Part 27

501 71 12
                                    

Part 27
.
.
.
Trip to Jogja

Now playing ^Berdua Lebih Baik - Acha Septriasa^

Sudah dua minggu sejak agenda akhir tahun direncanakan. Selama dua minggu pula delapan remaja itu tak pernah absen berjogging ringan. Biarpun gunung yang akan mereka datangi tak terlampau tinggi dan memang dikhususkan untuk pemula, tetap saja kebugaran fisik menjadi syarat penting sebelum mendaki.

Kini delapan remaja itu tengah melakukan final checking di studio Sam yang menjadi titik awal keberangkatan. Tidak sendirian, mereka mengajak Kak James, saudara jauh Anneth yang sudah biasa melakukan pendakian.

"Sepatu gunung udah, jaket, pakaian tidur, pakaian cadangan, kompas, peta, fotokopi identitas, botol minum juga udah. Apa lagi, ya?" gumam Anneth sambil mengabsen satu-persatu perlengkapan yang perlu ia bawa.

Deven yang telah selesai dengan carriernya bergerak mendekat lalu mengacak rambut gadis itu pelan.

"Kamu lupa ini, yang," ucap Deven sembari menaruh survival kit di hadapan Anneth. Gadis itu menyengir karena melupakan sesuatu yang penting.

"Okey guys, kayaknya nggak ada yang kurang. Untuk tenda kita bisa sewa di sana. Jangan lupa bawa lampu emergency dan jaket tebal karena di sana kita nggak diperbolehkan nyalain api unggun," terang Kak James sambil beberapa kali membetulkan letak kaca mata yang melorot.

"Dan, jangan lupa jam tujuh malem harus udah kumpul di sini. Bisa dimengerti semua?" Kak James memberi arahan layaknya seorang guru pada murid-muridnya.

"Bisa, Kak," jawab anak-anak cewek serempak.

Setelah itu mereka kembali ke rumah masing-masing untuk beristirahat sebelum malam nanti melakukan perjalanan delapan jam ke Jogja.

🎧🎧

Mobil seukuran travel milik Kak James telah terparkir di halaman studio Sam. Delapan remaja itu benar-benar datang on time. Bahkan Joa dan Sam sudah standby sejak sore. Semangat mereka memang tak ada duanya.

Sebelum berangkat mereka meluangkan waktu untuk doa bersama agar senantiasa diberi keselamatan selama perjalanan hingga kembali lagi ke Jakarta. Pukul delapan malam, mobil berangkat ke stasiun Gambir. Dari sana mereka akan menaiki kereta malam menuju stasiun Tugu Yogyakarta. Kak James sengaja memilihkan kereta malam agar selama perjalanan mereka bisa beristirahat.

"Aku mau duduk di sebelah Joa," Anneth bersikeras mengusir Sam yang telah duduk nyaman di sebelah Joa.

"Tapi aku duluan yang duduk di sini, Neth," Sam juga masih keras kepala meski telah diusir dengan cara kasar. Anneth terus menarik-narik ujung jaket laki-laki itu agar menyingkir.

"Sam, please, gue ngantuk mau tidur," kekeuh Anneth.

Joa hanya terdiam bingung menyaksikan pertengkaran antara sahabat dan pacarnya. Ia tak bisa memilih, jadi biar saja mereka memutuskan sendiri.

"Ekhem, nggak ada yang mau duduk sama gue nih," sindir Deven yang bangku sebelahnya masih kosong.

Semua orang telah memiliki pasangan duduk masing-masing. Friden bisa dipastikan dengan Gogo, Nashwa dengan Charisa, dan Kak James dengan pacar Nashwa yang sengaja diajak. Ya, Nashwa baru saja jadian dengan Fatih, seseorang yang tidak berasal dari Arpegio.

"Nah tuh, lo sama Deven aja," Sam melakukan upaya pengusiran balik.

Anneth mendengus kesal kemudian berjalan mendekati Deven dengan menghentak-hentakkan kaki. Bukannya tidak senang duduk di sebelah Deven, namun Anneth tak nyaman kalau harus tidur di samping pacar sendiri. Bagaimana jika tiba-tiba ia mendengkur atau tak sengaja jatuh ke pangkuan Deven? Membayangkannya saja sudah membuat Anneth malu.

MELLIFLUOUS [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang