Part 4

757 89 17
                                    

Part 4
.
.
.
Emotional Songs

Now playing ^Secret Love Song - Little Mix^

Suasana tahun baru sangat terasa. Berbagai macam pertunjukan masih digelar meski hari sudah menjelang siang. Banyak juga pertunjukan musik yang masih berlangsung, baik di lapangan terbuka maupun tempat-tempat nongkrong seperti kafe dan restoran.

Selesai packing dan lain sebagainya, empat remaja itu, Anneth, Deven, Joa, dan Sam kembali bertemu di sebuah kafetaria. Joa antusias mengajak mereka ke sana karena sedang ada pertunjukan live musik.

Acara itu diisi oleh penyanyi-penyanyi lokal yang wajahnya sudah sering nongol di Youtube. Deven tak heran mengingat kafe itu merupakan salah satu tempat nongkrong paling famous di Lombok.

Di akhir pertunjukan, host menawarkan kepada pengunjung untuk bernyanyi di atas panggung. Sebagai gantinya, mereka akan mendapatkan free makan sepuasnya untuk hari ini. Joa antusias. Ia mengangkat tangan tanpa pikir panjang.

"Duet boleh nggak?" tanya Joa pada sang host.

"Boleh dong. Trio juga boleh. Asal nggak sebanyak member NCT. Panggungnya nggak muat maaf."

"Yeay!" Joa bersorak girang, "sana maju, Neth!"

Alih-alih berdiri dan naik ke atas panggung, Joa justru mencolek bahu Anneth. Anneth yang tak tau apa-apa dibuat melotot karena ulah Joa.

"Sana maju sama Deven," ulang Joa.

"Lhoh, kok gue?" Anneth melayangkan protes. Begitu juga dengan Deven yang merasa keberatan.

"Iya, kok jadi kita?"

"Udah bro, maju aja. Banyak yang nungguin," Sam yang selalu satu suara dengan Joa juga ikut membujuk Deven.

"Lhah, kan cewek lo yang angkat tangan. Kenapa jadi gue sama Anneth?"

"Buruan Neth. Jangan bikin Joa yang cantik ini malu pliss."

Joa menangkupkan kedua tangannya. Pengunjung kafe juga mulai bersorak meminta Anneth dan Deven lekas naik ke atas panggung.

"Malu atau pengen makan gratis?"

"Dua-duanya, hehe. Ayo dong Neth! Satu lagu ajaa."

Jika sudah seperti itu, Anneth sulit untuk menolak.

"Ya udah, tapi Devennya mau atau nggak," Anneth melirik Deven yang langsung menggeleng tegas.

"Aku sendirian nih?" pancing Anneth agar Deven tergerak.

Sebenarnya Anneth juga belum tahu apakah Deven bisa bernyanyi atau tidak. Tapi jika Joa dan Sam sepercaya itu, Anneth yakin Deven memang bisa bernyanyi.

Deven masih bergeming. Hal itu membuat Anneth beranjak tanpa menunggu lagi, "Ya udah aku sendiri."

Namun Deven yang sempat menghela napas itu menahan tangan Anneth dan mengangguk.

"Oke."

Singkat, padat, dan jelas. Satu kata yang berhasil membuat Anneth tersenyum senang.

Anneth berjalan lebih dulu ketika Sam berusaha menahan Deven. Pacar Jo itu menyambar setangkai mawar dari vas di atas meja dan menyelipkannya ke saku Deven. Setelah itu ia menepuk bahu Deven dan mendorongnya ke panggung.

Sementara Anneth dan Deven menuju panggung, Joa mengeluarkan handycam dan mulai merekam.

Dua orang itu tampak relaks ketika tiba di atas panggung. Mereka tampak serasi dengan baju berwarna merah yang lagi-lagi tanpa disengaja. Ketika lensa handycam mengarah ke mereka, rasanya Anneth dan Deven sudah seperti penyanyi tersohor. Joa bisa melihat jika Anneth dan Deven memiliki aura seorang bintang, bahkan sebelum mereka mulai bernyanyi.

MELLIFLUOUS [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang