Part 10
.
.
.
Sorry, I'm JealousNow playing ^Jealous - Nick Jonas^
Hampir sepekan berlalu. Di saat Deven semakin terjebak pada pengaruh Anneth, gadis itu justru sudah terlihat biasa saja. Tertawa dan bersenang-senang seolah Deven tak pernah ada. Seharusnya Deven ikut senang, namun dijauhi oleh Anneth ketika gadis itu bahkan selalu berada di hadapannya, itu sama sekali tidak lucu.
Siang ini, seperti biasa mereka berdelapan makan semeja di kantin. Dan seperti hari-hari sebelumnya pula, Anneth selalu memilih tempat duduk yang berjauhan dengan Deven.
"Akhir pekan mau ke mana nih?" tanya Friden. Meski pertanyaannya diajukan untuk semua, tetapi matanya mengarah pada Sam. Hal itu lantaran Sam selalu pandai dalam merencanakan liburan. Meskipun hanya menghabiskan waktu di studio musiknya atau nongkrong di kafe-kafe recomended.
"Gue belum kepikiran," timpal Sam.
"Jadi Ven, setiap akhir minggu kita selalu ngumpul. Kadang keluar, tapi lebih sering ngumpul di studionya Sam," terang Gogo pada Deven yang bahkan tidak meminta penjelasan. Deven hanya mengangguk ogah-ogahan. Semenjak Anneth menjauh, Deven memang jadi lebih pendiam.
"Den, cireng lo kayaknya enak," ujar Anneth pada Friden yang tengah memakan cireng.
Deven tak bisa mengontrol ekor matanya untuk ikut melihat.
"Lo mau, Neth? Masih banyak, kok."
Friden mendorong piring berisi cirengnya kepada Anneth. Alih-alih mengambil dan memakannya, Anneth justru membuka mulut.
"Hah? Serius nih, Neth?" Friden kelabakan sesendiri sementara Anneth langsung mengangguk di detik berikutnya.
"Duh, mimpi apa gue semalem?"
Friden memotong cirengnya dengan sendok lalu menyuapi Anneth dengan garpu.
Ting
Di saat seharusnya antensi yang lain tertuju pada Friden dan Anneth, Deven justru berulah dengan menjatuhkan sendok sehingga menjadi pusat perhatian.
"Sorry," ujar Deven sambil cengengesan, padahal hatinya nyaris mendidih.
Joa dan Sam yang berada di balik sikap manja Anneth pada Friden hanya bisa menahan tawa ketika melihat kelakuan Deven. Perasaan bisa disembunyikan, tapi cemburu tidak.
Charisa yang tak tahu-menahu seperti Deven juga hanya diam sedari tadi. Larut dalam aktivitasnya memakan ice cream.
"Den, pulang sekolah mau anterin gue ke toko buku nggak?" Anneth kembali berulah.
"Ehem, ada apa nih?" tanya Nashwa yang rasa ingin tahunya selalu tinggi.
"Apasih, Wa! Ngga ada," Anneth berpura-pura salah tingkah.
"Gimana Den, bisa, kan?" lanjut Anneth.
"Den, lo jadi temenin gue daftar basket, kan?" serobot Deven.
"Ah, iya. Gue udah janji nemenin Deven. Maaf ya, Neth."
Bukannya kecewa lantaran rencananya gagal, Anneth justru senang karena Deven cepat bertindak sehingga Anneth tak perlu ke toko buku bersama Friden.
"Yah, ya udah deh. Lain kali aja."
Anneth tahu jika dirinya dan Joa sudah keterlaluan memanfaatkan Friden, bahkan tak memberi tahu Charisa sebelumnya. Namun prank yang ditujukan pada Deven itu tak boleh diketahui oleh banyak orang.
"Gue balik ke kelas dulu," Deven beranjak dari kursi dengan ekspresi tak menyenangkan.
"Cowok kalau cemburu emang gitu, ya beb?" bisik Joa pada Sam. Sam hanya menanggapinya dengan kekehan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELLIFLUOUS [End]
Fanfiction"Nggak ada benar atau salah perihal mencintai. Tapi, kalau menurutmu kita memulainya dengan cara yang salah, ayo melanjutkannya dengan cara yang benar." Tak ada yang seindah jatuh cinta di usia remaja. Deven dan Anneth merasakan keindahan itu bersam...