05| Fakta Arjuna

987 75 5
                                    

Tidak ada kata kebetulan dalam hal pertemuan. Mungkin kamu memang sudah settingan Tuhan.
≈≈≈

SPEACHEELS, hal yang kini tengah Nara rasakan ketika kakinya berpijak pada lantai rumah Arjuna yang begitu mewah nan megah. Perempuan yang masih lengkap mengenakan seragam sekolahnya itu melongo, menatap kagum pada setiap sudut rumah Arjuna. Jadi benar kabar yang beredar kalau Arjuna memang ... tajir!

Hari ini, seperti yang sudah di janjikan. Arjuna mengajak Nara datang ke rumahnya. Menyuruh perempuan itu duduk sebelum Arjuna mengambilkan minuman.

"Eh mau kemana?" tanya Nara pada Arjuna, perempuan itu terlihat bingung karena Arjuna yang ingin beranjak.

"Ambil minum, lo mau minum apa?" Arjuna balik bertanya.

"Lo yang ambil sendiri?" heran Nara.

"Ya,"

Kening Nara semakin berkerut. "Pembantu lo kemana?"

"Mau minum apa?" tanya Arjuna lagi tanpa berniat menjawab kebingungan Nara.

Annara mencebik, mendengus kesal. "Apa aja yang penting dingin," serahnya.

Arjuna mengangguk, segera berjalan ke arah dapur sekadar mengambil minum untuknya dan Nara. Tak butuh waktu lama, kini Arjuna sudah kembali dengan dua kaleng minuman bersoda. Lebih instan tanpa harus ribet.

"Lo kesel?" Nara menoleh cepat, menatap Arjuna lekat.

"Kenapa harus kesel?" tanya Nara pada Arjuna.

Mengedikan bahu, cowok pendiam itu meletakan kaleng minumannya lalu mengubah posisi duduknya menyerong. "Kesel karena gue, mungkin? Karena gue ajak ke rumah?"

Ah, Nara paham. Ya, jelas saja ia sedikit kesal. Tapi kalau di pikir kembali tidak terlalu buruk berkunjung ke rumah Arjuna.

"Nggak sih biasa aja," ujar Nara, "emang mau ngapain lo ngajak gue ke sini? Mau ngasih tau kalo elo orang kaya? Sultan gitu?" tuduh Nara tajam.

Arjuna menyinggungkan senyumnya. "Apa untungnya pamer kekayaan?"

"Eh," kikuk Nara seraya menggaruk tengkuknya.

Cowok itu justru terkekeh pelan, menggeleng kecil karena begitu gemas dengan Nara. "Gue ajak lo karena lo pacar gue, supaya lo tau rumah gue, Nar."

Pacar? Duh, Nara masih saja merasa aneh dan canggung. Masa sih ia berpacaran tanpa PDKT yang lama? Itu sungguh bukan Nara.

"Lo beneran gak sih suka sama gue?!" tanya Nara penuh penekanan.

"Lo masih ragu?"

"Iyalah!" sergah Nara cepat.

Arjuna rasa, ia harus menceritakannya pada Nara. Entahlah, ia merasa percaya sekali dengan perempuan kecil di hadapannya ini. Toh sudah jadi pacar bukan?

"Awalnya gue nggak tau harus bersikap gimana saat pertama kali liat wajah lo. Tapi gue merasa hati gue bergetar, entah karena apa gue pun masih belum mengerti Nara," Perempuan itu menelengkan kepalanya, tak paham sama sekali dengan perkataan Arjuna.

"Jujur, gue suka lo karena mirip seseorang. Benar-benar mirip," kata Arjuna pada Nara.

"Seseorang? Siapa?" tanya Nara penasaran setengah mati.

Arjuna tersenyum, "Dia Arina," ungkapnya semakin membuat Nara tak mengerti. Nara berpikir, apa hubungannya seseorang itu dengan dirinya 'kan?

"Lalu?"

"Arina Velaria. Adik gue," terang Arjuna.

Gimana sih? Nara masih tidak paham. Arjuna mempunyai adik namanya Arina begitu? Lalu mengapa Arjuna tiba-tiba mengklaim dirinya sebagai pacar?

ARJUNARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang