Part 51

465 70 38
                                    

Part 51
.
.
.
Back to You

Tidak banyak yang Anneth bawa. Hanya sebuah koper berukuran sedang dan air mata yang bercucuran. Rasa sakit membuat Anneth yakin untuk meninggalkan rumah yang hampir empat tahun menjadi saksi jatuh-bangunnya meniti karir. Anneth sama sekali tak memperdulikan maminya yang memanggil-manggil dan mengejarnya dengan susah payah.

"Anneth, jangan pergi! Mami mohon, Neth."

Anneth menghentikan langkah terburu-burunya. Bagaimanapun mami adalah wanita yang melahirkannya. Anneth tak akan membenci orang yang telah menjadikannya ada di dunia.

Gadis muda itu membuang sesak yang menggumpal di dadanya dengan menghela napas panjang. Dengan senyum yang dipaksakan, Anneth membalikkan badannya sehingga wajah menyedihkan milik mami terlihat seutuhnya.

"Anneth, Mami minta maaf tidak bisa menjadi ibu yang baik buat kamu. Mami gagal menjaga apa yang anak mami punya. Mami salah, tapi Mami mohon Anneth jangan pergi, ya? Kita perbaiki semuanya."

"Anneth mau pulang, Mi. Udah, cukup. Anneth capek. Anneth nggak nyaman dengan kehidupan Anneth yang sekarang. Buat apa Anneth sukses, tapi Anneth nggak punya siapa-siapa? Anneth nggak diizinkan punya teman. Bahkan, Mami nutup portal komunikasi Anneth sama temen-temen di Indonesia. Kalau bukan karena mereka, kalau bukan karena Joa, Sam, dan Deven, Anneth nggak akan pernah ada di sini. Anneth ingetin lagi kalau Mami lupa. Anneth bisa diajak join sama Gargia karena Samquine dan The Greatest Magicnya Deven."

Mami Anneth terdiam lama seakan baru saja tersadar dari pengaruh anestesi. Selama ini ia memang dibutakan dengan ketenaran dan kesuksesan anaknya. Ia baru menyadari bahwa apa yang dikatakan Anneth adalah kebenaran. Lantas, mengapa dirinya harus sadar setelah kejadian besar menimpa kehidupan putrinya?

Leo, manajer kepercayaannya telah membawa kabur milyaran uang Anneth. Selama ini mami terlalu percaya pada Leo sehingga tak berpikir ulang ketika gadis itu menahan uang Anneth di rekeningnya. Sekarang semua telah terjadi. Penyesalan memang selalu datang di akhir.

Sementara itu, bagi Anneth uang bukan segalanya. Bukan karena kehilangan uang Anneth ingin kembali ke Indonesia, melainkan karena kebahagiaannya memang ada di sana. Keluarga dan teman-temannya ada di sana. Bahkan selama di LA, Anneth belum pernah tertawa selepas ketika ia dan Deven dikejar-kejar berandal di sepanjang jalan pulang. Bisa dikatakan tidak pernah ada kebahagiaan di sini.

"Maafin Mami, Neth."

"Keputusan Anneth udah bulat, Mi. Anneth mau pulang. Anneth mau putus kontrak sama Gargia."

Akhirnya Mami Anneth mengangguk. Mulai sekarang ia akan belajar menghargai keputusan putrinya. Anneth bukan anak kecil lagi. Putri sulungnya telah tumbuh dengan baik, meskipun ibunya justru kerap mencontohkan hal-hal yang tidak baik.

"Iya, sayang. Kamu boleh pulang."

Anneth memeluk maminya yang dibalas dengan lebih erat. Selama ini Anneth sering dipeluk, namun yang setulus ini baru sekarang bisa ia rasakan.

"Anneth janji akan bahagiain Mami dengan jalan lain."

"Nggak perlu, Neth. Lihat kamu sedewasa sekarang adalah kebahagiaan buat Mami."

"Kita pulang ya, Mi?"

Mami Anneth menggeleng. "Izinkan Mami menebus kesalahan Mami, Neth. Mami akan berusaha mencari Leo dan menyelesaikan segalanya."

Anneth mengangguk. Ia yakin maminya telah memikirkan hal itu matang-matang. Anneth juga tidak perlu khawatir karena maminya itu adalah wanita yang tangguh. Ia tak pernah gagal mendapatkan apa yang ia inginkan. Anneth yakin Leo akan segera ditemukan dan ditangkap sendiri oleh kedua tangan mami.

MELLIFLUOUS [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang