Part 50

784 78 111
                                    

Part kali ini panjang. Hampir 3000 words. Jadi kalau kalian emang belum nyantai atau masih ada kerjaan, aku saranin tunda dulu bacanya. Baca kalau kalian udah bener-bener nggak dikejar-kejar sesuatu, oke?

Part ini akan punya pengaruh yang berbeda pada setiap orang. Tergantung sudut pandang yang membaca. Bisa baper atau justru bisa terbakar api cemburu wkwk.

Selamat membaca. Aku sarankan untuk membaca sambil mendengarkan lagu yang aku rekomendasikan.

Part 50
.
.
.
Let it Flow

Now playing ^Pergi Dari Hatiku - Aliando^

Satu pekan berlalu sejak Sam tahu bahwa Joa mengkhianatinya. Satu pekan pula Sam habiskan untuk menuntaskan rasa marah, sedih, dan rasa kecewanya. Kendati Sam tahu mereka tak akan pernah benar-benar bisa tuntas sebab perasaan Sam masih sama dari tujuh tahun lalu, bahkan semakin besar.

Berawal dari masa orientasi SMP yang membuat Sam dan Joa berada dalam satu kelompok. Gadis cantik dengan seragam putih-merah itu telah menunjukkan perhatiannya yang berlebih. Bukan hanya pada Sam, melainkan pada semua orang. Sam memberanikan diri menyatakan cintanya di tengah lapangan, masih dengan seragam putih-merah karena saat itu masih hari ketiga masa orientasi.

Mempertaruhkan rasa malu lantaran disaksikan banyak pasang mata, juga mempertaruhkan harga diri seandainya Joa justru menamparnya, Sam menyatakan perasaannya pada gadis itu secara lantang.

Siapa sangka Joa yang kala itu bersembunyi di balik punggung temannya menangguk dan mengucapkan kata mau meski hanya bisa didengar oleh Sam.

Sejak saat itu, Sam tak lagi merasakan hari-harinya kosong. Selalu ada Joa yang membuatnya memiliki ratusan mimpi untuk digapai. Bahkan Joa membuatnya menemukan passion bermusik. Mereka telah melewati banyak hal, tapi mengapa dengan mudahnya Joa berpaling ke lain hati?

"Misal suatu saat Joa ketemu cowok lain yang bisa bikin dia ninggalin lo, apa yang bakal lo lakuin?"

Pertanyaan Nashwa ketika di bukit Andong terngiang-ngiang di telinga Sam. Ia tak mengira akan mendengar kalimat itu lagi meski hanya dalam bentuk dengungan yang membuat kepalanya sakit.

"Sam."

Panggilan lirih seseorang membuyarkan lamunan Sam. Sam memutar tubuhnya dan tersenyum mendapati Joa berdiri di belakangnya dengan tatapan sendu. Ini adalah senyum terbaik yang bisa Sam usahakan, walaupun hatinya perih bukan main harus melihat gadis itu lagi.

"Sini!"

Sam menepuk ruang kosong di sebelahnya agar Joa duduki. Gadis itu menurut. Aneh rasanya, ada pertemuan namun tanpa pelukan apa kabar. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Maaf aku ajak kamu ketemuan di weekday. Pasti masih banyak kerjaan di kantor."

"It's okay ... Sam?"

MELLIFLUOUS [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang