Ke-66

238 24 0
                                    

Setelah beberapa waktu melaksanakan serangkaian pembekalan di PMPP tibalah hari ini Altair akan berangkat tugas selama 1 tahun kedepan.

Hari sebelum keberangkatan, Altair mendapatkan hari libur dan mempersiapkan beberapa hal untuk dibawa ke Lebanon. Adhara membantu mempersiapkan semuanya dari pakaian, alat sholat, alat mandi, obat-obatan, dan kebutuhan lainnya.

" Kemarin aku belikan jaket mas, pertengahan 2 bulan lagi masuk musim dingin disana " sambil tersenyum.

Altair merasakan kesedihan Adhara yang ditutupi. Dari kemarin banyak saudara dan orang tua yang berkunjung jadi mereka berdua tak bisa mencurahkan kesedihan untuk berpisah sementara waktu.

" Adhara " memegang tangan Adhara lalu memelukknya.

" Adhara bakal kangen, maaf ya selama 1 tahun pernikahan kita aku belum jadi istri yang baik. Selamat 1 tahun pernikahan " ucap Adhara.

Tepat hari ini 1 tahun pernikahan mereka. Altair begitu tersentuh dengan ucapan Adhara yang sangat romantis dengan badannya yang gagah dia memeluk Adhara dengan erat hingga membuat Adhara sulit bernafas.

" Selamat 1 tahun pernikahan, maaf gak bisa kasih hadiah apa-apa " Altair.

" Sapa bilang, ini hadiahnya " menunjukkan paspor keberangkatan.

" Hahaha, kalau kondisi disana gak berbahaya kamu ke Lebanon ya ".

" Enggak ah males nanti ketemu sama yang namanya Lettu. Altair. Orang paling cerewet dan manja ".

" Ya gak papa lah manjanya sama istri sendiri " memeluk Adhara dari belakang.

" Ihhh gak adil. Kalau di luar garang kaya raja hutan di rumah kaya kucing anggora " cemberut Adhara.

" Maaf sayang ku yang cantik tapi paling cuek. Yah gagal deh tahun ini " tiba-tiba mengeluh.

" Gagal apa mas ? " tanya dengan bingung.

" Maunya ngajak kamu ke Belitung untuk merayakan 1 tahun pernikahan maaf ya jadi batal ".

" Haduh aku kira apa mas, Belitung toh aku juga udah pernah tau. Gak usah nyesel gitu atau aku aja gantikan mas ke Lebanon ".

" Iya..iya ibu persitku, mas janji akan selamat dalam tugas dan kembali ke tanah air dengan selamat ".

" Adhara akan selalu mendoakan keselamatan mas, mas jangan khawatir apapun yang terjadi nanti Adhara sudah siap lahir dan batin menerima keadaan mas. Terpenting mas laksanakan tugas dengan jujur, Adhara sayang sama mas ".

Mendengar itu Altair kini lega dan tak merasa khawatir lagi untuk meninggalkan Adhara.

Di Halim Perdanakusuma. Semua prajurit yang berangkat diberikan pengarahan dan pelepasan dari presiden Indonesia.

Setelah semua itu, diberikan waktu selama 15 menit untuk berpamitan kepada keluarga. Adhara, Orang tuanya dan mertuanya pun ikut mengantar Altair.

" Jaga diri baik-baik ya Adhara, belajar yang giat sampai ketemu tahun depan. Titip Ayah dan Ibu ya " ucap Altair.

" Jaga diri juga mas, Adhara menunggu mas sampai kembali ke tanah air ".

Di sisi seperti ini sangatlah berat, mungkin banyak orang mengira menjadi istri tentara itu enak. Tidak semudah yang dibayangkan dari sebelum menikah banyak yang harus dilalui, setelah menikah pun dari menjaga kehormatan diri sendiri sampai kehormatan suami. Namun itulah kebanggaan tersendiri dari seorang istri tentara.

Beberapa bulan kemudian...

Tinggal sendiri di rumah dinas. Hari-hari dilalu dengan kuliah, belajar, mengurus bisnis yang sudah dirintisnya dari dulu, menghadiri kegiatan persit, dan lain-lainnya.

Tak terasa sudah 4 bulan dari penugasan Altair walau tak setiap hari mendapatkan kabar namun di sela-sela kegiatan Altair yang padat sebagai komandan regu tak membuat ia melupakan istrinya.

" Lagi apa dek ? ".

" Ini lagi catat pengeluaran bulan ini ".

" Dek, kemarin kamu kok gak pakai uang yang mas kasih ".

" Ya gak ada yang harus dibeli juga, paling cuma kebutuhan rumah sisanya Adhara tabung untuk kedepannya ".

" Beli apa gitu muh. Baju, tas, sepatu atau apa gitu. Walau adek punya uang sendiri kalau beli kebutuhannya adek pakai gaji mas aja ".

" Ya mas bawel, ah pagi-pagi udah bawel aja. Oh ya mas besok aku izin ya keluar sama teman-teman kuliah ".

" Ya hati-hati jangan pulang malam ".

" Siap komandan " sambil tertawa.

" Gimana kondisi disana mas, lancar terus kan patrolinya ".

" Lancar terus dek, oh ya beberapa hari ini mas ditempatkan di sekolah. Anak-anak disini pada ceria-ceria loh besok mas kasih foto mereka ya ".

" Wah pasti anak-anak itu pada semangat belajarnya. Mas hebat banget sudah jadi pasukan perdamaian jadi relawan pendidik pula banggalah aku " sambil tertawa.

" Ya dong apalagi yang utama jaga si bos naga ini " sambil tertawa.

Adhara memasang wajah cemberut, Di sana Altair tak tahu bahwa ada adik asuhnya yang masuk ke kamar.

" Wah singa takluk dengan pawangnya " ucap adik asuh.

" Apa kamu bilang ".

" Siap salah bang " tertawa kecil.

" Keluar sana ".

Betul kata Adhara bahwa Altair ini kalau sudah dekat dengannya selalu seperti kucing anggora.

Assalamualaikum
Semoga kabar kalian sehat semua
Jangan lupa vote, komen dan share.
Terima Kasih

Penyatuan Takdir TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang