Ke-44

246 17 1
                                        

Meneteskan air mata. Sekarang sudah lemah tak seperti dulu.

" Bang kenapa harus ninggalin Adhara " ucapnya.

Ternyata dia masih menyimpan perasaan terhadap Almarhum Bohar.

" Adhara " ucapku.

Menghapus air mata.

" Aku tahu sampai sekarang kamu masih belum bisa menerima saya tapi saya janji berusaha selalu ada untuk kamu " Altair.

" Tak perlu janji, lebih baik kamu mengakhiri penikahan konyol ini. Sudah jelas kamu tahu saya tak bisa mencintai kamu malah ada rasa benci terhadap kamu. Lebih baik kamu segera tinggalkan saya " ucapnya.

" Silahkan kamu pergi dan lari tapi saya pastikan sekuat tenaga, saya tidak akan melepaskan genggaman saya ini " ucapku.

Jujur waktu itu bimbang menikah dengannya, karna apa! menikah dengan perjanjian tapi tersadar waktu mengucap ijab qabul serta melihatnya disitulah awal mula cinta ini tumbuh.

Benar, sifat Naganya sempat tak kuterima kini aku belajar mencintai dengan sifat barunya. Tahu sifat asli Adhara tak seperti itu tapi harus mengerti bahwa dia sudah berubah.

Soal dendam, benar memang masih terlihat di matanya. Benci, benar memang ada juga di matanya tapi janjiku kepada Kakek dan Opa lebih besar dari pada dendamnya.

Diam-diam masuk ke dalam kamarnya. Gelap tak ada penerangan sama sekali. Dia menangis dalam tidurnya.

" Capek " ngigaunya.

Memegang tangannya yang lembut, merasakan kesedihan dalam dirinya. Tak mudah memang baginya untuk berdamai dengan dendam.

Pagi hari pun tiba, kami pun menghadap ke komandan.

" Nyonya Adhara silahkan jelaskan semuanya " ucap komandan.

" Mohon izin komandan menjelaskan. Memang benar saya mantan ketua preman Naga, 4 tahun berkecimpung di dunia itu ".

" Tapi apa benar kamu pernah melakukan hubungan terlarang dan lalu membunuh sesuai pesan surat ini".

" Siap tidak. Itu bukan saya dan saya tidak pernah melakukan. Izin Komandan untuk menyerahkan bukti ".

Bukti pun ia serahkan, ternyata selama ini dia mencari kebenaran bahwa dia tak bersalah. Selain itu aku pun juga menyerahkan beberapa bukti yang pernah aku cari.

" Apa alasanmu yang akhirnya mengambil keputusan menjadi preman".

" Alasan waktu itu ingin balas dendam terkait orang yang menuduh saya dan yang membunuh bang Bohar. Alasan saya hidup pun ingin membalaskan itu semua ".

" Bohar itu siapa ? ".

" Bang Bohar dulu ketua preman Naga semua kekuasaannya akhirnya diberikan kepada saya. Semua hanya mengetauhi bahwa Bang Bohar pacar saya padahal bukan sama sekali. Saya hanya menganggapnya sebagai seorang kakak karna waktu itu almarhum sempat menyelamatkan saya dari tabrakan truk. Saya tidak tahu kalau tidak ada bang Bohar mungkin saya mati, prihal tindak asusila sama sekali itu tidak benar apalagi sampai berpikiran membunuh ".

" Meninggalnya bang Bohar bukan karna serangan jantung tapi dia diracuni oleh orang yang menghianatinya, dia Bahar adiknya sendiri. Ini bukti foto dan vidinya ".

" Wanita di foto itu bukan saya dan saya bisa pastikan. Waktu itu memang keadaan hujan kami berdua pun berteduh di salah satu rumah kosong, saya terpeleset membuat saya memegang tubuh bang bohar agar tak terjatuh. Namun tak disangka seekor ular mematuk kaki bang bohar membuat kami pun terjatuh dari situ seorang warga melihat dan menambah-nambahkan cerita. Dia itu anak buah dari musuh saya ".

" Lantas ini anak siapa ? ".

Tiba-tiba Niken pun datang.

" Maaf papa kalau Niken lancang masuk dan mengikuti pembicaraan ini. Apa yang di katakan Adhara benar dia tidak pernah berbohong, Niken ini sahabatnya Adhara dan Niken tahu sendiri sifat asli Adhara. Dia tidak mungkin melakukan itu, prihal foto bayi yang ada di foto itu Niken ingat betul siapa ibu bayi itu dan Niken sudah membawanya kesini ".

" Tolong anda koperatif dan jujur " ucap komandan.

" Benar pak, yang ada difoto itu saya dan anak saya dengan Bahar. Mbak ini bukan yang melakukannya tapi itu saya dengan bahar adik dari Bohar ".

Assalamualaikum
Selalu tetap sabar dalam segala hal
Jangan lupa vote, komen, dan share

Penyatuan Takdir TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang