Part 29
.
.
.
Love Me SecretlyNow playing ^Secret Cinta - Nashwa Zahira^
Pos dua telah tampak di depan mata. Pendaki-pendaki pemula itu mempercepat langkah mereka agar bisa sesegera mungkin menyelonjorkan kaki. Terdapat gubuk kecil dan kursi bambu di pos dua yang dikelilingi pohon-pohon pinus. Udara sejuk di sana seakan bisa mencuci paru-paru yang selama ini pekak akan polusi dan asap kendaraan.
"Huh! Sampai juga kita," seru Gogo yang sudah terengah-engah. Laki-laki berbadan gempal itu segera mengeluarkan berbagai macam camilan.
"Makan mulu, Go. Cepet habis baru tau rasa lo," komentar Charisa yang hanya meneguk minuman ion untuk istirahat kali ini.
"Peduli amat sama urusan orang," celetuk Friden.
"Dih, bilang aja lo mau dipeduliin juga," balas Charisa tak kalah sewot.
"Udah-udah, berantem mulu kalian," lerai Kak James, "kita istirahat agak lama di sini. Monggo kalau mau nyemil-nyemil asal sampahnya jangan lupa dikantongin."
"Siap Kak," timpal Gogo karena baru dirinya yang mengeluarkan camilan.
Sudah itu Kak James pergi entah kemana. Samquine juga pergi berburu spot foto. Sementara itu, Nashwa dan Fatih mulai menggelar kain untuk menunaikan ibadah karena sudah memasuki waktu zuhur. Sisanya hanya duduk-duduk sambil menikmati pemandangan yang masih asri.
"Den, lo bawa camilan apa?" tanya Anneth setelah mendekatkan diri dengan Friden.
Friden yang dihampiri Anneth lantas tersenyum sumringah. Laki-laki itu mengeluarkan berbagai macam camilan dan meletakkannya di depan Anneth.
"Ada macem-macem, Neth. Keripik, wafer, yogurt, makaroni, coklat, banyak deh pokoknya. Lo mau yang mana?" tawar Friden.
Mata Anneth langsung membulat begitu melihat silverqueen berukuran besar dikeluarkan dari tas Friden. Laki-laki itu membaca perubahan raut Anneth dengan cepat.
"Gue bukain coklatnya, ya?"
Tawaran Friden langsung dibalas anggukan senang oleh Anneth.
Dari tempatnya duduk, Deven memandang kesal kedua orang itu. Bisa-bisanya Anneth lebih memilih menghampiri Friden di saat istirahat seperti ini.
"Cha, mau buah pir nggak?" Deven ikut menawarkan pada Charisa dengan volume yang sengaja dikeraskan agar Anneth mendengarnya.
Seakan paham dengan tingkah Deven, Charisa menyambut ajakan 'membuat kesal' itu dengan senang hati. Jujur, ia juga kesal melihat Friden memberikan coklatnya pada Anneth.
"Wah, mau dong, Ven."
Charisa menerima pir pemberian Deven. Bahkan Deven juga mengupaskannya untuk Charisa. Biar saja Anneth cemburu. Deven juga ingin Anneth merasakan apa yang ia rasakan.
"Lucu banget sih lo," ucap Deven sambil mengacak-acak kepala Charisa, "gitu dong. Makan buah. Sehat, nggak bikin gendut."
Anneth melotot di tempat. Bukan karena sindiran Deven soal coklat yang memang tidak lebih sehat dari buah, melainkan karena Deven yang mengacak kepala Charisa di depan matanya. Pacar Deven siapa sih? Anneth kesal sekesal-kesalnya.
"Enak, Den. Coklatnya manis. Kayak lo," Anneth tak mau kalah.
"Pirnya pasti nggak cuma manis, kan, Cha? Tapi nyegerin juga. Kayak lo gitu, manis dan nyegerin," balas Deven yang sukses membuat Anneth mengunyah coklatnya seperti monster.
"Woy, kalian apa-apaan sih?" protes Gogo yang ritual makannya terganggu karena empat orang itu sibuk mencemburui satu sama lain.
"Diem lo, Go!" bentak Anneth dan Deven nyaris bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELLIFLUOUS [End]
Fanfiction"Nggak ada benar atau salah perihal mencintai. Tapi, kalau menurutmu kita memulainya dengan cara yang salah, ayo melanjutkannya dengan cara yang benar." Tak ada yang seindah jatuh cinta di usia remaja. Deven dan Anneth merasakan keindahan itu bersam...