Hari ini akan pindahan ke rumah dinas. Mau bagaimana lagi sekarang aku sudah menjadi istrinya jadi harus ikut kemanapun dia pergi.
" Ini kan ada dua kamar, kamu tidur di kamar depan dan aku yang belakang. Udah gak usah di debat ".
" Terserah kamu saja. Kamu beres-beres dulu ya saya mau ke rumah komandan ".
Barang-barang pun aku bereskan. Melihat sekeliling yang tak begitu banyak perabotan. Menglist beberapa perabotan yang nantinya akan aku beli.
" Ini catnya apa gak bisa diganti ya, Niken kok betah tinggal dirumah yang semua menggunakan warna hijau. Setauku kan dia orangnya gak betahan".
Capek juga ternyata tak sengaja tertidur.
Pov Altair
" Kok sepi, tapi pintu terbuka " ucapku.
" Assalamualaikum ".
Terlihat Adhara tertidur di karpet. Kalau di pandang terus sebenarnya dia ini cantik. Gak mungkin ada laki-laki tak melirik dia, cantik, pintar, bodynya seperti model.
Tak tega melihatnya tidur di karpet langsung mengangkatnya.
" Turunin aku, apa-apaan sih " ucapnya.
" Aku gak bermaksud apa-apa kok ".
" Kamu makin lama ngelunjak, ingat perjanjian kita ".
Dia langsung menutup pintu kamarnya. Masih kekeh dengan perjanjian itu, bagaimana caranya aku membuat dia jatuh cinta kepadaku.
Padahal aku sudah mengorbankan perasaan ini tapi hanya dibalas oleh rasa sakit.
Magrib pun tiba, terus mengetuk pintu kamarnya yang dari tadi tak keluar.
" Adhara, kamu udah sholat, udah makan " tanyaku.
Tak ada respon darinya.
Suara motor terparkir di depam rumah.
" Maaf apa ini rumah bapak Altair ? ".
" Ya dengan saya sendiri ".
" Ini pak saya disuruh mbak Adhara membawakan motornya. Saya taruh disini ya pak, mari ".
" Makasi ya ".
Aduh ini bisa jadi bahan omongan sampai dia menggunakan motornya. Secara itu motor laki-laki.
" Adhara boleh buka pintu, saya mau bicara ".
Akhirnya dia membukakan pintu.
" Apa, bicara saja " tanpa ekspresi.
" Adhara apa boleh kamu tidak usah pakai motor itu, nanti saya belikan motor baru tapi tidak model motor gitu".
" Sesuai dengan perjanjian, gak usah mengurus hal pribadi ".
Jujur geram sekali rasanya.
" Adhara mau kamu apa sebenarnya, cukup ya. Ok, aku juga udah ikutin semuanya, apa kamu gak bisa ikutin permintaan saya ".
Kami pun bertengkar, bicaraku sedikit keras kepadanya. Wajahnya tak terlihat ada penyesalan. Pusing apa maunya sebenarnya, perjanjian itu lebih banyak menguntungkannya.
Pagi pun tiba, hari ini terakhir aku libur. Melihat meja yang kosong dengan makanan, benar-benar ia tak mau melakukan pekerjaan sebagai istri.
" Permisi ".
" Ya, ada apa ? ".
" Maaf apa betul rumah Mbak Adhara".
" Betul ".
Adhara pun keluar.
" He bro " sapa Adhara.
" Wah udah jadi ibu persit nih " ucap laki-laki itu.
" Biasa aja, jadi kan ".
" Yoi jadi ".
Ternyata dia gak ada kapok-kapoknya.
" Adhara saya tidak mengizinkan kamu pergi, maaf ya mas Adharanya lagi sibuk ".
Melihatku dengan tatapan tajam.
" Hehehe gini nih pengantin baru gak mau pisah " ucap laki-laki itu.
" Santai aja mas, saya kesini hanya mau ambil motor Adhara soalnya dia jual ".
Membulatkan mata, bukannya itu motor kesayangannya.
" Lunas ya bos, santai gue bakal rawat ".
" Thanks ya ".
Assamualaikum
Apa Adhara sudah terketuk hatinya...
Jangan lupa vote, komen dan share

KAMU SEDANG MEMBACA
Penyatuan Takdir Tuhan
RomanceDua insan yang bertemu tak sengaja diawali dengan kebencian akankah mereka dapat mempertahankan cinta mereka ? Altair beprofesi sebagai seorang tentara Angkatan Darat. Sholeh, pintar, bijak, berparas rupawan membuat kaum hawa tertarik dengannya. " A...