Yesha sedang berguling-guling di atas kasur Tresna. Malam ini si Anak bungsu merengek ingin tidur bersama Kakaknya, dia bilang karena besok akan lomba jantungnya jadi berdetak lebih cepat dari pada biasanya. Jadi Yesha minta di temani, agar malam ini dia bisa tidur dan besok dia bisa lomba dengan maksimal.
"Tidur, kok malah ngacak-ngacak kamarnya Mas sih?". Tresna keluar dari kamar mandi. "Besok matanya bengep loh Dek".
"Aku enggak bisa tidur".
Tresna menggelengkan kepalanya saat melihat sprai yang sudah tidak beraturan. Dia pun memakai piayamanya dengan cepat sebelum Adiknya semakin berulah. Yesha ini jika tidak bisa tidur harus di keloni. Meskipun dia berkali-kali berkata bahwa dia bukan bayi, tapi setiap hari justru perangainya sudah melebihi bayi. Apa lagi jika sedang ingin di perhatikan, pasti ada saja ulahnya.
"Ayo tidur, sini Mas usap-usap kepalanya".
Bibir Yesha tertarik memebentuk senyuman, dia senang karena Tresna bisa memahami kodenya. "Besok bangunin aku jam 4 ya Mas?".
Tresna mengangguk. "Iya, ayo sekarang tidur. Biar besok seger".
Setelah memastikan Adiknya tidur nyenyak, Tresna melepaskan tangan kirinya yang di gunakan Yesha sebagai bantal, kemudian dia membenahi letak selimut agar Yesha tidak kedinginan. Ada pekerjaan yang harus dia selesaikan karena besok Tresna harus cuti demi mengantar sang Adik mengikuti lomba. Namun baru saja tangannya membuka sebuah map, ketukan dari arah pintu membuat dia terpaksa harus menunda pekerjaannya.
"Kenapa Cas?".
Lucas menyerahkan satu set baju pada Tresna. "Baju si bayi, udah lengkap sama dasinya. Barusan di setrika sama Juna". Dia mengikuti langkah Kakaknya masuk ke kamar. "Idih si bayi udah tidur?".
"Udah, jangan di ganggu nanti gak bisa tidur lagi kamu yang repot".
Tapi bukan Lucas namanya jika dia menurut begitu saja. Selagi Tresna merapihkan baju untuk di pakai Yesha besok, Lucas mulai menciumi seluruh wajah Adiknya atau sesekali mencolek pinggangnya. Tidur Yesha pun terganggu, beberapa kali dia harus menggeliat saat merasa ada sesuatu yang menggelitiknya.
"Abaaangg...". Yesha merengek.
Lucas pun buru-buru pergi dari kamar Tresna, takut jika perbuatannya diketahui.
"Loh kok bangun?". Tanya Tresna saat dia menemukan Yesha duduk di atas kasur.
"Abang gangguin Adek...".
Aduh! Apa katanya tadi? Tresna jadi senyum-senyum sendiri saat Yesha memanggil dirinya Adek.
"Ayo tidur, sini Mas usap lagi". Tidak apa-apa deh tangan Tresna pegal sekali lagi asal Yesha menggemaskan begini setiap hari.
Tapi sayangnya besok pagi Yeshanya akan kembali seperti biasa, tidak mau di bayi-bayi tapi kelakuan seperti bayi. Belum tau saja jika di sekolah Yesha ini bisa memanjat tembok hanya demi membeli cilung di depan SD. Atau bisa menjadi galak saat dia merazia bersama anggota OSIS. Herlan saja sampai terheran-heran jika melihat sikap Yesha di sekolah.
Tidak lama setelahnya pintu kamar Tresna kembali di ketuk, tidak heran memang jika Yesha ada di kamar salah satu Kakaknya, bisa setiap menit pintu akan di ketuk. Habis dia ini tidak ada dalam raduius 5 meter saja langsung di cari-cari. Lalu Tresna pun membuka pintunya, sekarang giliran Kenan dan Winar yang datang ke kamar.
"Loh kirain belum tidur". Ucap Winar, dia ikut berbaring di sebelah Yesha, mengusap dahi Adiknya agar semakin lelap.
"Tadinya Mas mau ngomong sama dia". Kenan menatap Tresna. "Sama kamu dulu aja deh".
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Yesha || Liu Yangyang
FanfictionMenjadi bungsu dari 7 bersaudara terkadang membuat orang lain menganggap hal tersebut hanyalah omong kosong. Di jaman sekarang, siapa orang tua yang memiliki banyak anak? Jawabannya adalah keluarga Alwira. Meskipun bukan satu-satunya keluarga dengan...