32|Terpaksa menyakiti

497 37 0
                                    

Jalan satu-satunya untuk bisa melindungimu yaitu dengan cara menyakitimu.
≈≈≈

BAGI Annara saat ini ia merasa seperti di neraka, perempuan yang baru membuka matanya dan berada di sebuah ruangan bernuansa hitam dengan satu lampu sebagai penerang membuat ia menghela napas takut.

"Wah, putri tidur udah bangun," suara itu berasal dari seorang yang baru saja muncul dari balik pintu, dengan membawa segelas susu di tangannya seorang itu tersenyum devil pada Nara.

Nara tercengang, sesaat memejamkan mata guna mengatur hawa marahnya. "Lo—"

"Shhttt ... baru sadar jangan marah-marah," potongnya.

Nara meringis, ia bahkan tersadar kalau kedua tangannya di borgol. Demi Tuhan, Nara merasa sangat takut.

"Galan! Are you crazy?!" teriak Nara marah. "Jadi lo yang udah buat gue pingsan?" perempuan itu sangat ingat sesudah meminum air yang ia beli dari seorang anak laki-laki yang ternyata anak kecil itu suruhan Galen.

Galen tergelak menyeramkan, cowok yang membawa Nara memang Galen—mantan yang saat ini sudah semakin gila karena tingkahnya yang di luar batas. Bayangkan saja, saat ini Nara berada di rumah cowok itu dan lebih tepatnya di kamar Galen dengan keadaan tangan di borgol.

Cowok itu berdecak pelan, mulai berjalan mendekat. "Kebiasaan kamu suka marah-marah," ujarnya. "Di minum dulu susu yang udah aku buat."

Nara tidak tahu harus apa ketika berhadapan dengan Galen, bergerak gelisah—perempuan itu berusaha bangkit dari kasur hendak pergi namun bukan hal yang mudah bagi Nara karena Galen langsung merampas rambut Nara hingga membuat perempuan itu meringis.

"Lepasin gue Galen!" tekan Nara tegas.

Lagi-lagi Galen tertawa dengan nada sumbang, cowok itu meletakan segelas susu di atas meja karena Nara tidak menerimanya. Dengan kurang sopannya Galen membalikan tubuh Nara, menatapnya tajam seraya mengangkat dagu perempuan itu.

"Kamu kira, kamu bisa pergi gitu aja, Nar? Nggak! Setelah susah payah nyusun rencana dan kerja sama dengan Auris kamu pikir aku mau lepasin kamu?"

Nara mendelik terkejut, memalingkan wajahnya kasar. Tak sudi menatap cowok gila seperti Galen.  "Lo bener-bener gila!"

"Karena kamu selalu nolak aku, Nar!" bentak Galen.

"Kita udah putus! Lo harus ingat itu Galen!"

"Putus?" ucap Galen. "Nggak! Aku udah bilang nggak akan lepasin kamu!"

Oh ayolah! Rasanya Nara ingin menjerit sekencang-kencangnya. Namun sepertinya tidak mungkin, Nara tidak mau Galen semakin berbuat hal gila nantinya.

Perempuan itu menghela napas frustasi, ia duduk kembali. Berpikir keras. Bahwa di balik khasus penculikan ini Auris terlibat? Memang perempuan licik, Auris dengan Galen sama saja. Mengapa mereka berdua tidak bersama? Bukankah pantas keduanya?

Nara tidak tahu dengan pemikiran Auris dan Galen. Mereka berdua begitu drama sekali. Menyuruh anak kecil yang tidak berdosa demi melancarkan aksinya untuk menculik Nara. Astaga, bagaimana caranya Nara memberitahu Arjuna?

"Aku nggak bakalan nyakitin kamu, kalau kamu nurut sama aku, Nar."

Nara mendesis, menatap Galen sengit. "Siapa elo? Gue bilang udah putus ya udah! Lo paham arti berakhir hubungan 'kan?!"

"Tapi aku nggak rela kamu sama Juna, Nar! Cowok sialan itu nggak pantes buat ka—"

"LO YANG NGGAK PANTES!" teriak Nara hilang kesabaran.

ARJUNARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang