Ke-54

233 19 2
                                    

Kegiatan rutin persit diadakan, Adhara pun turut hadir mengikuti kegiatan tersebut. Kegiatan olahraga sore, banyak anak-anak kecil dan persit lainnya saling bencengkrama setelah olahraga sore selesai.

" Mbak gimana sekarang sudah membaik, semoga cepat sembuh ya ".

" Mbak, tenang aja kami akan membuat mbak nyaman dan kami juga akan membantu ingatan mbaknya kembali ".

" Terima kasih bu atas perhatiannya, maaf bila saya masih belum mengingat nama ibu-ibu disini ".

" Tidak apa-apa mbak anggap saja mbaknya baru masuk kesatuan disini ".

Hangatnya kekeluargaan yang didapat Adhara membuatnya semakin percaya diri. Selain itu ada sahabat yang selalu bersamanyan dan membantu mengingat kembali ingatan yang hilang.

" Adhara, kita berdua pernah janji loh. Pada saat tua bila ingatan salah satu diantara kita hilang yang satunya akan selalu mengingat dan berusaha memberi ingatan itu. Aku sebagai sahabatmu akan terus berusaha sampai ingatanmu pulih ".

" Niken terima kasih ya, maaf kalau sampai saat ini aku masih belum ingat tentang dirimu ".

" Gak papa Adhara pelan-pelan ingatanmu akan kembali kok, semangat kita semua ada untuk kamu ".

Altair yang melihat dari jauh senyum Adhara sangat bahagia.

" Semangat dan terus berdoa ya Lettu. Altair, insyaallah istrimu cepat kembali ingatannya " ucap komandan.

" Siap ndan terima kasih atas doa dan dukungan untuk keluarga kami ".

Malam harinya Adhara pun di ajak Altair jalan-jalan di kota. Selain tak mengingat orang, Adhara pun tak mengingat daerah ini.

" Bos Naga " ucap seseorang.

Adhara yang bingung pun menoleh ke kanan dan kiri.

" Bos, ini saya Juki anak buah bos. Alhamdulillah bos sekarang saya punya kios bentar lagi mau nambah ini berkat bos semua ".

" Bos siapa, siapa yang kamu maksud ".

" Aduh saya lupa, mbak Adhara. Hehehe kebiasaan masih panggil bos Naga ".

Adhara pun langsung bertanya kepada Altair.

" Apa hubunganku dengan Bos Naga ? Siapa dia ? ".

Pertanya itu membuat mantan anak buah Adhara pun ikut bingung.

" Nanti dirumah saya jelaskan, mari mas kami duluan ".

Disebuah pusat perbelanjaan.

" Mau main itu gak " tanya Altair.

" Boleh... boleh ayok main ".

Mereka berdua pun bermain di time zone, kebahagian terpancar diwajah mereka berdua. Altair selalu menggandeng tangan Adhara tak sekalipun melepaskannya.

" Altair aku boleh beli itu gak? " menunjuk manisan kapas.

" Boleh, saya belikan ya. Tunggu disini".

Antrian cukup ramai, sesekali Altair melihat Adhara untuk memastikan keberadaanya.

Saat Altair selesai membayar, Adhara tak ada dikursi tersebut. Altair pun tanpak khawatir dengan keberadaan Adhara.

" Adhara...Adhara...Adhara ".

Ternyata Adhara bermain bersama Baim.

" Tante, dulu pernah ngajak baim dan lainnya main kesini. Tapi gak papa tente masih lupa ya, tenang ada Baim dan lainnya yang akan jaga tante ".

Adhara pun memeluk Baim, serta seketika kepala Adhara pusing dan menampakkan ingatan pelukan dari seorang laki-laki namun disitu ia membenci laki-laki itu.

" Tante...tente gak papa kan " Baim.

" Adhara, gak papa kan " Altair.

" Hah... aku gak papa hanya pusing sekali kepalaku ".

" Bang, kami pamit duluan " ucap Altair.

" Ya hati-hati ".

" Mas kita pulang juga, biar aku bantu mbak Adhara ".

" Gak papa mbak saya hanya pusing sedikit, biar pulang sama mas Altair saja ".

Altair dan Adhara pun pulang, sepanjang jalan Adhara selalu ditanya untuk dibawa kerumah sakit.

" Aku ingin pulang saja ".

Dirumah Adhara membaringkan badannya di kasur, Altair yang duduk di sampir Adhara menyiapkan obat.

" Apa masih pusing ? ".

" Sudah mendingan kok, gak papa hanya pusing sedikit " sambil mengelus-elus pipi Altair.

Altair yang tergoda pun mendekati Adhara, jarak mereka berdua pun sangat dekat. Altair pun langsung memepuk-nepuk pipinya.

" Sadar Altair, sadar ".

Adhara yang mengira akan di cium Altair pun merasa malu.

" Kamu istirahat ya ".

Tangan Alrair pun ditahan Adhara.

" Kamu gak istirahat disini, jugaan lukaku sudah membaik ".

" Ehhh, saya masih ada kerjaan yang harus diselesaikan. Takut menggangu kamu ".

" Ya udah jangan terlalu capek ya, selamat istirahat juga ".

Assalamualaikum
Selamat membaca, jangan lupa vote, komen dan share Terima Kasih.

Penyatuan Takdir TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang