuk duduk disebelahnya. Menahan diri untuk tak terpancing.
" Ibu-ibu sekalian apa ada saran untuk kegiatan kita bulan depan, mungkin ini mbak-mbak anggota baru ada pendapat".
Diam mendengarkan pendapat yang lainnya, jujur kurang asik sih.
" Mohon izin bu komandan, bagaimana kalau bulan depan di adakan acara latihan bela diri ini juga berguna bagi kita semua serta bila berkenan juga bu agar lebih terbina dalam hal kerajian mungkin saran saya diadakan kursus ataupun pembinaan ".
" Wah ide yang bagus itu " ucap ibu komandan.
Namun ide ku memancing pembicaraan lain yang di belakang.
" Baru aja jadi anggota persit sudah cari muka aja " oceh seorang anggota.
" Ya bu, eh tapi tau tidak waktu itu saya ketemu Lettu. Altair beli makanan segitunya cuma sakit aja sampai gak masak ".
" Wah iya yah tapi loh saya lihat dia ketemuan sama laki-laki lain ".
" Kasihan ya Lettu. Altair, tapi mau gimana lagi pas itu saya mau jodohkan dengan ponakan saya gak mau. Mungkin mentang-mentang perwira ya gak mau besanan sama bintara ".
Asli jiwa premanku sudah keluar kalau saja tidak lagi pertemuan sudah hilang mungkin suara mereka semua.
Berusaha menahan diri.
Selesai kegiatan terlihat Niken menjemput ibu komandan. Dia lari menujuku dan lalu memeluk.
" Aaaa aku kangen banget sama sahabatku ini, kemana aja nyonya Altair. Kamu di umpetin ya " ocehnya.
" Sayang jangan gitu lihat tu merah wajah mbak Adhara ".
" Hihihi bisa merah gitu ya ma, oh ya sumpah masakanmu itu gak berubah ya dari dulu selalu enak. Ma, kayaknya bentar lagi ajudan kesayangan ayah badannya bakal gendut " ucap sambil memeragakan.
Terlihat Altair dan Komandan pun menghampiri kami, lalu kami pulang ke rumah masing-masing.
" Wah tu ma lihat baru aja di omongi orangnya datang ".
Assalamualaikum
Selamat membaca, jangan lupa vote dan share ya🥰

KAMU SEDANG MEMBACA
Penyatuan Takdir Tuhan
RomanceDua insan yang bertemu tak sengaja diawali dengan kebencian akankah mereka dapat mempertahankan cinta mereka ? Altair beprofesi sebagai seorang tentara Angkatan Darat. Sholeh, pintar, bijak, berparas rupawan membuat kaum hawa tertarik dengannya. " A...