11| Maaf

700 59 2
                                    

Aku tidak akan mempermasalahkan siapapun dia jika kamu berkata jujur sebelumnya.
≈≈≈

"BU PESEN MIE GORENG PAKE TELOR DUA! JUNA YANG BAYAR," seperti sudah tidak mempunyai rasa malu Rase berteriak kencang, memesan mi pada ibu warung yang sudah menjadi langganan.

"Miskin banget! Sampe mie aja harus Juna yang bayar," ujar Taka sinis.

"Eh! Gapapa kali, Ka. Kan Juna sultan, cuman mie doang gak ada apa-apa bagi Juna," kata Geo ikut menyahut.

Taka mendengus, menilik Arjuna. "Emang lo mau bayarin Jun?" tanya Taka pada Arjuna, cowok yang terdiam seraya memperhatikan kendaraan yang sesekali lewat.

"Udah biasa juga 'kan?" ujar Arjuna.

"TUH DENGER!" sambar Rase sewot.

Taka menyengir. "BU TAMBAH MIE REBUS SATU! JUNA YANG BAYAR," teriak Taka kencang.

"Cih! Miskin banget sampe Juna yang bayar," ujar Rase sengaja menyindir Taka.

"Sshhtt diem!" decak Taka pada Rase.

"Gak usah pake cabe, Bu. Soalnya mulut Taka udah pedes," imbuh Geo ikutan nyinyir.

Begitulah, tidak ada akurnya. Mereka selalu berdebat hal-hal yang tidak terlalu penting. Arjuna sama sekali tidak tertarik, urusan bayar membayar sudah biasa. Dan Arjuna tidak pernah keberatan jika menyangkut para sahabatnya.

Dari jarak setengah meter terdengar deru motor yang kian mendekat ke arah WB. Itu Manu, cowok bobrok yang selalu menyebalkan baru saja tiba membuat semua sahabatnya mengoceh tatkala Manu turun dari motornya.

"Dari mana aja lo?" tanya Geo pada Manu.

"Cari mangsa pasti!" tuding Taka kejam.

"Cewek mana lagi yang lo baperin, Nu?" tambah Rase seraya membawa piring berisi mi goreng pesanannya tadi.

Mau mengedikan bahu, memilih mendudukkan bokongnya seraya menyambar es jeruk di tangan Geo lalu segera meneguknya.

"Buset! Es gue anjim!" protes Geo tak terima.

"Gue kan temen lo! Jangan perhitungan," ujar Manu.

Taka berdecak, menggeleng pelan. "Ternyata lo semua pada miskin. Lagian, Nu. Kalau dari mana-mana itu bawa minum ke atau cemilan," kata Taka pada Manu.

"Bacot banget si kamu sayang," sahut Manu membuat Taka refleks menipuknya dengan bungkus rokok yang sudah kosong.

"Sekalian aja lo timpuk pake batu Ka," Arjuna ikut berujar, membuat Manu yang mendengarnya langsung menoleh.

"Juna?!" seru Manu, "Lo dari mana heh!"

Arjuna mengernyit, "Maksud lo?"

"Astaga, Jun. Gue baru aja abis nganterin cewek lo pulang. Si Nara, dia nyariin lo! Taunya lo ada di sini?"

Arjuna merutuki dirinya. Bodoh, bisa-bisanya ia melupakan Nara. Setelah meninggalkan perempuan itu dan mengantarkan Auris pulang Arjuna langsung ke WB. Ia sama sekali tidak ingat kalau sudah meninggalkan Nara sendiri di tukang siomai.

Dengan buru-buru Arjuna mengeluarkan ponselnya, mencoba menghubungi perempuan itu namun sialnya ponsel Nara tidak aktif. Arjuna sungguh merasa bersalah karena sudah mengabaikan gadisnya begitu saja.

"Lo emang dari mana, Jun?" tanya Manu lagi.

Arjuna tidak menjawab, cowok itu lantas berdiri dari duduknya. Menyambar kunci motor lalu segera pergi menemui Nara.

"Emang ada apaan si Nu?" tanya Taka ikut terheran melihat kepergian Arjuna begitu saja.

"Diem! Anak kecil gak boleh tau," ujar Manu.

ARJUNARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang