29| Drama kecil

438 42 3
                                    

Jika peran mantan menolong dengan tulus aku memang harus memaafkan dengan harus.
≈≈≈

PULANG lebih awal memang sangat menyenangkan bagi kebanyakan siswa. Alasannya basic karena para guru ada rapat tiba-tiba. Katanya sih membahas perihal masalah donatur Angsana.

"Nar gue sama Abi duluan, ya?"

Nara mengangguk, perempuan yang memakai bandana itu tersenyum pada Tasya yang sudah duduk di atas motor Abi.

"Lo gapapa nunggu di sini?" tanya Abi.

Nara mengernyit, celingak-celinguk bingung. "Lah kenapa?" tanya Nara, memangnya ada yang salah berdiri di depan gerbang sekolah? Lagipula kan Annara tengah menunggu Arjuna yang katanya sedang membereskan loker.

"Ya, udah. Lo tungguin Juna paling dia bentar lagi nyusul lo." Tasya berujar seraya memasang helm.

"Iya, Sya."

"Kita duluan ya, Nar. Bye," pamit Abi.

Nara melambaikan tangannya ketika motor Abi sudah jauh. "Hati-hati, ya." Nara berteriak agak kencang lalu terkekeh.

Mengeluarkan ponsel, perempuan itu memilih membuka-buka sosial media guna menghilangkan rasa bosan akibat menunggu sang pacar. Tapi sialnya tak ada yang menarik, chat dengan Arjuna pun terakhir dua hari yang lalu. Hubungannya dengan Arjuna tak selalu chattingan. Karena menurut Arjuna bertemu itu lebih baik.

"NARA!"

Perempuan itu mengangkat kepalanya, keningnya bergelombang bingung sekaligus kesal dengan seseorang yang memanggil namanya di seberang jalan sana. Auris.

Nara mengedikkan bahunya sebagai respons. Ia sedikit berdecak pelan, sudah tak mau peduli pada Auris semenjak tahu sifat perempuan ular itu.

"KE SINI SEBENTAR, GUE MAU BICARA SESUATU SAMA LO!" ujar Auris berteriak di seberang jalan.

"Kalau nggak penting gue males!"

Auris terlihat menghentakan kakinya. "BENTAR AJA!"

"Oke!" putus Nara, sebelum menyeberang perempuan itu membenarkan tali tasnya, seraya menengok kanan kiri memastikan sudah aman.

Namun baru saja empat langkah Nara berjalan, sebuah sepeda motor dari arah kanan melaju begitu cepat tanpa berniat mengerem sedikit pun.

"NARA AWAS!" perempuan itu terentak ketika badannya langsung di peluk Galen seraya di pinggirkan, entah dari mana munculnya Galen secara tiba-tiba. Cowok itu baru saja menyelamatkan Nara dari pengendara gila barusan.

"Kamu gapapa, Nar?" tanya Galen panik. Memeriksa  seluruh bagian tubuh Nara takut kalau ada yang luka.

Nara menggeleng cengo, jantungnya hampir saja lepas karena takut akan semua insiden mendadak barusan. Perempuan itu menelan salivanya seraya menetralkan debaran jantungnya saat ini.

"Nar?"

"Iya! Gue gapapa," jawab Nara cepat.

Galen menghembuskan napas lega. "Aku takut kamu kenapa-kenapa."

"Lo kenapa ada di sini?"

"Aku 'kan emang selalu dateng ke Angsana cuman buat ketemu kamu, Nar. Dan gimana sama permintaan maaf aku ke kamu?"

Nara memilin jemarinya, mendesah pelan. "Gue maafin. Dan gue juga berterimakasih karena lo baru aja menyelamatkan nyawa gue."

Galen tersenyum semringah, wajah cowok itu terlihat lebih senang sekarang. Lagipula sebenarnya Nara sudah memaafkan, hanya saja rasa kesal saat itu masih melekat. Tetapi melihat Galen yang tulus membantunya membuat Nara jadi tidak enak hati.

ARJUNARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang