Part 12

729 90 20
                                    

Part 12
.
.
.
Saw You from Across

Now playing ^Last Text - Jacob Sartorius^

Satu-persatu dari delapan remaja itu mulai meninggalkan resort. Berawal dari Nashwa, Friden dan Charisa, kemudian yang terakhir Gogo. Hanya Samquine yang masih setia menunggu Anneth dan Deven mengobrol. Namun saat ini mereka tengah berkeliling untung hunting foto.

Masih jam tujuh malam. Anneth tak keberatan jika harus menunggu Deven lebih lama lagi. Beberapa waktu lalu Deven berjanji akan mengantarnya pulang, namun laki-laki itu justru memejamkan mata dan mendengkur halus begitu bertemu beanbag.

Ada dua beanbag di sudut gazebo. Deven tidur di salah satunya dan Anneth duduk di satu yang lain. Gadis itu punya kebiasaan baru sekarang, yaitu memandangi Deven tanpa perlu dibayangi rasa bersalah lagi.

Senyum Anneth terukir dengan sendirinya. Semua orang pasti sependapat dengannya jika laki-laki berahang tegas itu punya paras yang tampan. Anneth mengeluarkan ponselnya, membuka fitur kamera, dan mengambil beberapa potret Deven yang sedang terlelap.

"Iya, aku tahu aku ganteng. Tapi nggak usah foto diem-diem juga, Neth," Deven bersuara, namun matanya masih tertutup rapat.

Anneth gelagapan dan segera mengantongi kembali ponselnya.

"Nggak. Siapa yang ambil fotomu? Orang aku foto tanaman di belakang."

Anneth membuang muka ke sisi lain. Namun setelah alibi penuh debar itu ia katakan, Deven tak pernah menyahut. Bahkan dengkurannya masih terdengar sehalus tadi.

"Dev?"

Hening.

"Deven, kamu ngelindur, ya?"

Deven yang tak memberi respon apapun kian meyakinkan Anneth jika laki-laki itu memang berbicara sambil tidur.

Anneth terkikik geli, "haha ngelindur dia."

Di saat Anneth tengah larut dalam tawanya, tiba-tiba Deven membuka mata.

"Siapa yang ngelindur?" Laki-laki itu menaik-turunkan alisnya membuat Anneth buru-buru menegakkan tubuh.

"Ih, Deven! Kok pura-pura tidur, sih?"

Anneth tak segan memukul lengan Deven hingga membuat Deven mengaduh.

"Eh, sorry," ucap Anneth menyesal.

Deven ikut menegakkan tubuhnya dari beanbag yang nyaman lalu mengangguk pada Anneth.

"It's okay."

"Heh kalian, pulang yok!"

Tiba-tiba Joa dan Sam sudah berdiri tak jauh dari mereka dengan membawakan tas Anneth dan slingbag Deven.

"Oke, gue cuci muka bentar."

Deven bangkit dan pergi ke wastafel untuk mencuci muka. Bagaimanapun setelah ini ia harus menyetir dan mengantar teman-temannya sampai ke rumah dengan selamat.

Di mobil, Anneth dan Joa duduk di belakang, sedangkan Sam menemani Deven di depan. Dua laki-laki itu terlibat obrolan tak berfaedah ala cowok yang terdengar begitu seru, sedangkan Anneth dan Joa memilih diam karena sudah terserang kantuk.

Di balik jokes recehnya dengan Sam, sebenarnya Deven tengah menyembunyikan rasa senang. Sam baru saja memberitahunya sebuah fakta yang cukup mengejutkan. Ia akan menyimpannya untuk nanti.

Setelah mengantar Joa sampai depan rumah kemudian Sam, kini tinggal Anneth yang terisisa di mobil Deven. Gadis itu sudah hampir tertidur di jog belakang seandainya Deven tidak menyuruhnya pindah ke depan.

MELLIFLUOUS [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang