Semakin hari rasa ini semakin nyata, karena kamu membuat aku terpana.
≈≈≈KEADAAN lapangan SMA Angsana kini tengah ramai-ramainya. Banyak sekali perempuan yang mengerumuni pinggir lapangan hanya sekadar menonton pertandingan basket yang sedang berlangsung. Sebenarnya ada satu alasan mengapa bisa seramai itu, apalagi kalau bukan karena Arjuna—cowok yang masih mempunyai banyaknya fans meski status Arjuna sudah berpacaran. Tak hanya pinggir lapangan, bahkan tribune sudah seperti lautan manusia. Benar-benar banyak.
"ARJUNA ... AYO SERANG, SEKARANG PERGI KE RUMAH LAWAN!" teriak Pak Bono—laki-laki berkumis tebal dengan topi hitam yang menyandang sebagai pelatih itu terus berteriak, mengarahkan Arjuna sebaik mungkin.
Arjuna yang tengah membawa bola menoleh, mengangguk singkat seraya men-dribble bola basket berwarna oranye ke rumah lawan.
"SHOOT JUNA!!!" teriak Pak Bono lagi.
Dengan yakin, Arjuna melakukan lay up membuat musuh serta penonton lainnya melongo takjub melihat teknik yang di lakukan Arjuna. Bagaimana mereka tidak jatuh cinta pada Arjuna? Cowok itu sangat pandai sekali jika bermain basket. Wajah dingin dan datarnya mampu mengelabui lawan hingga terkecoh. Arjuna mampu mencetak angka untuk grupnya, pandangan para perempuan tak lepas memperhatikan Arjuna. Lagi dan lagi, Arjuna berhasil menyita semua atensi penonton karena cetakan angka yang kedua.
Cowok dengan baju berwarna biru dongker tanpa lengan itu menyeka keringatnya, memperhatikan teman segrupnya yang kini tengah membawa bola.
"Gila! Makin keren aja lo Jun," seru Abi—tim segrupnya itu berujar bangga seraya menepuk bahu Arjuna.
"Lo juga keren," balas Arjuna datar.
Abi berdecak, "Kerenan lo tapi, buktinya bisa jadi kapten kan?" ujar Abi seraya menaik-turunkan kedua alisnya.
"Terserah lo," putus Arjuna.
Di waktu yang sama, seorang perempuan yang duduk di tribune paling pojok mengulum senyumnya tanpa sadar. Entah kenapa ia merasa bangga dengan Arjuna, masih tak menyangka sih kalau cowok hebat itu adalah pacarnya.
Annara, perempuan itu terus memperhatikan Arjuna. Ia akui kalau Arjuna sangat keren. Pantas saja cowok itu kini menjadi seorang idola.
"Kedip woi!" sentak Tasya seraya menyenggol bahu Nara. Perempuan yang tengah memegang sebotol fanta itu memutar bola mata. Merasa tak di anggap, padahal sedari tadi ia duduk di sebelah Nara.
"Sya! Bisa nggak si biasa aja, gak usah ngegas," sewot Nara.
"Ya lagian gak kering apa tuh mata. Ngeliatin Arjuna melulu,"
Nara tertawa, "Lo sirik ya, Sya?"
Tasya tersedak, hampir saja menyemburkan minuman yang ada dalam mulutnya. "Pala lo sirik! Biar jomlo gue banyak yang mau ya, Nar!"
"Cih. sombong sekali anda," ujung-ujungnya malah Nara kan yang sebal.
"Gapapa sombong yang penting cantik," ucap Tasya.
Suara peluit Pak Bono membuat semua penonton bersorak senang, pertandingan telah selesai. Tim Arjuna mencetak skor dengan sangat banyak, mengalahi lawan dengan begitu baik.
"Nar! Juna udah out tuh. Sana gih samperin," suruh Tasya ketika matanya melihat Arjuna meninggalkan lapangan.
"Kenapa harus gue samperin?" heran Nara membuat Tasya menjitak kepala perempuan kecil itu.
"Ya karena lo pacarnya bodoh! Di mana-mana pacar itu kasih semangat, beliin air. Lah elo masa gak tau sih?"
Nara menggaruk tengkuknya, begitu ya? Duh Nara masih saja merasa canggung dengan Arjuna. Tapi ada benarnya juga perkataan Tasya, perempuan itu lantas berdiri, menepuk roknya lalu berjalan pergi meninggalkan Tasya tanpa pamit.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARJUNARA [SELESAI]
General FictionWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! Arjuna Valeerian. Laki-laki paling pendiam yang mempunyai otak bak robot yang kepintarannya tidak ada yang menandingi seantero sekolah. Arjuna-cowok yang selalu meraih juara umum baik dari tingkat SMA maupun nasional...