Semua anak memang pernah nakal pada masanya, beberapa orang tua yang sudah berpengalaman sudah membuktikan hal tersebut. Apa lagi Ibu-ibu yang setiap pagi menggosipkan kelauan anak mereka di tukang sayur. Selain tempat gosip tidak elit, mengumbar kejelakan anak juga bukan sesuatu yang bagus sebenarnya. Kebiasaan seperti itu harus di kurangi karena ketika Ibu-ibu itu pulang ke rumah lalu anaknya melakukan kesalahan, maka anak akan di jadikan bahan perbandingan dengan anak tetangga. Sepertinya pola seperti itu tidak bisa di hindari, jadi jalan satu-satunya ketika Ibu mulai membandingkan anaknya dengan anak tetangga, diam adalah kuncinya. Ambil yang bisa di pelajari lalu buang jauh-jauh hal yang membuat kesal, karena yang bisa menyembuhkannya hanya diri kita sendiri.
Berlaku juga dengan Yesha, anak itu memang terlihat normal seperti remaja pada umumnya, tidak ada yang aneh dan cenderung penurut. Tapi ada masa dimana Yesha bisa berulah dan tidak menurut. Sejak dia masuk sekolah, pekerjaan tambahan untuk lomba terus di lakukan Yesha, lomba festival musiknya akan berlangsung 2 hari lagi, dan selama itu Yesha hampir menghabiskan waktunya dengan menggesek biola. Belum lagi dengan lomba karya tulisnya.
Selain persiapan lomba Yesha juga harus menggimbanginya dengan pelajaran di sekolah lengkap beserta tugas dan PR. Lalu ada masa dimana Yesha akan lelah dan memilih tidak melakukan tugasnya, mengabaikan PR atau tugas yang di berikan Guru. Bahkan sudah 2 kali dia di tegur karena ketauan tertidur saat pelajaran sedang berlangsung. Alhasil Wali Kelas Yesha mengabari Kenan tentang perubahan yang dialami Adiknya. Kenan pun paham, tapi dia membiarkan sampai Yesha akan bercerita padanya serta dia ingin tau sampai mana Adiknya ini melakukan hal-hal seperti itu.
"Yesha makan!!!". Malam itu Winar mengetuk pintu kamar Yesha, sejak pulang sekolah Adiknya belum keluar kamar. Hanya terdengar suara biola dari dalam kamarnya.
Pintu terbuka, penampilkan Yesha dengan rambut yang acak-acakan, kaus oblong serta kolornya yang terlihat lusuh. "Iyaa Abang...".
Winar mengernyitkan dahinya saat melihat mata Yesha. "Mata kamu kenapa itu?".
"Ke selepet senar biola".
Winar hanya geleng-geleng kepala, lalu tangannya sedikit menyeret Yesha ke meja makan. Semua saudaranya sudah berkumpul, termasuk Tresna yang akhir-akhir ini sering pulang tepat pukul 6, katanya sedang senggang di kantor.
"Mata kamu kenapa?". Petanyaan yang sama datang dari Hamas.
"Ke selepet senar".
Kenan pun langsung menghampirinya kemudian memeriksa mata Adiknya. "Sakit enggak?".
"Sakit Mas, enggak bisa kebuka matanya".
"Nanti Mas liat ya? Sekarang makan dulu".
Semua pun makan dengan tenang seperti biasa. Setelah selesai ruang tv selalu ramai, kali ini Lucas dan Juna memangku laptop masing-masing karena harus mengerjakan tugas. Tresna sudah menyuruh mereka agar mengerjakan tugasnya di kamar, tapi di tolak katanya mereka juga ingin ikut berkumpul.
"Enggak ngerjain tugas Dek?". Tanya Kenan yang baru saja selesai mengobati mata Yesha.
Yesha sedikit salah tingkah saat mendengar pertanyaan Kenan. "Enggak Mas..". Jawabnya berbohong.
"Kalo ada cepet-cepet di kerjain ya? Jangan di timbun terus nanti enggak ke kerjain". Sindirnya.
"Iya Mas... nanti abis nonton aku cek lagi".
Yesha menepati perkataannya, dia lebih dulu pamit ke kamarnya dengan alasan harus menghafal beberapa cord lagu. Tapi kenyataannya dia sedang melamun di meja belajar, banyak tugas dan PR yang dia lewatkan selama ini. Tugas yang harusnya dia kerjakan di sekolah harus tertunda karena dia sering mendapat dispensasi untuk berlatih. Yesha hanya membulak balikan bukunya tanpa niat mengerjakan. Bukannya mengerjakan tugas dan PR nya dia malah berbangin di kasur kemudian tanpa sadar jatuh tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Yesha || Liu Yangyang
FanficMenjadi bungsu dari 7 bersaudara terkadang membuat orang lain menganggap hal tersebut hanyalah omong kosong. Di jaman sekarang, siapa orang tua yang memiliki banyak anak? Jawabannya adalah keluarga Alwira. Meskipun bukan satu-satunya keluarga dengan...