Part 8

662 91 14
                                    

Part 8
.
.
.
How to Make Your Heart Beat Better

Now playing ^Before You Go - Lewis Capaldi (Deven cover)^

Karena punya kesibukan masing-masing sepulang sekolah, ditambah harus mengikuti ekskul, mereka 'berdelapan' baru bisa berkumpul di rumah Sam malam harinya.

Tak ada agenda apapun. Mereka hanya berkumpul dan melakukan hal-hal yang ingin mereka lakukan. Nashwa dan Charisa telah memesan banyak makanan. Dari mulai makanan ringan, minuman, hingga makanan berat seperti nasi. Hari ini mereka akan berpesta dengan diiringi permainan alat musik oleh siapa saja.

Biarpun baru, Deven yang pandai bergaul cepat membaur dengan yang lain. Kini dirinya telah larut dalam permainan game online dengan Gogo selagi Friden memainkan gitar secara random.

Sementara itu, Joa selalu duduk di sebelah Anneth sejak mereka datang. Ia ingin bertanya, namun belum menemukan momen yang tepat. Akan aneh jika tiba-tiba Joa mengajak Anneth atau Deven berbicara berdua.

"Devenn!"

Seorang anak kecil berlari dari pintu masuk dan menubruk Deven. Deven yang tengah memainkan game lantas meletakkan ponselnya dan balas memeluk anak itu. Deven mengacak-acak rambutnya seperti kakak sendiri.

"Sekarang udah ketemu sama Deven, kan?" ujar Sam, sedangkan yang lain hanya bisa menyaksikan momen gemas itu dengan terheran-heran. Tak menyangka jika Deven bisa lebih dekat dengan Niko daripada Sam yang notabenenya sepupu sendiri.

"Niko kira akan ketemu Deven lagi kalau sudah besar," sepupu Sam itu berujar dengan lugunya.

Deven tersenyum lalu mendudukkan Niko di pangkuannya, "Niko dari mana?"

"Jalan-jalan sama mami ke mall. Niko beli mainan baru lho. Deven mau, kan, main sama Niko?"

Deven mengangguk tanpa berpikir panjang. Hal itu membuat Niko girang bukan main.

"Asik! Sama Kak Anneth, ya?" sambung Niko begitu melihat Anneth juga ada di sana.

"Nah lhoh, haha!" Nashwa tertawa jahil.

Sesaat Deven dan Anneth saling pandang sebelum akhirnya berpaling lagi. Deven rasa Anneth tak akan nyaman berada di dekatnya setelah pertemuan di sekolah siang tadi.

"Niko main sama Deven aja, ya? Kak Annethnya capek baru dateng," bujuk Deven dengan sabarnya.

Niko tampak kecewa, namun ia cukup baik untuk diajak berkompromi. Niko mengangguk, turun dari pangkuan Deven, dan menggandeng laki-laki itu dengan niat mengajaknya ke ruang tengah.

"Kak Anneth nggak capek kok," ujar Anneth tiba-tiba, "ayo Niko!"

Anneth beranjak dari sofa dan menghampiri Niko. Anneth menggandeng tangan Niko yang lain sehingga bocah itu digandeng oleh Deven dan Anneth.

"Yeayy!"

Niko mengajak Deven dan Anneth ke ruang tengah. Ruangan yang lengang, namun lebih hangat. Desain lantai berwarna kayu dengan karpet persia berwarna coklat terang memberikan efek hangat pada ruangan itu. Ditambah sofa putih dan pencahayaan lampu warm white menambah kesan elegan rumah mewah Samuel.

"Deven dan Kak Anneth tunggu di sini, ya? Niko mau ambil mainan Niko dulu."

Laki-laki kecil itu berlari ke ruangan lain tanpa menunggu persetujuan dari Anneth maupun Deven. Momen awkward dimulai. Anneth menghampiri sofa dan duduk dengan menyilakan kaki sementara Deven memilih duduk di karpet dengan menyandarkan punggungnya di sofa. Keduanya sama-sama membuka ponsel untuk mengusir sepi. Anneth membuka instagram seperti biasa dan Deven bermain game offline.

MELLIFLUOUS [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang