Ke-70

233 19 0
                                    

Berjalan menuju barak. Beberapa kaum hawa sering mengamati Altair dan terlihat kini telah berani memberi sapaan.

" Selamat sore " sapa para remaja itu dan ibu-ibu.

" Selamat sore semua, sore bu " ucap Altair yang ramah.

Memberikan makanan dan jus kepada Altair. Tak enak menolak Altair pun menerimanya. Berjalan kembali masuk ke dalam barak.

" Adek asuh " panggil Altair.

" Siap bang ".

" Sudah makan ? ".

" Siap, belum bang ini mau beli makan di luar ".

" Oh kalau gitu ini untuk kamu sama yang lain ya soalnya banyak kebetulan saya sudah kenyang ".

" Siap bang makasi nanti saya bagikan ke yang lainnya ".

Mandi, cuci baju, bersih-bersih kamar. Adhara pun menelpon.

" Assalamualaikum " sambil mengeja.

" Waalaikumsalam, bos ku. Ada apa tumben telpon ".

" Ih masa gak boleh telpon. Mau nunjukkin sesuatu ".

Menara Namsan Seoul Tower.

" Wah keren itu dek gak kesana ? ".

" Hemm enggak, cuma bisa lihat dari bawah aja. Tapi gak papa sih setidaknya bisa lihat menaranya pasti kalau lihat kota seoul dari menara itu bagus banget ".

" Gimana pamerannya ? ".

" Ini lagi di pameran ".

Menunjukkan suasana pameran. Entah hari yang begitu melelahkan membuat Altair hingga tertidur. Adhara pun mematikan telpon.

" Pasti mas capek sampai-sampai suaraku sebagai penghantar tidurnya ".

Beberapa minggu kemudian. Tanggal 17 Agustus, Batalyon mengadakan lomba-lomba antar prajurit, ibu persit. Altair juga turut ikut dalam panitia acara tersebut.

" Lettu. Altair ".

" Siap ndan ".

Komandan Batalyon memanggil Altair. Mereka melakukan beberapa percakapan yang dibahas. Mengetauhi Altair bisa mengaji dan ceramah, komandan menugaskan untuk mengisi sebagai penceramah minggu depan dalam rangka tasyakuran kemerdekaan.

" Baik ndan nanti saya akan susun materinya " ucap Altair.

Terlihat di tribun sebelah para ibu persit beserta putrinya menatap Altair begitu mempesona. Para petinggi pun menggoda Altair sampai-sampai ada yang mau menjodohkannya.

" Itu, pilih mau jadi menantunya siapa " goda Komandan.

" Iya tinggal pilih aja " Komandan lainnya.

" Belum punya pacar kan udah jauh-jauh dari jawa cari jodoh disini gak papa " Mayor Bagus.

" Siap ndan, tidak bisa " jawab Altair.

" Lah kok gak bisa kan belum punya pacar ".

" Siap ndan, memang gak punya pacar tapi punya istri ndan ".

" Lah udah punya istri. Loh kapan nikah ?, istrimu mana, gak ikut kesini " terkejut.

" Siap ndan, alhamdulillah udah nikah kurang lebih 2 tahun. Istri kebetulan lagi kuliah di Korea jadi gak bisa mendampingi saya dinas di sini ".

" Owalah saya kira belum punya istri. Gak pakai cincin sih, kuliah jurusan apa istri ? " ucap Komandan.

" Hehehe gak bisa pakai cincin ndan, istri ambil Farmasi. Kuliahnya itu di Unpad tapi yang kuliah di korea itu istri lagi pertukaran mahasiswa ".

Percakapan itu hanya terdengar di kalangan para komandan namun tak sampai di sebelah. Para pengagum Altair masih terpesona dan berharap dengan Altair. Saat asik mengobrol dengan para petinggi satuan Adhara menelpon Altair. Karna tak enak mengangkat telpon di depan para komandan Altair mematikan panggilan.

" Diangkat saja sapa tau penting. Santai aja ini loh hari santai. Siapa yang telpon ? " Komandan satuan.

" Siap, istri ndan ".

" Telpon balik cepat kasihan istrimu udah jauh pula " suruh komandan.

Altair pun menelpon Adhara.

" Assalamualaikum " ceria Adhara.

" Waalaikumsalam. Hallo suamiku, hihihi ".

" Apa dek ? Lagi apa ? ".

" Lagi siap-siap, loh kok berisik memangnya lagi ada acara apa ? ".

" Lagi 17 agustusan, udah makan? ".

Memperlihatkan sebuah lapangan yang telah di hiasi pernak-pernik merah putih.

" Besok mau ada lomba jadi ini lagi mempersiapkan semuanya " memasang wajah imut.

Altair hanya mendengarkan dan tersenyum yang melihat istrinya sedang ceriwis tiada henti. Senyum Altair malah membuat orang disana malah terpesona.

" Arrghh bisa gila aku lihat senyumnya Lettu. Altair " ucap seorang wanita.

" Meleleh rasanya, semoga belum ada yang punya. Fix jodoh gue " ucap teman wanita itu.

" Ihh loh jangan nyamber ikutan dong. Kak Altair fix jodoh gue ".

Telphone selesai, beberapa ibu-ibu persit menarik Altair dan meminta foto bersama. Modus ibu-ibu juga memberikan selembar kertas dengan no hp putri mereka kejadian ini membuat para bapak-bapak tertawa.

Acara begitu meriah dalam hati Altair.

" Andaikan kamu ada disini dek " ucapnya.

Assalamualaikum semuanya....
Apa kabar, wah penulis kangen nih dengan kalian. Hihihi setelah sekian lama penulis bertapa akhirnya update juga....
Makasi ya udah nunggu cerita ini.
Tunggu part selanjutnya dan makin seru...
Jangan lupa vote, komen, dan share
Terima kasih

Penyatuan Takdir TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang