Part 45

464 67 19
                                    

Part 45
.
.
.
Welcome to The Dark Journey

Now playing ^If You Could See Me Cryin' in My Room - Arash Buana & Raissa Anggiani^

"Nggak ada istilahnya cowok kelamaan galau, Bro."

Friden mengangkat kaleng sodanya yang langsung disambut dengan ketukan dari kaleng soda milik Deven. Hari ini merupakan hari senggang berjamaah bagi Deven, Friden, Sam, Gogo, Joa, Charisa, dan Nashwa. Semula mereka berkumpul untuk menghibur Deven yang kabar putusnya masih menjadi perbincangan hangat hingga detik ini. Akan tetapi, laki-laki itu bersikap seolah tidak terjadi apapun. Sudah tertawa lebar, bahkan membuat lelucon sampai-sampai pipi Nashwa dan Charisa pegal bukan main.

"Iya lah. Ngapain gegalauan," sahut Deven yang diikuti gelak tawa dari Gogo dan Sam.

"Jadi inget, dulu ada tuh anak yang bucinnya nggak ketulungan," sindir Gogo dan Deven langsung mengangkat sudut bibirnya.

"Siapa?"

"Elu bege! Deven Christiandi, mantannya Anneth Delliecia," serang Sam.

"Ah, itu mah masa lalu."

"Baru aja dua minggu putus, udah masa lalu aja."

"Nggak tau nih anak. Kasih tau, Ven!" Friden menunjuk-nunjuk Sam sambil merangkul Deven. Yang dirangkul segera mengeluarkan ponsel dan membuka fitur dirrect message.

Deven menunjukkan rentetan pesan dari akun-akun berprofil perempuan yang belum ia buka. Dari atas sampai bawah, bahkan masih perlu digulir lagi. Tidak main banyaknya.

"Anjir!"

Ketika Gogo mengumpat, Sam hanya berbengong ria saking speechless-nya.

"Aligator lo, Ven!" lanjut Gogo.

"Kalau aligator, udah gue ladenin satu-persatu dm mereka, Go. Ini kan enggak."

"Kok bisa sih baru putus udah dapet sebegitu banyak?" Tiba-tiba Joa datang dan nyeletuk. Ia baru kembali dari menyerahkan flashdisk ke salah satu karyawannya.

"Dari dulu kali, Jo. Bedanya dulu langsung gue hapus."

"Soalnya ada hati yang perlu dijaga, ya Ven?" Charisa terkikik.

"Ya. Dan sekarang dia udah lepas dari penjagaan. So, gue bebas. Lo juga boleh kalau mau chat gue, Cha."

"Heh, cewek gue!"

Friden langsung melepas rangkulan dari pundak Deven dan menjitak kepala karibnya.

"Lhoh, bukannya udah gue chat semalem?" serobot Charisa, sengaja untuk memancing kecemburuan Friden.

"Oh, iya. Kita chat semalem," sambung Deven, membuat Friden tak hanya melotot, tapi sampai ternganga.

"Sampai pagi malahan."

"Jadi semalem kamu slow respon gara-gara-"

"Gara-gara sibuk chat sama Deven lah," tukas Charisa.

MELLIFLUOUS [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang