Part 41
.
.
.
I'm Just Scared of Losing YouNow playing ^Putus atau Terus - Judika^
"Tawa kamu lepas banget, ya, Ann?"
Deven tersenyum miris melihat postingan terbaru Anneth di instagram pribadinya.
With the songong Shane. Let's back here soon.
Anneth dan sahabat barunya, Shane tengah berlibur di sebuah pantai dengan view langit biru dan latar belakang perbukitan. Entah di mana letaknya, Deven tak berusaha mencari tahu. Toh, Anneth saja tak ingin memberi tahunya. Kini Deven sadar jika izin darinya bukan lagi yang terpenting bagi gadis 19 tahun itu. Deven seolah tak memiliki peran dalam hidup Anneth.
Tak berhenti di sana, dada Deven dibuat nyeri dengan komentar-komentar dari shipper Anneth dan Shane yang terus mengelu-elukan jika keduanya terlihat serasi. Lalu, bagaimana nasib Deven yang notabene nya adalah the real boyfriend dari Anneth Delliecia? Laki-laki itu hanya sampai batas tertawa hambar di sudut kamar dengan tugas kuliah yang menggunung.
Perihal Denneth Shipper, mereka masih ada. Mereka masih sangat setia, namun tak pernah punya kesempatan untuk muncul ke permukaan. Deven sering merasa kasihan dengan akun-akun yang men-tag akunnya di instagram. Mereka merindukan momen kebersamaan Anneth dan Deven, namun Deven tak mungkin berkata jujur jika sebenarnya ia dan Anneth juga masih bersama.
Beralih dari akun Anneth yang bahkan tak mengikuti akunnya, Deven membuka aplikasi chatting. Di barisan paling atas ada pesan dari Joa yang segera ia buka.
Dev, gue rasa kalian udah nggak bener. Apa nggak sebaiknya lo susul Anneth aja? Soalnya gue lihat Anneth nggak berusaha menampik isu-isu kalau dia ada hubungan sama Shane. Please, Dev, sebagai sahabat yang tahu cerita kalian dari awal, gue nggak mau hal kayak gini sampai berlarut-larut.
Deven mengacak rambutnya. Ia tak menyangka LDR akan sesulit ini. Biarpun Deven selalu mengusahakan kelancaran komunikasi dengan Anneth, namun komunikasi itu seakan hanya berjalan satu arah. Tidak ada feedback serupa dari pihak Anneth.
"Kenapa kamu?"
Kak Amel menegur Deven yang seperti orang linglung. Kebetulan gadis berambut coklat itu sedang berkunjung ke apartemen adiknya.
"Kak, cariin aku tiket ke LA."
"Hah?" Amel melotot kaget, "sekarang banget?"
Deven mengangguk. Ia tak bisa lebih lama lagi menghalau cemburu sendirian, mengkhawatirkan sendirian, dan berjuang sendirian. Deven harus meluruskan segala hal yang salah agar dirinya dan Anneth kembali seperti dulu.
"Emang kamu udah ada persiapan?" tanya Amel ragu-ragu.
"Aku selalu punya tabungan untuk perjuangin jodoh, Kak."
"Oke," sahut Amel sebelum mengambil tanya dan mencarikan tiket keberangkatan ke LA untuk adik tersayangnya.
Amel ikut mellow melihat adiknya tersiksa seperti sekarang. Terlahir sebagai laki-laki membuat Deven mau tak mau harus selalu terlihat kuat. Padahal, Amel tahu jika apa yang sedang adiknya hadapi bukanlah sesuatu yang mudah. Kuliahnya, belum lagi komunitas yang ia bangun dengan keringat sendiri. Amel masih tak pecaya adiknya tumbuh secepat itu. Deven telah menjelma laki-laki dewasa yang penuh tanggung jawab.
"Ven," panggil Amel pada Deven yang masih serius dengan ponselnya.
"Hm?"
Deven berdehem dan meletakkan ponselnya, "Kenapa, Kak?"
"Semangat!"
Amel mengepalkan tangannya yang membuat Deven terkekeh.
🎧🎧
"Ini maksudnya apa, deh?"
Anneth menaruh ponselnya dengan kasar di atas nakas. Ia dan Shane baru saja menjemput Leo dan sekalian berlibur di Sausalito, namun postingan terbaru Deven kembali mengacaukan moodnya.
Biarpun tidak mengikuti akun laki-laki berparas tampan itu lagi, akun Deven selalu berada di urutan teratas jejak pencarian Anneth. Gadis itu akan memeriksa akun Deven setiap kali membuka instagram untuk sekadar melihat keseharian sang kekasih yang jauh di seberang benua.
Postingan terbaru yang Anneth maksud adalah sebuah video cover pendek. Deven dengan baju putih motif daun-daun tampak memangku gitar hitamnya dan menyanyikan lagu berjudul Putus Atau Terus milik penyanyi terkenal Indonesia, Judika.
Coba tanyakan lagi pada hatimu
Apakah sebaiknya kita putus atau terus
Kita sedang mempertahankan hubungan
Atau hanya sekedar menunda perpisahanAnneth meraih kembali ponselnya dan berusaha menghubungi Deven, namun sia-sia. Berkali-kali Anneth menelepon, berkali-kali pula teleponnya diabaikan oleh Deven.
Anneth hanya tak tahu jika Deven sedang mendiamkannya karena ingin memberi kejutan. Sebab dalam beberapa jam ke depan, mereka akan segera bertemu.
Tak jauh dari tempat Anneth ngedumel tak jelas, Shane dan Leo hanya memperhatikannya tanpa berusaha mendekat apalagi ikut campur.
Shane sibuk mengkhawatirkan Anneth dan Leo sibuk mengkhawatirkan adiknya yang masih belum mau terbuka jika dirinya diam-diam menyukai gadis Indonesia itu.
"Shane, mau sampai kapan kamu bohong? Untung Anneth buka tipikal perempuan kepo yang minta ditunjukkin foto pacar kamu. Gimana coba reaksi dia kalau tau pacar yang kamu sebut-sebut selama ini cuma fake?" Leo bertanya dengan setengah berbisik. Bagaimanapun juga, Anneth belum boleh tahu jika sebenarnya Shane tak pernah punya pacar karena gadis yang ia sukai adalah Anneth.
"Sampai kapanpun aku nggak akan pernah ambil pacar orang, Leo," jawab Shane sambil tertunduk meratapi cintanya yang bertepuk sebelah tangan, "lagian perasaanku nggak akan pernah bisa sebesar Deven. Laki-laki itu luar biasa dan cuma dia yang pantas untuk Anneth."
🎧🎧🎧
Author's note
Iya, bukan cuma perasaan kalian kok. Part ini emang pendek. Pendek banget malah. Cuma 800 words. Aku nggak mau bikin part 'nggak mengenakkan' ini terlalu panjang. Kalian juga pasti nggak mau, kan?
Kalau boleh milih, lebih baik aku nggak usah tulis part ini aja. Tapi balik lagi, ini adalah sebagian dari rancangan cerita yang udah aku pikirkan sejak awal. Aku harus konsisten wkwk
Dah ah, jangan lupa komentar
Cheers,
Del.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELLIFLUOUS [End]
Fanfiction"Nggak ada benar atau salah perihal mencintai. Tapi, kalau menurutmu kita memulainya dengan cara yang salah, ayo melanjutkannya dengan cara yang benar." Tak ada yang seindah jatuh cinta di usia remaja. Deven dan Anneth merasakan keindahan itu bersam...