Jam 10 pagi sudah terlewat namun keadaan rumah Alwira masih sangat sepi. Di waktu libur, Bibi dan Supir mereka di liburkan, jadi rumah hanya berisi ke-7 anak laki-laki yang masih entah dimana keberadaannya. Yesha setelah beribadah bersama Winar kembali tidur, itupun di kamar Winar karena rasa gelisahnya masih sering muncul meskipun tidak separah sebelumnya. Sedangkan pemilik kamar sedang berkutat dengan berbagai design sebuah bangunan untuk projek yangs sedang di kerjakan.
"TOLOONGGGG ANJIIIRR KECOAAAA".
Winar tanpa sadar mengumpat saat mendengar teriakan dari luar. Bahkan Yesha yang sedang tidur pulas pun langsung terbangun karena terkejut. Entah sadar atau tidak keduanya buru-buru keluar kamar untuk melihat apa yang sedang terjadi. Winar akan memukul siapapun yang menyebabkan garis yang sedang dia buat menjadi bengkok akibat terkejut.
"Ada apa?". Tresna yang sudah terlihat segar bertanya pada Winar.
"Enggak tau". Winar buru-buru menghampiri sumber suara dari arah dapur. Suara benda-benda berjatuhan tedengar menggema di barengi suara teriakan.
Winar, Yesha dan Tresna hanya bisa terdiam melihat keadaan dapur yang sudah berantakan. Pelakuanya adalah Lucas, Juna dan Hamas yang sekarang sudah berdiri di atas meja kompor, untung terbuat dari keramik sehingga kuat menopang bobot tubuh mereka. Sedangkan Juna, dia berdiri di atas meja makan.
"Kalian ngapain?". Kenan yang baru datang menatap Adiknya bingung.
Lucas, Hamas dan Juna saling lirik. Merasa sedikit aneh saat melihat posisi masing-masing. Hamas memagang spatula, Juna memegang cobek dan Lucas yang memegang sepatu entah milik siapa.
"Kalian ngapain Mas tanya?". Sekali lagi Kenan bertanya. "Turun! Masih pagi udah ribut".
Ketiganya menurut, langsung turun saat Kenan menatapnya galak. "Udah jam 10 lebih Mas ini, udah siang". Ucap Lucas.
Yesha yang merasa kepalanya mendadak pusing langsung berjongkok. "Abang ini kenapa teriak-teriak? Kaget aku".
Lucas memamerkan deretan giginya. "Tadi ada kecoa hehehe".
Tresna menghela nafas. "Beresin, baru juga jam 10 udah bikin ribut". Tresna baru saja akan berbalik sebelum sesuatu berwarna cokelat berjalan ke arahnya. "KECOAAAA". Lalu langsung naik ke atas kursi meja makan.
Winar dan Kenan spontan ikut terkejut. Di rumah ini mereka ber-4 adalah manusia yang takut dengan serangga. Jadi begitu Tresna berteriak kecoa ke-4 nya sudah sibuk mengamankan diri masing-masing.
"Kan aku bilang juga apa, ada kecoa". Lucas bersembunyi di balik punggung Yesha.
"Kecoa doang". Yesha melepaskan diri dari Lucas, kemudian merebut spatula dari tangannya.
PLAK! Dan pada hari Sabtu, jam set 11 siang satu kecoa tewas di kediaman rumah Alwira.
"Ihhhh... psikopat". Hamas bergidik ngeri saat melihat Adik bungsunya menggeplak kecoa.
Yesha tersenyum senang, kemudian melirik Kakak-kakaknya yang masih terlihat takut. Winar dan Kenan yang sudah bisa menebak apa yang akan terjadi buru-buru pergi dari tempat kejadian perkara, takut terkena imbas. Yesha mengambil kecoa yang sudah mati di bungkus dengan tissue, matanya menatap Hamas, Lucas, Juna dan Tresna jahil.
"JANGAN COBA-COBA". Juna mengangkat cobeknya.
"Hehehe...". Yesha hanya tertawa, kemudian mulai berlari bersama sebungkus kecoa mati. "SERANGAN KECOAAAAA....".
"MAS KENAN INI ADEKNYA KANDANGINNNN". Teriak Hamas yang sudah berlari tunggang langgang.
Tresna tersenyum sambil mengangkat tangannya. "Kinderjoy 2, es krim sama yupi".
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Yesha || Liu Yangyang
FanfictionMenjadi bungsu dari 7 bersaudara terkadang membuat orang lain menganggap hal tersebut hanyalah omong kosong. Di jaman sekarang, siapa orang tua yang memiliki banyak anak? Jawabannya adalah keluarga Alwira. Meskipun bukan satu-satunya keluarga dengan...