45| Nasihat Manu

427 43 2
                                    

Tidak ada yang benar-benar selesai kalau bukan karena keinginan.
≈≈≈

Merepotkan.

Satu kata yang pas untuk cowok dengan celana buntung yaitu Manu Dellano—cowok yang sejak tadi membuat kesabaran Arjuna hampir habis di buatnya.

Cowok tanpa tahu malu itu menemui Arjuna di kafè yellow miliknya, memesan banyak makanan dengan seenaknya dan semua itu gratis.

"Jadi kapan lo pergi dari sini?" ujar Arjuna.

Manu agak mengangkat kepalanya, menyudahi makan steak daging yang sangat lezat itu lalu berdecak pelan seraya menaruh pisau serta garpu yang awalnya ia pegang.

"Ini lo ngusir gue?" tuding Manu.

"Gak ada yang mau di repotkan dengan orang kayak lo."

Manu mendengus, bersandar pada kursi dengan tangan bersedekap di dada. Cowok itu lantas menaik turunkan alisnya seraya berucap. "Tapi lo sayang kan sama gue?"

Arjuna menghela napas. "Sayangnya gue sangat membenci lo!"

"Lo mau cosplay jadi Taka? Mulut lo nggak pantes sejahat itu sama cowok seganteng gue, ya meskipun masih gantengan lo kemana-mana. Gue akui itu bro."

"Kerjaan gue masih banyak di sini, jangan bikin gue buang-buang waktu."

Rasanya Manu ingin menendang laki-laki batu di hadapannya saat ini, tetapi ia tidak cukup berani, bisa-bisa ia di keluarkan dari Victor dan tidak dapat jajan gratis lagi setiap hari.

Arjuna—adalah sumber uangnya anak-anak Victor. Anggap saja seperti sultan di dunia perwattpadtan.

Manu meneguk es lemon teanya lalu menumpu kedua tangannya di atas meja, menatap Arjuna beberapa detik lalu berujar serius.

"Gue ke sini mau omongin Nara."

Arjuna mendecap pelan. "Itu bukan urusan lo,"

"Jelas urusan gue bego. Lu berapa lama si temenan sama gue jing? Lu beneran tolol banget masalah cinta-cintaan. Jangan memperkeruh alur cerita, nanti lama ending nih kisah lo."

"Gue ke sini sengaja mau nemuin lo, Jun. Sampe ninggalin anak-anak di rumah gue, saking gue menjaga privasi lo biar mereka kaga tau."

"Terus apa masukkan lo?" tanya Arjuna pada intinya. Ia sudah malas mendengar Manu berceloteh panjang lebar.

"Gue denger pembicaraan lo sama Nara di LAB kemarin. Dan lo gak sepantesnya ngomong gitu. Di sini lo yang salah, Jun. Bukannya Nara gak mau mengerti, menurut gue ya ini karena lo yang gak mau terbuka sama dia. Cewek mana paham si Jun lo ada masalah atau nggak kalo kaga cerita. Apalagi sikap lo yang berubah gak jelas, makin overthingking dia."

"Gue cuma menjaga Nara dari kakek gue."

"Jun!" seru Manu. "Masalah kakek lo itu sama sekali nggak penting menurut gue. Misal lu kayak gini melulu ya harus beneran siap Nara di ambil orang. Si Abi juga udah nungguin Nara dari dulu."

Arjuna menekuk wajahnya, kentara sekali cowok itu tidak suka mendengar nama Abian semenjak Arjuna mengetahui kalau Abian yang selalu memberi Nara surat-surat.

"Lo bisa jamin Nara aman?"

"Gue nggak bisa jamin, tapi gak mungkin juga kakek lo membunuh Nara kan? Kakek lo bukan psikopat,"

ARJUNARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang