Ke-57

248 20 1
                                    

Tepat 4 bulan pernikahan dan hari ini pun Altair akan kembali dari latihan. Rasa rindu pada diri Adhara tampak jelas, semua rumah sudah dia rapikan untuk menyambut suaminya tersebut. Beberapa makanan dan kue dia oleh Adhara sendiri.

" Mas Altair pasti suka " menata beberapa hiasan.

" Aduh udah jam segini, aku harus siap-siap " ucap Adhara.

Pukul sudah menunjukkan 4 sore, semua ibu-ibu persit menyambut kedatangan para suami mereka yang pulang dari latihan.

Mencari-cari keberadaan Altair, namun tak kunjung ditemukan.

" Mas Altair kemana sih " celingukan melihat kanan dan kiri.

Bang Rohim berserta istrinya menghampiri Adhara.

" Nyonya Altair ".

" Ya ".

" Nunggu Lettu. Altair ya, oh ya tadi dia sudah turun duluan katanya mau langsung kerumah orangtuanya, mertua mbak Adhara. Jadi gak usah ditunggu mbak katanya malam pulangnya ".

" Oh begitu ya, makasi ".

Perasaan kecewa namun Adhara cepat-cepat menyingkirkan perasaan itu.

" Ah mungkin saja ada hal penting hingga tak sempat langsung mengabari ku ".

Pukul menunjukkan 19.00 namun Altair pun belum datang juga. Melihat kue yang sudah dipersiapkan dan beberapa masakan. Akhirnya Adhara memutuskan untuk menyusul Altair.

" Ya udah deh aku susul aja " Ucap Adhara.

Memesan ojek online dan langsung menuju ke rumah Altair.

" Semoga ayah, bunda dan Altair suka dengan masakanku ".

Beberapa menit kemudian Adhara sampai di kediaman rumah orang tua Altair. Keadaan cukup ramai ada beberapa mobil terparkir disana.

" bunda, ini sudah melewati batas. Bagaimanapun sampai saat ini Altair dan Adhara masih sah menjadi suami istri " Ucap Altair.

" Bunda mungkin dulu sayang dengan dia tapi semenjak kamu diperlakukan seperti itu hati seorang ibu mana bila anaknya hanya dinikahi diatas perjanjian ".

" Adhara bukan yang dulu, sekarang dia sudah berubah ".

" Altair, kamu yang paling tua disini. Dan kamu tentara, orang ngomong apa nantinya kalau punya istri seorang preman " paman.

" Ceraikan dia ".

" Cukup " bantah Altair.

" Apa yang dibilang pamanmu benar, mungkin dia anak dari Ustadz tapi sama sekali tak mencerminkan akhlak yang diajarkan oleh orang tuanya, sudah pisah saja kalian lebih baik " Ayah.

" Kenapa kalian tak percaya dengan Adhara, beri kesempatan padanya " mohon Altair.

" Percaya, ini lihat selama satu bulan kamu gak ada, ini yang di bilang lupa ingatan " ucap ayah.

Beberapa foto Adhara yang tengah bersama beberapa anak buahnya. Semua kebencian yang tertuju terhadap Adhara membuatnya jatuh pinsan.

" Adhara". Altair yang cemas pun berusaha membangunkan Adhara namun tak kunjung bangun.

Kecemasannya pun membuat Adhara di larikam ke rumah sakit.

" Dok tolong istri saya, dia tiba-tiba pinsan ".

" Silahkan tunggu diluar ya pak ".

Sudah setengah jam Adhara didalam dan belum keluar-luar.

" Dok bagaimana keadaan istri saya ?".

" Pasien baik-baik saja kemungkinan karna ada tekanan di pikirannya membuat kehilangan kesadaran, anda boleh masuk untuk melihat istrinya ".

Nampak Adhara yang tengah duduk di atas kasur.

" Adhara sebaiknya kamu istirahat ".

" Aku ingat semuanya " ucap Adhara.

" Aku ingat siapa aku, apa yang sudah ku perbuat terhadap keluargaku, apa yang aku perbuat kepadamu dan keluargamu ".

" Adhara sudahlah ".

" Maaf, maaf " meneteskan air mata.

" Kamu gak salah, kita baik-baik saja. Pernikahan kita baik-baik saja kok " menghibur.

Adhara pun bangkit dari kasur, Altair pun langsung mencegatnya dengan memeluk Adhara dari belakang.

" Kamu mau kemana, jangan pergi " ucap Altair.

Adhara yang berusaha menahan air mata.

" Tolong biarkan aku pergi untuk sementara waktu ini ".

Adhara pun berbalik badan. Tangannya kini memegang pipi Altair sambil mengelus-elus.

" Apapun yang terjadi diantara kita, maaf..maafkan aku ".

Assalamualaikum...
Gimana nih partnya, semoga menarik
Tunggu selanjutnya
Vote, komen, dan share... Terima Kasih.

Penyatuan Takdir TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang