Luka Adhara tak separah dari sebelumnya, pagi harinya pun ia terbangun dari pengaruh bius.
" Hemmm, aku dimana. Kenapa kabur begini " batin Adhara.
" Haus...air...air " ucap Adhara.
" Adhara, kamu sudah bangun ? "Altair.
" Kamu siapa?, aku ada dimana ? " terbata-bata.
" Dirumah sakit, jangan banyak gerak luka bekas jahitan belum kering. Aku Altair ".
" Altair siapa ? " tanya Adhara.
Altair pun kebingungan dengan keadaan Adhara yang tak tau tentang dirinya sendiri dan Altair.
Begitu perhatian Altair merawat Adhara. Seorang perawat mengecek kondisi Adhara. Dan dokter yang merawat Adhara pun menjelaskan kondisi Adhara.
" Dok, kenapa Adhara tak ingat apa-apa. Dia juga tak ingat namanya ".
" Luka di kepala cukup berat, terdapat benturan dikepala akibat pukulan oleh benda membuat pasien mengalami Amnesia sementara namun bisa juga permanen kalau dilihat dari hasil cek yang telah dilakukan. Saya harap anda jangan terlalu memaksa untuk sementara waktu, bila kondisi lukanya membaik, coba memberinya ingatan dari hal-hal kecil ".
Kondisi itu membuat Altair lemas memandang Adhara. Altair tau semua penderitaan Adhra sambil meneteskan air mata.
" Kenapa kamu menangis " ucap Adhara.
" Enggak papa Adhara ".
" Adhara itu siapa? ".
" Itu nama mu ".
Adhara yang masih bingung dan tak mengerti.
" Ayah, bunda, abah dan ami serta keluarga lainnya akan menju ke sini " Ucap Altair.
Adhara pun membaringkan badannya. Sambil mengingat-ingat apa yang terjadi, beberpa polisi datang untuk meminta keterangan.
" Apa kami bisa meminta keterangan ".
" Pak, sebaiknya besok saja. Kondisi istri saya masih belum bisa dimintai keterangan ".
" Tapi ini dilakukan agar kami dapat mengusutnya dengan cepat ".
" Saya mengerti pak, tapi mungkin tidak bisa. Istri saya mengalami Amnesia ".
Penjahat itu kemungkinan tidak bisa ditemukan. Melihat posisi Bahar yang sedang dipenjara tidak memungkinkan untuk mencurigainya. Apa ada musuh Adhara lainnya yang membenci dia.
Keluarga pun datang, Altair menjelaskan kondisi Adhara. Namun semua tak mempercayai kondisi Adhara.
" Sudah Altair, dia hanya berbohong kepadamu " ucap Bunda.
Keluarga Adhara tak ada yang membelanya. Terlihat Adhara yang bangkit dari kasur menghampiri semuanya.
" Maaf kalian siapa ?" tanya Adhara.
" Bisa-bisanya dia membuat omong kosong ini. Maafkan bunda nak, cepat ceraikan dia ". Ucap Bunda.
Adhara yang bingung pun semakin bertanya-tanya pada ingatan yang tak muncul.
" Bunda " ucap tegas Altair.
" Pilih ibu yang melahirkanmu atau wanita yang hanya memanfaatkanmu ".
" Bunda, tolong mengerti Adhara. Dia benar-benar amnesia, dia tak ingat dengan Altair, kalian semua apalagi pernikahan ini. Altair tak bisa menceraikannya, Altair akan ada buat Adhara ".
Adhara yang semakin bingung, disusul ada rasa sakit kepalanya membuat Adhara pun jatuh pinsan. Altair yang panik pun memanggil dokter.
" Ayah, Bunda, Abah, Ami, dan semuanya bila kalian memang tak percaya bahwa Adhara lupa ingatan tak papa. Altair mengerti kalian kecewa terhadap Adhara tapi Altair yang sekarang menjadi suaminya akan selalu ada untuk Adhara dan tak bakal Altair melepas gengaman.
Semua hanya terdiam, meilihat ketulusan dari Altair. Apa Adhara dapat merasakannya. Sudah 3 hari dirumah sakit, kini Adhara akan rawat jalan dirumah. Kembali ke batalyon.
" Ini rumah siapa ? ".
" Ini rumah kita berdua ".
Melihat sekeliling dan tertujuh pada foto pernikahan yang terpajang.
" Kamu, memang suamiku ? " sambil melihat Altair.
Altair yang tak terbiasa pun kaget mendengar Adhara seperti itu.
" Ya aku suamimu ".
Beberapa ibu persit dan ibu komandan pun menjenguk Adhara.
" Bagaimana kabarnya? ".
" Baik, maaf sebelumnya apa pernah bertemu sebelumnya ? ".
Semua kaget mendengar pernyataan Adhara. Altair pun langsung menyuruh Adhara masuk kekamar untuk istirahat.
" Sebelumnya, terima kasih ibu komandan dan ibu-ibu lainya yang sudah menyempatkan kemari. Maaf bu, saya menyuruh Adhara untuk ke kamar. Prihal kondisi istri saya yang ibu-ibu sudah lihat barusan, dia mengalami lupa ingatan akibat benturan keras yang didapatkan dikepala bagian belakang. Jadi ingatan tentang dulu sama sekali tidak ingat, mohon pengertiannya ya bu ".
Kondisi Adhara membuat ibu- ibu persit khawatir dan mendoakan agar cepat kembali ingatan Adhara. Tantri yang mengetauhi kondisi sahabatnya itu tak henti menangis sambil berusaha mengingatkan.
" Adhara, ini Tantri sahabatmu. Ingat kan kamu selalu panggil aku BeeTaN ".
Adhara yang masih belum ingat dan hanya menggelengkan kepala.
Assalamualaikum
Selamat membaca, jangan lupa vote, komen dan share Terima Kasih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Penyatuan Takdir Tuhan
RomansaDua insan yang bertemu tak sengaja diawali dengan kebencian akankah mereka dapat mempertahankan cinta mereka ? Altair beprofesi sebagai seorang tentara Angkatan Darat. Sholeh, pintar, bijak, berparas rupawan membuat kaum hawa tertarik dengannya. " A...