Diary Yesha || Liu Yangyang

37 : Winar Bucin

Pernah mendengar bahwa jodoh adalah cerminan diri? Jika iya maka Lucas akan berkata, jangan terlalu percaya pada kalimat itu. Selang beberapa hari setelah Mark dinyatakan resmi pindah ke Indonesia dan menyelesaikan urusan pindahnya, laki-laki Canada itu sekarang sudah tinggal di rumah yang sempat dia tinggali dulu. Tentu di bantu saudaranya yang lain. Kecuali Yesha yang sibuk duduk saja melihat orang-orang berlalu lalang mengangkat barang. Habis mau bagaimana lagi, keadannya masih belum memungkinkan. Jika dia berdiri secara tiba-tiba saja kepalanya masih sering sakit. Jangankan berdiri, kadang dia sedang diam saja masih sakit.

Kepindahan Mark menjadi ajang kumpul keluarga setelah lama tidak bertemu. Keluarga besar mereka berkumpul hari itu. Kenan juga mengajak Reina sebagai pendekatan awal dengan keluarga. Beberapa saudaranya pun ada yang membawa pasangan masing-masing. Tadinya Lucas juga akan mengajak seseorang tapi katanya si perempuan berhalangan hadir. Jadi dia merana saat melihat pasangan yang sedang menikmati keuwuan. Termasuk Juna yang diam-diam membawa gandengan, katanya sih teman. Coba jelaskan pada Lucas teman macam apa yang dibawa saat kumpul keluarga? Teman hidup maksudnya?

Tapi bukan itu yang menjadi permasalahannya sekarang. Setelah selesai bertemu dengan keluarga besar mereka pulang ke rumah. Kecuali Juna yang harus menunggu "temannya" memesan ojek online. Awalnya Tresna menyuruh dia untuk diantar saja, tapi teman Juna menolak karena tidak enak. Karena Juna bukan tipe yang mau ribet, jadi dia mengiyakan apa yang temannya mau. Lalu beberapa menit kemudian bel rumah berbunyi, Lucas yang harus rela berjalan ke depan. Dia terkejut saat melihat wanita dengan rambut sebahu sedang tersenyum ke arahnya, Lucas mau geer saja boleh tidak sih?

"Cari siapa ya?". Lucas bertanya sopan.

"Winar nya ada?".

"Oh temen Abang? Ada kok seben—".

"Pacar hehe".

Lucas membulatkan matanya terkejut. "Ahh ohh pacar hehe.. sebentar ya Kak ayo masuk dulu". Dia mempersilahkan wanita itu masuk dan duduk di sofa ruang tamu.

Kaki panjang Lucas mengarah ke ruang tv tempat saudaranya sedang berkumpul. Sebenarnya mereka sedang makan tapi karena ada tamu jadi acara makannya sedikit tertunda. Lucas duduk dengan rusuh kemudian matanya menatap Winar.

"Ada pacar Abang di depan". Ucap Lucas santai.

Yesha langsung tersedak saat dia sedang meminum coca cola. Mana rasanya perih sekali lagi. Habis dia terkejut saat mendengar pacar Winar, sejak kapan Abangnya ini punya pacar?

"Oh, yaudah bentar". Winar dengan santai menaruh nasi box nya kemudian pergi.

Sedangkan ke-6 pasang mata menatap punggung Winar tidak percaya. Termasuk Tresna yang kemarin hanya menganggap Winar bercanda saat dia mengatakan sudah mempunyai pacar. Ternyata benar anak itu diam-diam mengandeng seorang perempuan. Jika begini Tresna harus cepat-cepat mencari jodoh. Masa Juna saja sudah ada gandengan dia belum?

"Abang sejak kapan pacaran?". Tanya Yesha. "Kok enggak ada yang bilang ke aku?".

"Orang kita aja baru tau sekarang". Juna yang masih terkejut juga mempunyai pertanyaan yang sama dengan Adiknya. "Cas pacarnya cantik?".

Lucas mengangguk mantap. "Tapi feeling gue sih agak aneh".

"Enggak boleh gitu Lucas". Kenan menegur.

Mereka pun melanjutkan makan tanpa Winar. Biar nanti saja mereka mengintograsi dia. Sekarang urusan perut lebih penting karena tadi mereka hanya makan sedikit. Sedikit sampai berloyang-loyang pizza hampir habis dimakan Hamas. Pulang-pulang mereka langsung memesan makan banyak pula.

"Mas, ada yang mau aku kenalin". Winar datang bersama perempuan tadi saat mereka sedang fokus menonton. "Ini... Dania, pacar Winar".

"Haloooo". Dania sudah dadah-dadah di belakang tubuh Winar. "Dania hehe.. tapi bukan penyanyi, yang nanyi mah Danila. Salam kenal".