Libur musim dingin begitu panjang. Banyak mahasiswa dari Indonesia pulang tahun ini. Teringat bulan nanti Altair berulang tahun ke 27. Setelah menimbang Adhara berniat untuk ke Indonesia tanpa memberi tahu Altair.
Penerbangan pagi dari Korea-Jakarta memakan waktu kurang lebih 6 jam dengan maskapai garuda indonesia.
" Hihihi pasti nanti terkejut " sambil senyum-senyum.
Seperti biasa sebelum berangkat menyempatkan membeli beberapa oleh-oleh untuk Altair itu pun tak banyak setidaknya bisa dibagikan oleh rekan-rekan Altair disana.
Melihat dari jendela ke indahan dari atas sungguh Allah maha besar. Perjalanan yang cukup panjang membuat Adhara tertidur. Untungnya tak harus transit di negara lain. Tibalah sebuah Announcement untuk memasangkan sabuk karna pesawat dalam beberapa menit lagi akan landing. Mendarat begitu mulus tanpa ada goncangan tibalah di Jakarta pukul 15.00 WIB.
Mengambil koper di bagasi tak begitu banyak yang dibawa oleh Adhara namun kebanyakan oleh-oleh. Mencari taksi menuju hotel karna perjalan akan dilanjut esok hari. Mandi, sholat, dan makan rasanya legah sudah melakukan kegiatan itu. Tiba-tiba Altair menelpon Adhara yang tertawa kecil pun tak mengangkatnya.
Mengambil hp dan mencari informasi dari mata-mata. Dia dulu anak asuh Adhara yang kini jadi tentara.
" Hallo Firman " SMS Adhara.
" Hallo kak, udah sampai ? ".
" Udah, besok berangkat ke Ambonnya penerbangan jam 05.00 WIB. Mas Altair ada disana kan ? ".
Mengirim foto, terlihat Altair begitu murung. Jarak Firman dengan Altair tak twrlalu dekat
" Bang Altair cemberut aja dari tadi mbak. Lihat hp terus. Ya udah mbak kalau udah sampai Ambon kabari ya ".
" Ok makasi ya, sorry ngerepotin ".
" Sans mbak " emot senyum.
Keesokan harinya berangkat dari Jakarta meuju Ambon dengan transit terlebih dahulu di Makkasar. Sekitar ada 3 jam transit Adhara memutuskan untuk ke rumah teman lamanya setidaknya lebih enak dari pada menunggu di bandara Hasanuddin sendirian. Mendapat kabar dari Firman bahwa nanti sore Altair akan melatih bela diri tentara untuk para remaja pertama yang baru masuk kesatuan.
Penerbangan pun dilanjutkkan akhirnya perjalanan sampai. Terlihat Firman melambaikan tangan.
" Mbak " menghampiri Adhara.
" Wih pak tentara makin keren aja ".
" Siap, terima kasih mbak ".
Firman terlebih dahulu mengantar Adhara ke hotel yang telah di pesan dan menunggu Adhara mandi dan sholat.
" Berapa lama dari sini ? " tanya Adhara.
" Gak terlalu jauh mbak sekitar 30 menit kok ".
" Dia ada di batalyon kan ? " tanya Adhara.
" Ada mbak, aku juga suruh adik asuh kepercayaanku mantau kok ".
" Ohh udah punya anak buah aja nih " goda Adhara.
" Hehehe enggak mbak. Adik beda satu tingkat aja ".
Sampailah di gerbang batalyon dan seperti biasa pengecekan identitas diri.
" Izin bang ".
" Oh, Firman. Wah bawa calonnya ya ".
" Siap bukan bang. Istrinya Lettu. Altair " ucap Firman.
Penjaga itu terlihat tak percaya. Kami pun masuk menuju lapangan hijau yang ada di tengah-tengah Batalyon. Terlihat dari jauh sedang ada latihan tapi belum melihat Altair.
" Mbak itu, bang Altair " tunjuk Firman.
" Hehehe iya " senyum lebar.
Terlihat banyak sekali warga Batalyon ada disana. Banyak juga anak-anak kecil selain itu juga dari luar Batalyon pun pada berolahraga sore disini. Turun dari mobil beberapa orang melihat Adhara. Menganggukan kepala dan tersenyum.
" Cantik banget " puji seorang ibu persit.
Beberapa ibu-ibu menatap Adhara penasaran dan banyak juga memuji kecantikan Adhara. Melihat dari kejauhan walau jaraknya lumayan jauh dari pinggir lapang tapi bisa terdengar suara lantang dan membuat terpesona itu mata tajam Altair. Sudah hampir 30 menit duduk di pinggir lapangan memang betul-betul fokus Alatair melatih hingga Adhara yang memperhatikan dari tadi pun tak melihat Altair menoleh ke arah pinggir lapangan. Pandangannya hanya fokus ke para tentara yang sedang di latihnya.
Firman mengajak Adhara untuk lebih dekat.
" Mbak, disana aja soalnya bentar lagi istirahat jadi biasanya bang Altair ngambil minum. Itu tasnya ".
Tersenyum kecil, karna tas itu Adhara yang membelikannya sebagai hadiah berangkat ke Lebanon tahun lalu. Lebih dekat dengan jarak Altair duduk bersama gadis remaja yang ternyata fans Altair.
" Tuhan, aku harap kak Alatir jodohku " ucapnya dengan tersenyum berharap.
" Ih apaan sih loh masih kecil. Dia iti jodoh ku " rebut teman di sampingnya.
Ada sekitar 7 gadis yang tengah menanti Altair. Adhara awalnya hanya membulatlan mata seakan tak percaya tapi lama ke lamaan dia tertawa kecil.
" Mbak, gak cemburu kan " khawatir Firman.
" Shuttt pelan-pelan. Ngapain juga toh aku dah menikah sama dia. Aku percaya sama dia " jawabnya.
Masih tak sadar gadis-gadis itu kalau wanita yang tengah duduk bersamanya adalah istri Altair. Datang juga beberapa ibu-ibu yang juga ingin menjodohkan Altair membuat Adhara semakin berusahan menahan tawanya.
Latihan akhirnya selesai, Altair dan seorang temannya menuju kesini. Adhara hanya memandang Altair sambil duduk, terlihat mereka masih asik mengobrol. Namun, pandangan mata Altair mengarah ke Adhara. Terkejut terlihat dari responnya yang membulatkan mata dan langsung lari ke arah Adhara.
Beranjak dari duduk hanya tersenyum melihat tingkah suaminya yang berlari begitu cepat dan memanggil nama Adhara tak percaya bahwa ada disini.
" Brukk " suara tabrak tubuh Altair dengan Adhara.
Memeluk Adhara hingga mengangkatnya. Adhara kesal dengan tingkah suaminya yang membuat malu karna semua orang sudah melihat mereka.
" Aargghhh kapan pulang, kok bisa disini sih. Kangen banget " ucapnya yang memeluk kembali Adhara.
Senyum bahagia Altair melihat istrinya ada disini.
Assalamualaikum...
Hehehe siapa nih yang pernah ngalami kejadian kayak gitu...
Jangan luoa vote, komen dan share ya ke teman-teman
TERIMA KASIH

KAMU SEDANG MEMBACA
Penyatuan Takdir Tuhan
RomanceDua insan yang bertemu tak sengaja diawali dengan kebencian akankah mereka dapat mempertahankan cinta mereka ? Altair beprofesi sebagai seorang tentara Angkatan Darat. Sholeh, pintar, bijak, berparas rupawan membuat kaum hawa tertarik dengannya. " A...