35 : Juna Cemburu

2.6K 301 61
                                    

Yesha akhirnya bisa pulang kerumah setelah lumayan lama berada di rumah sakit. Kegiatannya masih belum bisa dilakukan seperti biasa karena kepalanya masih sering pusing atau sakit begitu juga dengan tangan yang di gips. Sudah 2 hari Yesha hanya diam dirumah, hari ini Kakaknya yang sudah bekerja harus pergi ke tempat masing-masing dan menyisakan Hamas dan Juna dirumah. 

Sebenarnya dengan Lucas juga tapi Abang Yesha itu ada kelas pagi sampai jam 9 nanti. Tresna yang hari ini kebetulan berangkat siang masih memikirkan haruskah dia membawa Yesha pergi bersamanya karena dia hari ini hanya menghadiri workshop disalah 1 hotel atau tetap membiarkan Adiknya berada dirumah bersama para perusuh?

"Mas enggak percaya banget sama kita?". Tanya Hamas, dia juga padahal bisa kok menjaga Yesha, mungkin.

"Enggak, terakhir kali Mas biarin kalian ber-4 malah manjat". Tresna menjawab sambil menyuapi Yesha makan. "Kamu ikut Mas aja gimana?".

"Jangan mau, nanti cuma dengerin orang-orang ngomong ngapain coba?". Juna mengompori. "Udah enak dirumah bisa nonton, rebahan, tidur".

"Aku dirumah aja Mas, enggak akan kenapa-kenapa kok". Yesha tersenyum.

Tresna hanya bisa mengangguk pasrah, dia membalas senyuman Yesha meskipun perasaannya masih was-was. Terakhir mereka bersama-sama Adiknya malah diajak manjat, dia khawatir Yesha akan diajarkan hal-hal aneh. Meskipun ada Juna yang lumayan bisa diandalkan, tapi jika sudah bersama Lucas nanti dia malah terbawa arus.

"Mas berangkat dulu, inget jangan aneh-aneh. Adeknya masih sakit jangan di apa-apain dulu, pokoknya jangan aneh-aneh".

"Iya Mas iyaaa ini udah 17 kali loh Mas ngomong gini". Hamas tersenyum paksa telinganya pengang jika Tresna selalu berkata kalimat yang sama.

"Ya pokoknya gitu, jangan aneh-aneh, Adeknya—".

Hamas buru-buru merangkul pundak Tresna agar segera menjauh dan keluar dari rumah. "Ayo Mas nanti keburu telat lohhh". Dia bahkan mengantar Tresna sampai dia masuk kedalam mobil. "Dah Mas hati-hati byeee...". Dengan tidak berperikepintun dia menutup pintu mobil Tresna lumayan kencang.

---

"Mau kemana?". Juna menahan Yesha yang sedang berjalan tertatih-tatih.

"Mau ke wc".

"Hamas anterin Adeknya".

Hamas yang baru saja kembali setelah mengantar Tresna mendengus. "Kenapa enggak lo aja sih?".

"Sibuk".

"Mata lo sibuk! Orang lagi scroll tiktok juga".

Yesha menghela nafas. "Aku bisa sen—".

"Enggak enggak ayo aku temenin". Hamas menuntun Adiknya ke kamar mandi.

Selesai dari kamar mandi, Hamas kembali mendudukan Yesha di sebelah Juna. Mereka sudah berjanji pada Kenan dan Winar akan menjaga Yesha dengan baik. Tapi Yesha tidak mau dijaga seperti ini. Ke kamar mandi di antar, ingin mengambil minum di antar, ingin mengambil cemilan di antar, sampai dia bergeser sedikit saja Juna dan Hamas langsung membenarkan posisinya. Dia kan hanya sakit bukan seperti Kakek-kakek yang sudah jompo.

"Mau kemana?". Hamas menatap Yesha yang baru saja mengangkat tubuhnya dari kursi.

"Ngambil air lagi".

"Ayo aku anter".

"Ihhh!! Kenapa sih aku cuma ambil air di dapur bukan ambil air zamzam ke Mekkah! Aku bisa sendiri". Yesha memekik kesal. "Kakak lebay banget orang aku udah bisa jalan gini".

"Lohh kok ngammoook".

"Gak ngamuk!". Yesha pergi dengan wajah kesal.

Yesha masih misuh-misuh sendiri di dapur, padahal dia kan sudah baik-baik saja ya meskipun masih belum sehat tapi tidak harus sampai kemana-mana diantar. Dia juga masih berkeliaran di dalam rumah, tidak keluar-keluar.

Diary Yesha || Liu YangyangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang