Part 5

786 94 15
                                    

Part 5
.
.
.
Goodbye Us

Now playing ^Hello Mellow - Blink^

Sepulang dari mengantar teman-temannya ke bandara, Deven langsung merebahkan diri ke kasur tanpa melepas jaket dan sepatunya. Sejurus kemudian, laki-laki itu beralih dari telungkup ke posisi telentang sambil menatap nanar langit-langit kamar.

Detak jantungnya masih belum kembali normal. Selain efek mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, Deven terus terngiang-ngiang akan ucapan Anneth sebelum gadis itu pergi.

"Dek, kamu apa-apaan, sih? Tadi maksa bawa mobil sendiri. Ngebut-ngebut pula. Sekarang naik kasur nggak lepas sepatu. Boro-boro cuci kaki."

Kak Amel yang masuk ke kamar Deven disambut ekspresi menyedihkan dari sang adik.

"Heh, kenapa?"

Deven menggeleng dan membalikkan badannya sehingga memunggungi Amel.

"Nggak mau cerita sama aku?"

"Ya udah, keluar nih akunya. Selamat bergalau-galau ria bang Spidevman."

"Kak!" panggil Deven sebelum kakaknya keburu pergi.

Laki-laki itu mengubah posisi menjadi duduk. Amel yang sudah di ambang pintu masih sabar menunggu adiknya berbicara.

"Apa?"

"Kalau adikmu yang ganteng ini suka sama pacar orang gimana?"

"Ih dek, apaan? Capek nih nungguin."

Deven menggeleng, "enggak. Buatin mie goreng dong."

Deven tak cukup berani untuk menanyakannya. Lagipula ia juga belum yakin perasaan semacam apa yang ia miliki untuk Anneth.

"Itu doang?" Amel bertanya, "nggak lagi bohong, kan?"

Bagaimanapun juga, Amel adalah kakak kandung Deven. Jujur atau tidaknya Deven, Amel akan tahu. Namun sekarang ini Amel tak ingin mengorek lebih dalam. Adiknya sudah remaja. Sudah seharusnya menyelesaikan masalahnya sendiri.

"Nggak Kak. Nggak bohong."

"Oke, aku percaya. Tapi jangan sekali-kali bikin ulah lhoh, dek. Nakal boleh, ambil pacar orang jangan, haha."

Usai mengatakannya, Amel berlalu dari kamar Deven. Amel tak tahu jika kata-kata isengnya terdengar seperti ancaman di telinga Deven.

"Aghsss!!!"

Deven mengacak rambutnya frustasi. Ia belum pernah segalau ini. Bagaimana bisa gadis yang baru ia kenal beberapa hari membuatnya jadi kacau begini?

"Ah, Joa sama Sam sih."

🎧🎧

Sebagai teman dan tour guide yang baik, Deven senantiasa menemani teman-temannya ke manapun. Mulai dari membeli oleh-oleh sampai kembali ke hotel untuk check out.

Keluarga Sam yang mengurus segalanya, sedangkan yang lain hanya perlu menunggu di mobil.

Pasangan Samquine tampak berpose untuk yang terakhir kali di depan hotel. Mereka memang tak pernah bisa jauh dari kamera. Yang satu fotografer, yang satunya lagi editor handal.

Sementara itu, Anneth diam-diam menghampiri Deven yang sedang berdiri menyandar di kap mobil.

"Dev, boleh ngobrol bentar?"

Deven mengangguk, "lama juga boleh."

Anneth terkekeh, "kalau aku nggak jadi pulang, mau tanggung jawab?"

MELLIFLUOUS [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang