4 : Gara-gara Sayur

3.2K 411 52
                                    

"Jadi mau makan dimana?". Pertanyaan si bungsu langsung terdengar begitu kakak-kakaknya keluar dari rumah.

"Yesha maunya dimana?". Winar memutar tubuhnya setelah menutup pintu dan pamit pada Bibi di rumah.

"Pengen seafood bang". Lucas menjawab cepat.

Yesha yang baru membuka mulut langsung cemberut. "Kan aku yang ditanya. Tapi aku ikut aja deh".

Kenan melirik jam tangannya, sebentar lagi Tresna sudah memasuki wilayah Bandung. "Di BIP aja? atau mau dimana? Kasian Tresna kalo jauh-jauh".

"Ayo berangkaaattt". Yesha melompat ke belakang punggung Hamas.

"Aduh... HEH TURUN BERAAATTT".

"Gaaakk maaauuu....".

"Udah ayo cepet kasian mas Tresna nanti malah dia yang sampe duluan". Juan mendorong Hamas supaya cepat jalan. Hamas hanya bisa pasrah mengendong Yesha di punggungnya.

Resiko memiliki anggota yang cukup banyak memang banyak. Salah satunya seperti sekarang, mau pergi makan diluar saja harus 2 mobil yang di keluarkan. Meskipun bisa saja mereka berangkat dengan 1 mobil kemudian ketika pulang sebagian orang ikut mobil Tresna. Namun hal tesebut tidak di setujui Lucas mengingat mobil akan sempit. Winar hanya mendengus kemudian terpaksa mengeluarkan mobilnya bersama Kenan.

Lucas dan Hamas memilih pergi bersama Winar, sedangkan sisanya pergi bersama Kenan. Jangan bilang-bilang, tapi Lucas jarang mau pergi dan satu mobil bersama Kenan, vibesnya seperti pergi bersama Ayah, kadang boring kadang bisa menyenangkan. Tergantung situasi, berhubung mereka pergi di malam hari biasanya Kenan akan mengeluarkan petuahnya, Lucas sedang ingin bersantai. Jika dia bersama Winar dan Hamas Lucas bisa bebas menyetel lagu sampai volume 100 tanpa harus mendapat teriakan cempreng milik Yesha. Adik bungsunya lebih suka lagu-lagu indie khas sadboy.

"Mas, kenapa dua orang harus bepersihan setelah mereka berkomitmen?". Di mobil Kenan, pertanyaan random Yesha menjadi pemecah kesunyian.

Juan yang sedang membalas chat teman-temannya terpaksa mendongkak untuk memahami maksud pertanyaan adiknya, begitu juga dengan Kenan. Jika salah sedikit saja bisa fatal mengingat Yesha itu tipikal orang yang langsung tanggap.

"Maksudnya gimana?". Merasa kurang mengerti, Kenan bertanya kembali untuk memastikan.

"Akutuh kepikiran mas, kan ayahnya Esa nikah lagi jelas karena di tinggal istrinya meninggal, sedangkan mamahnya Jihan nikah lagi karena maaf, perceraian. Kenapa? Mereka udah enggak saling cinta?".

"Setiap orang yang berpisah punya alasan tertentu kenapa mereka sampai berani memutuskan untuk berpisah". Jawab Kenan. "Bukan hak kita untuk tau, itu masalah privacy orang lain".

"Iya, tapi kenapa? Kalo mereka memutuskan buat menikah, terus berkomitmen di hadapan Tuhan untuk saling menjaga dan mencintai sampai ajal menjemput, tapi malah... pisah?".

Juan mengacak rambut Yesha dari belakang. "Kadang berpisah bisa menjadi keputusan yang terbaik untuk sebagian orang".

"Namanya hidup ada yang bisa mempertahankan ada juga yang harus terpaksa melepaskan". Kenan menambahkan. "Seseorang berpisah enggak harus karena udah enggak saling cinta, bisa aja karena pendapat masing-masing udah bertolak belakang, bisa juga karena situasi udah enggak mendukung, khususnya yang udah berumah tangga. Permasalahan mereka bukan hanya tentang hari ini keluargaku makan apa atau hari ini masak apa ya buat suami? Tapi udah bercabang, ekonomi, masa depan, belum kalo udah punya anak, masa depan anak, banyaaakkk banget. Mungkin kenapa orang tua Jihan pisah salah satunya karena faktor yang udah mas bilang barusan bisa juga karena hal lain. Kita boleh penasaran tapi jangan sampai terlalu ingin tau masalah orang ya?".

Diary Yesha || Liu YangyangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang