17| Waktu singkat penuh hangat

544 43 2
                                    

Dalam satu hubungan hanya ada kata kita, bukan dia apalagi mereka.
≈≈≈

PEREMPUAN dengan setelan santai yang baru saja selesai berkutat di dapur selama lima belas menit itu baru saja selesai mengerjakan kegiatannya. Annara menghela napas pelan, perempuan itu lantas langsung saja duduk di lantai yang di dasari karpet berbulu seraya bersandar pada sofa.

Kentang goreng yang sudah ia buat tadi langsung saja di makannya, dengan jus stroberi di campur susu agak sedikit membuat perasaan Nara membaik. Jujur saja, dari kemarin mood Nara naik turun. Tidak jelas rasanya. Ah mungkin karena Arjuna juga salah satu penyebabnya yang sampai sekarang tidak memberikan kabar barang satu katapun.

Omong-omong tentang olimpiade, Nara jadi ingat. Apakah Arjuna dan Auris sudah menang?

"Bodo amat deh," Nara bermonolog, perempuan itu mengedikan bahu seakan tidak peduli. Seraya meneguk sedikit jusnya ia pun tengah menukar-tukar sinetron apa yang sekiranya seru di televisi.

Tidak ada! Nara sama sekali tidak menemukan sinetron yang seru satupun. Ponselnya bergetar, perempuan itu lantas menoleh dan segera membuka satu notifikasi yang ternyata dari Abi.

Abian Aileen_ : Nar besok bagi PR dungs:(

Menyebalkan. Jangankan mengerjakannya, Nara saja tidak tahu PR apa yang di maksud Abi. Ia sama sekali tidak mengeceknya.

Annara Rania Xaviera_ : Nyontek ke Tasya aja.

Abian Aileen_ : Oghey heheh.

Atensi Nara langsung terpecah ketika telinganya mendengar bunyi bel yang di tekan seseorang dari luar. Keningnya sedikit mengerut, agak heran siapa orang yang datang sore-sore begini.

Mungkinkah kedua orangtuanya? Ah tidak! Nara sangat tahu betul bagaimana kesibukan antara Mama dan Papanya itu. Semenjak kedua orangtua Nara berpisah, Nara sama sekali sudah tidak merasakan hangatnya keluarga. Semuanya terasa hambar.

Perempuan itu mencepol asal rambutnya sebelum membuka pintu. Lagipula mengganggu saja sih bertamu di sore hari begini.

"Siap—Arjuna?" Nara menggusah napas, ia pikir siapa yang datang. Tahunya sang pujaan.

"Ini," tangan cowok itu terulur menyodorkan satu kantong plastik berwarna putih ukuran sedang pada Nara.

"Apa?" heran Nara seraya menerimanya.

"Ada banyak cemilan, sosis bakar juga ada di dalemnya."

"Buat aku?"

Arjuna mendecap pelan, "Menurut kamu?"

Annara tidak berminat untuk menunjukkan senyumnya. Perempuan itu memilih membuka pintu sedikit lebar. "Ayo masuk dulu."

Jujur saja ia senang melihat kehadiran Arjuna di rumahnya. Namun rasa kesal masih saja ada mengingat cowok yang kini duduk di sebelahnya begitu sibuk sampai-sampai tidak membalas pesannya.

"Udah nggak sibuk ya?"

Pertanyaan Nara adalah sebuah sindiran bagi Arjuna. Cowok itu langsung peka.

"Maaf, Ra."

Nara mengembuskan napasnya. "Gak masalah. Cuman aku heran aja sibuk banget ya kamu sampai bales chat aku aja gak bisa? Padahal aku cuma mau tau keadaan kamu udah makan atau belum."

ARJUNARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang