Part 24
.
.
.
I Don't Wanna Lose YouNow playing ^Sweet Talk - Sheryl Sheinafia & Rizky Febian ft. Chandra Liow^
Langit biru dan cuaca terik tak membuat orang-orang di rooftop mall itu lantas mengeluh. Sebaliknya, mereka justru memasang raut senang, bahkan ada di antaranya yang tertawa-tawa kecil karena partner kolaborasinya selalu salah gerakan.Deven kembali menertawakan Anneth yang kali ini berputar ke kanan saat seharusnya berputar ke kiri.
"Maaf temen-temen," Anneth membungkukkan badannya nyaris 90 derajat ke arah kameramen dan Samquine yang memaksakan sebuah senyum, "maaf."
"Nggak apa-apa. Yok ulang lagi yok!" seru Joa dari balik topi putih yang menutupi wajah merahnya.
Pengambilan video ke-14 yang kembali harus dihentikan karena Anneth yang tak kunjung hafal koreo. Kali ini Denneth yang dirindukan para fans tengah mengcover lagu Sweet Talk lengkap dengan dance yang sudah mereka pelajari sejak seminggu lalu. Namun karena cuaca panas, Anneth jadi kehilangan konsentrasi dan harus mengulang berkali-kali.
"Semangat Neth! Kalau kali ini berhasil, aku traktir sushi sebanyak yang kamu mau," bisik Deven sebelum mereka mengulang.
Entah karena sogokan Deven atau karena memang sudah terlalu lelah untuk mengulang lagi, pengambilan video yang ke-15 berhasil Anneth selesaikan tanpa kesalahan.
"Omagahh! Akhirnyaa..."
Anneth segera berlari ke bawah kanopi saking tidak kuatnya menghalau panas. Wajahnya bahkan lebih merah daripada Joa karena harus menari tanpa topi.
Setelah selesai take video untuk cover, Deven memenuhi janjinya untuk mentraktir Anneth. Mereka makan berdua di salah satu kedai di mall. Sementara itu, Joa dan tim memilih langsung pulang karena ingin segera mengedit video agar bisa diunggah nanti malam.
"Cover kali ini pengorbanan banget bikinnya," Anneth memulai pembicaraan setelah memposting foto Deven yang tengah menyeruput minumannya ke instastory, "semoga aja banyak yang suka."
Deven hanya mengangguk karena atensinya teralihkan pada notifikasi dari kakaknya yang meminta agar Deven segera pulang lengkap dengan emot marah. Laki-laki itu segera menggelapkan dan membalik layar ponselnya agar notifikasi-notifikasi itu tak tertangkap oleh netranya.
"Neth, habis ini langsung pulang, kan?"
Pertanyaan Deven membuat Anneth mengerucutkan bibir, "pengen ke timezone dulu."
Deven terkekeh kemudian mengacak kepala Anneth gemas, "Iya. Kita ke timezone dulu. Nggak usah manyun gitu, entar..."
Anneth menaikkan sebelah alisnya, "Entar apa?"
Deven menggeleng, "Haha enggak-enggak."
🎧🎧
Amel menatap kesal ke buku-buku yang terberai di meja tengah. Meski telah berulang kali mengalihkan perhatian ke televisi, pandangan Amel selalu kembali pada modul-modul Olimpiade Biologi milik Deven.
Tadi pagi ketika Deven baru semenit membuka buku, tiba-tiba datang sebuah telepon yang membuatnya menghela dan tersenyum di waktu yang bersamaan. Tanpa melayangkan protes atau menjelaskan sedang apa dirinya sebelum orang itu menelepon, Deven langsung menyambar hoodie dan gitarnya lalu melenggang pergi. Nasi goreng buatan Amel bahkan tak ia sentuh sama sekali.
"Kak Amel aku pulang!" teriak orang yang sedang Amel pikirkan.
Amel langsung melayangkan tatapan dongkol. Tanpa basa-basi ia meminta Deven duduk yang langsung dipatuhi.
![](https://img.wattpad.com/cover/256014935-288-k282983.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MELLIFLUOUS [End]
Fanfiction"Nggak ada benar atau salah perihal mencintai. Tapi, kalau menurutmu kita memulainya dengan cara yang salah, ayo melanjutkannya dengan cara yang benar." Tak ada yang seindah jatuh cinta di usia remaja. Deven dan Anneth merasakan keindahan itu bersam...