Ke-64

255 22 0
                                        

Adhara yang tak menyadari sudah mengatakan yang sebenarnya. Altair begitu terlihat tersenyum lebar dan dia juga pun meneteskan air mata.

" Makasi Adhara, aku janji bakal jaga kamu " Altair.

Semua keluarga pun melihat dan saling berpelukan. Adhara pun langsung mengerutkan wajahnya dan mengahmpiri keluarga yang dari tadi bergembira.

" Opa, apa ini rencana opa ? " ucap Adhara.

" Hehehehe salah satunya, tapi yang utama buat rencana itu bundanya Altair dan Ami ".

Melihat 2 wanita yang tersenyum ke arahku. Aku langsung dipeluk dan menangis sambil meminta maaf. Aku pun digandeng oleh kedua wanita yang aku cintai.

" Maafkan Ami sayang, harus menamparmu, tak menganggapmu sebagai anak, tak disamping Adhara waktu kejadian itu. Ini semua untuk Adhara, cuma ini jalannya ".

" Maafkan bunda juga ya sayang, buat Adhara sedih dan cemburu. Memang bunda waktu rau surat perjanjian itu sangat kecewa dan bunda langsung mengabari Ami tapi bunda sadar bahwa sebenarnya pernikahan kalian bisa diselamatkam karna kalain saling mencintai. Sebenarnya itu semua sudah direncanakan, biar Adhara mengatakan semuanya bunda yang meminta Hanifa untuk membantu rencana Bunda. Sampai kapanpun kamu itu menantu dan anak perempuan  satu-satunya bunda ".

Mendengar itu Adhara langsung menatap Altair dengan tajam.

" Sayang, Altair gak tau tentang rencana ini. Semoga kalian bahagia " ucap Opa.

Kangen banget dengan Opa, semuanya pun ikut terharu. Adhara terdiam dan menitihkan air mata. Meminta maaf atas semua kesalahan yang pernah dibuatnya.

Kini kepercayaan sudah kembali didapatkan oleh Adhara sepenuhnya. Rasa bahagia dan terharu sudah tak bisa di gambarkan lagi. Semoga ini awal yang baik.

Hari yang semakin larut dan semua keluarga menyuruh untuk menginap di rumah kakek. Kamar yang lama sudah tak ditempati. 2 bulan lagi pernikahan Adhara dan Altair memasuki umur 1 tahun.

Semua perjalanan pernikahan yang hampir saja di ujung tanduk mengalami sebuah perpisahan. Berkat keyakinan dan kehendak tuhan semuanya menjadi baik-baik saja. Semoga pernikahan mereka selalu bahagia.

Didalam kamar terjadi kecanggungan antara dua manusia ini.

" Ehh Altair " Adhara.

" Ya Adhara " gugup.

" Gak ganti baju, kayaknya bajumu ada di lemari. Bentar aku cari dulu " mencari baju.

" Oh ya aku ganti dulu ya " Altair.

Mengganti baju di kamar mandi.

" Aduh kok canggung banget sih, apa dia tidur disebelahku lagi. Tapi wajar sih aku istrinya dan selama ini kami juga tidur pisah tapi kok rasanya berdebar-debar sama seperti pertama kali aku tidur bersama dengannya " Adhara.

Didalam kamar mandi.

" Aduh kok berdebar kencang sekali jantungku. Apa aku tidur bareng Adhara, ahh pusing banget. Kenapa harus aku terima nginep disini ".

Setelah keluar kamar mandi, Altair melihat Adhara yang sedang menyisir rambut di meja rias. Membulatkan mata dan mengagumi kecantikan Adhara.

Berjalan perlahan mendekati Adhara, merangkul pinggang Adhara dan mencium kepala Adhara.

" Altair " kaget.

Mengambil sisir dan menyisirkan rambut Adhara secara perlahan. Pesona kecantikan Adhara membuat Altair terus berdetak kencang. Jarak yang terlalu dekat membuat Adhara sadar oleh suara detak jantung yang begitu kencang.

Tak sekalipun Altair mengedipkan mata, duduk berhadapan. Tiba-tiba menggendong Adhara menuju ke kasur. Adhara pun kini berdetak kencang dan semakin kencang. Altair mencium bibir Adhara dan mengatakan.

" Bolehkah kamu menjalankan kewajibanmu sebagai istriku " Altair.

Belum dijawab Altair yang kini sudah terbawa nafsu secara tak terduga pun tersadar oleh sebuah tepukan di pipinya.

" Altair maaf aku...aku gak bisa " Adhara.

Wajah Altair pun kecewa. Melihat itu Adhara langsung membisikkan sesuatu.

" Maaf, aku sedang datang bulan " tersenyum kecil.

Hahahaha, Altair pun memasang wajah merengek seperti anak kecil yang sedang menangis.

" Gak papa Adhara, tapi boleh tidur disebelahmu kan " Altair.

" Boleh kok ".

Kegagalan itu tak membuat Altair juga kecewa karna apa kini mereka sudah menjadi suami istri yang saling mencintai tanpa ada sepihak yang mencintai sendiri.

" Altair kenapa tadi nyosor aja kayak bebek. Malu tau, ini masih dikawasan pesantren seenaknya cium bibir orang " omel Adhara.

" Maaf, sangking seneng aja kamu udah menyatakan perasaanmu. Tapi juga yang aku cium kamu bukan orang lain apalagi, kayak di drama korea yang kamu tontonkan " mengangkat alis.

" Apaan sih, orang aku di aja nonton sama mbak kiran. Oh berarti selama ini kamu ngintip di kamar ku ya " cutek.

" Hahahaha, enggak cuma kepo aja. Soalnya waktu awal nikah kamu kalau di kamar semua gelap dan di mejamu ada foto targetmu kan ".

" Ya kan dulu, dari pada kamu mau aja dijodohin padahal masih jadi suami orang " sindir.

" Cemburu ya waktu itu sampai-sampai mau ninggalin aku. Cemburu ya " merangkul Adhara.

" Ih cemburu. Siapa juga yang cemburu gak ada di kehidupan Adhara tentang cemburu ".

" Aihhh kok waktu itu sampai-sampai gak mau lihat wajahku ".

Membalikkan badan.

" Ya habis sih kamu mau dijodohin. Bisa-bisanya kamu masih jadi suami aku udah di jodohin ke orang lain ".

" Hahahaha ada yang cemburu nih. Adhara pertemuan kita itu Allah swt yang telah mengaturnya jadi sampai kapanpun aku tak akan berpaling darimu tetap sama saat pertama kali aku memandangimu waktu itu " ujar Altair.

" Gombal ".

" Ih kok gombal sih ".

Sepanjang malam kami berdua mengobrol. Lega rasanya keadaan kembali normal, pernikahan ini ternyata membawa kebahagian tak hanya untuk kami berdua tapi untuk semua.

Assalamualaikum
Gimana ceritanya....
Terus tunggu kisah selanjutnya ya...
Jangan lupa vote, komen, dan share...
Terima kasih

Penyatuan Takdir TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang