Kamu aneh, memaksaku untuk menerima suatu keadaan tanpa meminta persetujan.
≈≈≈SUNYI, itulah yang selalu Arjuna rasakan ketika berada di rumahnya. Rumah besar dengan tema American classic yang di design mendiang ibunya dahulu. Cowok itu menghela napas, membanting tas lalu menjatuhkan tubuhnya di atas sofa.
Arjuna kadang menyesal, dalam artian menyesal karena telah terpilih menjadi kapten basket SMA Angsana. Kalau jadinya seperti ini sama saja ia mengacaukan alur hidupnya sendiri. Sudah kacau semakin bertambah berantakan karena selalu di ganggu perempuan-perempuan menyebalkan di sekolah. Seperti Binta salah satunya.
Ia selalu berpikir, untuk apa tinggal di rumah besar kalau hanya sendiri? Untuk apa mempunyai segala materi kalau tidak ada yang menemani? Ah, bahkan kasih sayang pun Arjuna sudah tidak pernah merasakannya. Terakhir kali kala ia masih duduk di sekolah dasar, kelas V SD sebelum kepergian ibunya.
Getaran ponsel membuat lamunan cowok itu tercerai. Di ambilnya benda pipih dari saku celana lantas segera membukanya. Cowok itu berdecak sekali, ternyata hanya sebuah grup.
VICTOR
Rase Alterio: Wahai penghuni grup keluar lah kalian.
Manu Dellano: Kasian ya anak gabut begitu kerjaannya.
Geo Nolan: Turut prihatin gue, Se.
Rase Alterio: @Arjuna sayang kamu di mana?
Gamadi Attaka: Anjim geli gue!
Rase Alterio: Sshhtt Taka kalo cemburu bilang ya.
Manu Dellano: Obat lo abis, Se? Yuk gue anter ke RSJ.
Geo Nolan: Jun, anak-anak Victor pada homoooo.
Manu Dellano: Bang Juna sultan lo di mana si??
Gamadi Attaka: Jangan-jangan lo lagi tiktokan ya?
Rase Alterio: Hahaha, ya kali Juna main tiktok.
Geo Nolan: Tapi cocok Juna kan ganteng.
Arjuna Valeerian: Nggak ada kerjaan lo pada gibahin gue?
Rase Alterio: Uwuww akhirnya bang Juna muncul. Aku padamu mas.
Gamadi Attaka: Fiks! Lo gue tendang dari Victor Se.
Manu Dellano: Ya allah azablah teman-teman saya.
Arjuna berdecak keras, mulai jengah. Ia lantas menutup aplikasi Whatsapp lalu beralih pada LINE.
Tersenyum kecil, cowok itu tanpa sadar mengulum bibirnya tatkala melihat id LINE yang baru di kirimkan oleh Manu. Cowok playboy itu tahu saja kalau Arjuna sedang mencari id milik Nara.
Jari-jarinya mulai bereaksi di atas keyboard, mengirim pesan pada perempuan berwajah manis di sana.
Arjuna tidak tahu mengapa bisa merasa sesenang ini. Mungkinkah karena Nara mirip dengan seseorang itu? Atau memang hatinya sudah jatuh pada Nara?
Sudahlah, biar waktu yang mengatur. Skenario Tuhan jauh lebih indah.
°°°
Aktivitas bermain monopoli Nara bersama Abi dan Tasya tertunda karena sebuah pesan yang masuk pada ponsel Nara. Perempuan itu meraih ponselnya, mengernyit bingung ketika ada sebuah chat masuk dengan id tidak di kenalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARJUNARA [SELESAI]
General FictionWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! Arjuna Valeerian. Laki-laki paling pendiam yang mempunyai otak bak robot yang kepintarannya tidak ada yang menandingi seantero sekolah. Arjuna-cowok yang selalu meraih juara umum baik dari tingkat SMA maupun nasional...