Part 40

456 67 31
                                    

Part 40
.
.
.
Give Me a Second

Now playing ^Losing Us - Raissa Anggiani ft. Arash Buwana^

Angin membawa titik-titik hujan berakhir di jendela. Gerayaknya berhasil mengurai stress seorang laki-laki berahang tegas yang tengah memainkan pena di meja belajarnya. Apartemen dengan satu kamar miliknya terasa hening setelah musik yang sebelumnya mengalun lirih ia matikan.

Menjadi mahasiswa kedokteran semester tiga sekaligus kekasih diam-diam dari seorang penyanyi terkenal bukanlah peran yang mudah. Dua bulan terakhir, berkuliah sambil berpacaran jarak jauh benar-benar membuatnya lelah.

Deven juga bukan tipikal orang yang senang berdiam diri tanpa mengikuti organisasi apapun. Ia bahkan telah memiliki komunitasnya sendiri. Sebuah wadah bagi musisi-musisi jalanan untuk mengembangkan bakat bermusik tanpa biaya sepeser pun. Tak heran jika Deven mulai memiliki lingkar hitam di matanya biarpun masih sangat tipis.

Setelah resmi menjadi mahasiswa di universitas bergengsi yang menjadi impiannya, Deven memutuskan untuk tinggal terpisah dari sang kakak. Baik Deven maupun Amel sama-sama mengambil space tanpa berhenti memperdulikan satu sama lain.

Perihal teman-teman SMA nya, Deven cukup beruntung karena kembali dipertemukan dengan Nashwa, Fatih, dan Joa di kampus yang sama. Bahkan, dirinya juga berada di fakultas yang sama dengan Nashwa.

Sekadar informasi, Nashwa dan Fatih belum bisa merealisasikan janji mereka soal menikah setelah lulus SMA. Karena satu dan yang lain hal, keduanya baru bisa melangsungkan pertunangan. Meski begitu, Fatih tetap menanggung biaya kuliah Nashwa seperti yang pernah ia janjikan. Fatih tak main-main kendati biaya sekolah kedokteran sangat-sangat menguras kantong.

Joa dengan Sam, Gogo dengan Aza, dan Charisa dengan Friden juga masih awet sampai sekarang. Semua pasangan dalam perkumpulan mereka benar-benar langgeng dan harmonis, kecuali...


Deven menatap foto bertingkai yang terpajang di dinding kamarnya, foto sepasang kekasih di rooftop sebuah gedung. Hollywood Hills, begitu orang-orang menyebutnya. Foto itu diambil seminggu selang kelulusan Deven dari Arpegio.

Gadis dalam rangkulan Deven tampak tersenyum lebar ke arah kamera. Wajah lagunya masih ada ketika itu. Deven tak perlu menelisik lebih dalam untuk melihat wajah tanpa topeng seorang Anneth Delliecia.

Bagaimanapun Deven masih kesal karena Anneth terlalu banyak melakukan skinship dengan pemeran pria di video clip lagu terbarunya. Terlebih Anneth tidak memberi tahunya terlebih dulu.

"Nggak berlebihan, Dev. Masih wajar, kok."

Dengan decakan keras, Deven beranjak dari meja belajar dan menghampiri ponselnya yang tergolek di kasur.

🎧🎧

"Leo mana?" tanya Anneth pada seorang laki-laki yang tengah berjongkok di depan kulkas.

"Shane? Lo dengar gue nggak, sih?" ulang Anneth karena laki-laki bermata amber itu tak mengindahkan pertanyaannya.

Alih-alih menjawab, laki-laki yang masih seumuran dengan Anneth itu hanya terkekeh sebelum menaruh banana tart di depan teman perempuannya.

"Leo ada trip ke Sausalito. Harusnya lo tau. Atau, lo emang udah tau tapi pura-pura nggak tau supaya bisa ketemu gue?"

Anneth memutar bola matanya, "Shane..."

"Hm?"

"Lo kenapa bisa senyebelin itu, sih? Beda banget sama kakak lo," Anneth sedang membandingkan Shane dengan Leo yang baiknya nggak ketulungan.

MELLIFLUOUS [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang