18| Cari perhatian

534 38 0
                                    

Perasaanku dan dirinya sudah nyata, kita sama-sama suka di baluti cinta. Dan aku harap kamu jangan datang hanya untuk jadi orang ketiga.
≈≈≈

PELUH yang terus keluar dari pori-pori Arjuna sungguh membuat cowok itu terlihat seksi di mata Nara. Perempuan yang selalu membiarkan rambutnya terjuntai kebelakang itu pun tersenyum tipis, menggelengkan kepala guna menghalau pikiran ambigunya terhadap Arjuna.

Ah, sepertinya hobi baru Nara memperhatikan Arjuna kalau dalam kondisi lelah akibat bermain basket barusan. Cowok datar beralis tebal itu benar-benar mempesona, auranya berbeda saja di bandingkan cowok lainnya.

"Gue tau Nar lo pacar Juna. Tapi nggak segitunya juga ngeliatin Juna-nya. Gue khawatir mata lo kering," Rase yang baru tiba dengan es teh jus di tangan kanannya itu terkekeh, melihat ekspresi Nara yang seakan terciduk.

Nara berdeham kecil, seraya menyelipkan sejumput rambutnya perempuan itu berujar. "Apaan si lo, Se. Usil aja deh."

Arjuna menyeka keringatnya, cowok itu lantas tersenyum hangat. Gadisnya selalu saja bertingkah menggemaskan.

"Lagian iri aja lo, Se. Yang punya mata Nara. Kenapa jadi lo yang bawel?" Taka ikut berujar, cowok bermulut pedas itu tidak akan melewatkan kalau ada kesempatan nyinyir terhadap sahabatnya.

Rase berdecak keras. "Ka! Mending lo cabut aja sana. Jangan di Wb kalau cuma mau judesin gue,"

Geo yang sedang asik memetik gitarnya mendengus. "Nggak usah mulai deh lo berdua ribut hal sepele. Maklumin aja, Se. Mulut Taka kan emang pedes."

"Aduh Taka, kamu jangan gitu dong bikin aku gemes aja." Manu ikut menimpali, kali ini lebih meledek.

"Kok jadi bacot ya?" ujar Taka sebal.

Annara tertawa ringan, ternyata kalau sudah akrab lama dengan anak Victor itu menyenangkan. Mereka memang terlihat saling mengejek, tetapi sifat dari masing-masing begitu sangat peduli terhadap satu sama lain.

"Ra," seru Arjuna membuat Nara menoleh padanya.

"Iya Jun?"

"Jangan ketawa,"

Nara menautkan kedua alisnya. "Kenapa?"

"Kamu boleh memperlihatkan senyum dan tawa kamu cuma sama aku. No yang lain, termasuk mereka," ujar Arjuna membuat Nara melongo.

"IH! Juna apaan si kamu, sejak kapan alay gini?"

"Sejak seorang Nara ada di hati aku."

"Juna cukup, ini bukan sifat kamu banget ah," Nara tidak habis pikir mengapa tiba-tiba Arjuna bersikap seperti ini. Apa cowok di sampingnya salah makan hingga terlihat aneh?

"EH MILKA," Manu berujar kencang, memanggil perempuan yang baru saja melewati WB dengan catatan kecil di tangannya.

"Eh iya?" sahut Milka terlihat bingung, perempuan berambut lurus itu menyita atensi anak Victor lainnya. Termasuk Taka.

"Mau kemana?" tanya Manu sok dekat.

Milka menggaruk tengkuknya. "Mau cari bahan," jawab Milka.

ARJUNARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang