Part 19

634 82 18
                                    

Part 19
.
.
.
Run with You

Now playing ^Rewrite the Stars - Anne Marie & James Arthur^

Hujan yang sering datang di awal Oktober ini membuat delapan bersahabat kian sering nongkrong di ruang musik untuk sekadar menunggu hujan reda. Seperti biasa, mereka duduk di depan instrumen masing-masing. Hanya Joa dan Nashwa yang duduk di sofa untuk menonton drakor berdua.

"Uwa, PR Fisika yang lima soal itu udah selesai?" tanya Deven dari kursi keyboardnya, namun yang ditanya hanya melirik sebentar lalu kembali acuh.

"Uwa, udah dong ngambeknya."

Deven kehabisan cara untuk mengembalikan sikap Nashwa seperti semula. Setelah hasil ujian tengah semester dibagikan, Nashwa belum sekalipun bicara dengan Deven.

Deven memijit pelipisnya yang berdenyut. Bukan salahnya jika ternyata ia menduduki peringkat satu, menggeser Nashwa yang katanya juara bertahan sejak kelas sepuluh.

"Haha, mamam tuh ngambeknya Uwa!" seru Gogo, "siapa suruh serakah."

Anneth dari kursi drum hanya bisa tersenyum geli. Ia tahu Nashwa tak pernah sungguhan marah. Gadis dengan senyum menawan itu sama sekali tak punya rasa iri. Ia hanya mempermainkan Deven.

Lagipula Anneth juga heran, mengapa Tuhan menciptakan laki-laki sesempurna Deven di hidupnya? Tampan, pintar, humoris, jago main musik, jago olahraga, bersuara merdu pula. Rasanya tak perlu ditanya lagi apa yang membuat Anneth menjatuhkan hati pada laki-laki yang terkadang bisa menjadi sangat kekanan itu. Meski cinta tak perlu alasan, namun semua nilai plus yang Deven miliki membuat Anneth semakin hanyut dalam pesona seorang Deven Christiandi.

"Jo, sekarang aja," ujar Sam tiba-tiba.

Joa yang sedang asik menonton drama terpaksa mematikan layar ponsel dan membiarkan Nashwa berdecak sesukanya.

Gadis itu menarik napas dalam dan menghembuskannya. Seakan apa yang akan ia sampaikan membuat tenaganya terkuras habis.

"Guys, gue ada pengumuman buat kalian. Khususnya buat Deven dan Anneth."

Hening.

"Apa, Jo? Jangan bikin kita deg-degan deh," timpal Anneth.

"Gue sam Sam memutuskan untuk nggak lagi di youtube."

Sontak yang lain tereperangah. Di saat Anneth dan Deven mulai dikenal oleh khalayak karena sering mengcover lagu-lagu di channel Samquine, pemiliknya justru ingin menyudahi channel mereka. Bagaimana mungkin?

"Kok gitu, sih, Jo?" lirih Nashwa yang merasa kecewa. Ia tak rela Joa mengakhiri kebahagiaan Anneth.

"Udah kali, Wa. Nggak apa-apa. Lagian mereka berhak, kok," ucap Anneth yang sebenarnya tak kalah kecewa. Hanya saja ia berusaha menutupinya. Lagipula ia bisa membuat akun sendiri biarpun tak akan sama.

"Ya gitu, gue sama Sam memutuskan udahan karena kita mau fokus di belakang layar buat membesarkan nama Denneth."

Semua orang kembali terkesiap. Joa terkikik geli di saat yang lain masih saling pandang.

"Maksudnya gimana, Jo?" Deven bertanya.

"Gini Dev, sekarang fans lo sama Anneth udah mulai banyak tuh. Apalagi Denneth Shipper, wah gila banget mereka. Gue kadang suka terharu bacain email-email mereka. Kalian bener-bener bawa berkah buat gue dan Sam. Kita rasa kesuksesan kalian adalah batu loncatan buat kesuksesan kita juga. Kalian nggak perlu khawatir. Channel Samquine tetap ada, tapi bukan sekadar akun Youtube lagi."

MELLIFLUOUS [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang