Part 3

782 102 41
                                    

Part 3
.
.
.
Flowers Bloom in You

Now playing ^Just the Way You Are - Bruno Mars^

Kendati baru dua jam semenjak tiba di Lombok, Joa dan Sam memutuskan untuk langsung keluar jalan-jalan. Mereka mengajak Anneth sebab katanya Samuel juga akan mengajak seorang teman.

Ketiga remaja itu mengunjungi sebuah rumah makan yang berada tak jauh dari hotel. Sebelum berjalan-jalan, mereka akan mengisi perut terlebih dahulu dengan aneka menu yang tersedia.

Anneth memesan seporsi besar ayam bakar, sementara Joa dan Sam membeli yang lebih besar lagi untuk berdua. Meja mereka berada persis di samping pintu masuk sehingga Anneth selalu menoleh ke pintu setiap kali lonceng berbunyi.

"Lo kenapa, sih? Perasaan noleh mulu ke pintu," tegur Joa.

Anneth menggeleng dan kembali menikmati ayam bakarnya. Kali ini tanpa menghiraukan lagi setiap pengunjung yang datang.

"Woi Dev!"

Suara Sam membuat Anneth tersedak. Gadis itu mendapati laki-laki dengan hoodie putih tengah bersalaman ala cowok dengan Samuel. Anneth buru-buru meraih gelasnya dan meminum setengah dari jus jeruk yang semula belum ia sentuh.

"Hei, Sam, Jo!" Deven mengabsen orang-orang yang berada di meja satu-persatu, "Neth!"

"Hai Dev! Akhirnya dateng juga. Udah ditungguin dari tadi tau," cerocos Joa.

"Sama siapa?" tanya Deven seraya menarik kursi di sebelah Anneth, karena memang hanya kursi itu yang tersisa.

"Noh baju biru. Nengok ke pintu mulu tiap detik."

Anneth yang memakai baju biru merasa tersindir dan langsung melayangkan pembelaan, "Gimana nggak nengok? Orang gue ngadepnya ke pintu."

"Halah alibi."

"Baju biru? Btw baju gue juga biru," ujar Deven yang memang mengenakan baju dengan warna serupa. Mereka baru menyadari hal itu setelah Deven melepas hoodie putihnya.

Sam lah yang pertama terkesima, "kok bisa gitu ya? Ini baju gue juga kembaran sama Jo, padahal nggak sengaja."

Joa menepuk-nepuk kepala Sam, "ini namanya jodoh beb. Kayak ikatan batin gitu deh."

"Berasa double date ya, kita," lanjut Joa seraya mengambil foto Anneth dan Deven tanpa izin, "so cute."

Joa melakukan banyak hal tanpa memedulikan Anneth yang sudah seperti kepiting rebus. Pipinya memerah lantaran hawa di sekitar tiba-tiba menjadi lebih panas.

"Ada apa nih tiba-tiba ajakin orang Lombok jalan-jalan di kampung sendiri?" Deven membuka percakapan di antara mereka berempat.

"Supaya jadi tour guide lah. Apa lagi?" timpal Sam.

"Lha kan udah ada sendiri guidenya."

"Yaa gue sama Jo sih nggak apa-apa pakai guide dari travel, tapi yang di sebelah lo tuh–" Sam sengaja menggantungkan kalimatnya untuk melihat reaksi Anneth.

"Gue lagi yang kena," runtuk Anneth.

"Jadi Dev, kemarin ada yang bilang males pergi-pergi. Tapi begitu gue perginya ke Lombok, dianya langsung girang gitu," Joa mengadu.

"Ih Joaa ... udah deh, gue pulang aja."

"Eh kok pulang? Kan udah sampai sini. Nanti aku tunjukin tempat-tempat bagus di Lombok deh," ucap Deven sambil menatap perhatian pada Anneth yang tengah mengerucutkan bibir.

MELLIFLUOUS [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang