ke-22

260 17 0
                                        

POV Altair

Impian menjadi tentara sudah melekat dalam diri, ingatan masih jelas dulu setiap ada parade atau kegiatan lainnya tak pernah luput mengenakan seragam loreng dan alhamdulillah kini impian terwujud.

Awal mula berkarir di TNI sudah hampir beberapa kali aku pindah tugas tapi hal wajar dan lumrah. Sempat menjalankan tugas, dikirim ke berbagai tempat luar pulau hingga bertugas ke Lebanon.

Tapi masih belum puas karna ada janji yang akan segera laksanakan yakni masuk Kopassus untuk menyandang baret merah. Memang tak mudah tapi harus yakin dan mampu menyandang baret merah.

" Letda. Altair tolong persiapkan semuanya kita akan segera meluncur ke perbatasan ".

" Siap Ndan ".

Point utama menjadi seorang prajurit yakni ketulusan yang suci. Siap ditugaskan disegala medan itulah kami tak ada kata tidak siap dalam hal panggilan ibu pertiwi.

Medan yang berat tapi bagi kami tak ada namanya medan berat, apapun demi negeri ini kami akan lakukan hingga sekalipun nyawa akan kami berikan.

" Jalak saya perintahkan kamu menjadi ķomandan tim A semua pergerakan dari depan itu tanggung jawabmu ".

" Siap ndan ".

" Lakukan yang terbaik bawa sandra dengan selamat setiap pergerakan kalian akan dibantu dari atas bukit oleh tim B dan beri sinyal terus, mengerti ".

" Siap mengerti ".

Untuk sementara waktu ini aku akan menghilang demi kesuksesan sebuah tugas " ya tuhanku berilah kami perlindungan dan kemenangan demi ibu pertiwi jadikanlah keringat kami yang menetes sebagai api yang membara berilah kepada keluarga kami kekuatan semoga kami dapat menjalankan tugas dengan baik ".

Pov Adhara

Menemani ami berbelanja di pasar, pasar yang pernah menjadi kekuasaan ku. Kaget dan heran melihatku begitu dekat dengan ami.

Mantan preman dan ami, menantu di keluarga yang terpandang dan dihormati.

" Bos Naga " dengan kegembiraan.

Tak kujawab.

" Makasi atas kiosnya saya sekarang bisa berjualan bos naga ".

Melihat senyum ami membuatku bertanya-tanya seakan ami tak malu.

" Ami bangga sama kamu nak, mungkin ami yang salah tidak melihat dari sisi pandangmu dan ami terlalu mendengar omongan orang tidak mendengarkanmu ".

" sudah lah ami lupakan saja ".

Para pedagang pun bertanya siapa aku sebenarnya setelah menjelaskan beberapa hal mereka terkejut bahwa aku cucu Kyai Komar.

Mereka tau aku ketua preman mempunyai banyak anak buah tapi tak menjadikan kekuasaan itu untuk pribadiku saja mereka semua berterima kasih telah menjaga pasar ini walaupun aku sudah tak ada lagi urusan pada pasar aku berpesan dengan mantan anak buahku. Pesan itu yang selalu aku ingatkan kepada mereka.

" Kalian boleh ambil uang ke pedagang tapi uang itu untuk keamanan jadi kalau di pasar ini ada satu aja pencurian kalian jangan pernah meminta uang ke amanan dan jangan pernah memaksa kalau mereka gak bisa bayar cari alasannya mereka gak bisa bayar terus masukkan ke catatan bulan depan serta pengihan gak ada kekerasan mereka itu keluarga kita ".

Assalamualaikum, teman-teman semua di manapun berada. Jaga kesehatan dan selalu bahagia 🥰

Jangan lupa ikuti kisah selanjutanya
Vote, share, komen dan follow ya terima kasih

Penyatuan Takdir TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang