31 : Everything Is Fine

3.7K 322 89
                                    

Ruang tunggu masih betah di duduki oleh Kenan setelah Yesha harus segera di operasi. Patah tulang tangan kanannya harus segera mendapat tindakan, menurut rekan dokternya yang bekerja di bagian ortopedi Yesha mengalami patah tulang dengan fraktur terbuka sehingga mereka harus mengoperasinya malam itu juga. Di samping Kenan ada Tresna dan Winar yang baru saja datang, sedangkan Lucas, Juna dan Hamas tidak di izinkan pergi ke rumah sakit karena takut ke-3 nya malah berbuat hal aneh di rumah sakit.

"Mas udah makan?". Tanya Winar.

"Belum, kalo kamu lapar makan aja dulu".

"Mas yang harus makan". Tresna mendengus. "Gantian sekarang kita yang nunggu Yesha. Mas makan dulu gih".

"Mas enggak lap—".

"Aku tau, tapi Mas butuh makan".

Tidak mau membantah perkataan Tresna, akhirnya Kenan pergi untuk makan sebentar. Sejak Yesha dilarikan ke rumah sakit dia belum pergi kemana-mana, bahkan Reina sudah membujuk dia untuk istirahat sebentar Kenan tetap kukuh menemani Yesha. Reina dan Dimas yang ikut membujuk Kenan tidak bisa berbuat apa-apa, karena mereka tau bagaimana khawatirnya Kenan terhadap Adik bungsunya. Tapi jika sudah Tresna yang menyuruh, Kenan tidak bisa melawan atau laki-laki itu dengan teganya akan menyeret dia sampai Kenan benar-benar menuruti semua perkataan dia

"Mas... Yesha enggak apa-apa kan?". Di tengah-tengah sepinya ruang tunggu Winar bertanya. "Nanti dia bisa buka hadiah dari aku kan Mas?".

Tresna mengangguk kemudian merangkul bahu Winar. "Meskipun kita enggak tau apa Yesha bisa sekuat sesuai sama yang kita harapkan atau enggak, tapi Mas percaya sama dia kalo Yesha pasti baik-baik aja".

"Aku takut".

"Jangan takut, Yesha kalo tau pasti enggak akan suka. Berdoa supaya semuanya baik-baik aja, operasinya lancar dan dia bisa cepet pulih".

Winar hanya menganggukan kepala. Dia percaya Yesha baik-baik saja di dalam, tapi dia juga takut saat dia mendapat kabar Adik bungsunya kecelakaan. Apa lagi dengan Winar belum melihat seperti apa kondisi Yesha. Saat dia sampai Kenan langsung menyuruh mereka datang ke ruang operasi. Awalnya Winar dan Tresna sudah berpikir yang tidak-tidak, tapi Kenan bisa menenangkan mereka berdua.

"Mas... Yesha mana?".

Tresna yang sedang memainkan ponselnya mendongkak. "Herlan, kenapa disini?".

"Yesha mana Mas?".

"Di dalem". Winar yang menjawab. "Sini duduk dulu". Dia merangkul sahabat Adiknya. "Sama siapa kesini?".

"Sendirian, gimana katanya? Yesha enggak apa-apa kan?".

"Kita masih belum tau, tapi kata Mas Kenan enggak ada luka yang serius selain tangan kanan yang patah, selebihnya dia masih baik-baik aja". Jawab Tresna.

Herlan akhirnya bisa bernafas lega setelah dengan paniknya dia di beritahu oleh Hamas jika Yesha mengalami kecelakaan. Karena panik Herlan bahkan langsung mengeluarkan motornya kemudian ke rumah sakit sendirian malam-malam.

"Kok bisa kecelakaan?".

"Ada yang nerobos lampu merah, katanya sih mabuk gitu. Lagi di proses sama polisi".

"Terus yang nabraknya gimana? Luka juga?".

Tresna mengangkat bahunya. "Mas juga belum tau persis, baru di ceritain sama Mas Kenan, kalo enggak salah si yang nabrak juga luka tapi enggak parah".

"Kamu nih malem-malem nekat banget keluar". Winar terkekeh kemudian mengacak rambut Herlan. "Kalo Yesha udah bisa di jenguk nanti kesini lagi ya? Sekarang kamu pulang dulu, bukan maksud aku ngusir loh. Ini udah mau jam 10".

Diary Yesha || Liu YangyangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang