44 : Enggak Apa-apa Abang...

2.3K 311 173
                                    

Yesha sedang merenung di halaman belakang rumah. Masih butuh sekitar 1 jam setengah lagi sebelum adzan magrib berkumandang, tandanya buka puasa pun masih cukup lama. Juna sedang sibuk menyiapkan bahan makanan untuk dimasak nanti, tinggal menunggu Tresna selesai mandi karena dia baru saja pulang. Hamas seperti biasa tidur setelah menyelesaikan kuliah sedangkan Winar dan Kenan masih ditempat kerja masing-masing begitu juga Lucas yang belum terlihat batang hidungnya.

Angin sore dan cuaca yang tidak terlalu terik membuat sore hari ini terasa sedikit lebih sejuk, cocok untuk berjalan-jalan sore atau sekedar mencari takjil. Tapi Yesha tidak punya teman untuk keluar, Jingga sedang pergi dan Herlan sudah menolak mentah-mentah ajakan bermain sore tadi. Laki-laki itu hanya akan tidur setelah bergadang untuk menyelesaikan tugas.

"Ehh apa tuh?". Yesha menyipitkan matanya saat melihat sesuatu. "Kenapa ada kurma deh di pinggir kolam?". Dia pun berjalan menghampiri sesuatu yang disebut kurma. "ALAH APAAN INI MAH BIJI SAWO!".

"Yesha kenapa teriak?". Juna bertanya dari pintu dapur.

"Mata aku seliwer, ada biji sawo aku pikir kurma".

Juna geleng-geleng kepala. "Hati-hati nanti kecebur".

"Demi apa gue cuma duduk doang ini". Gumam Yesha tidak habis pikir.

Bosan dengan kegiatannya yang tidak jelas, Yesha menghampiri ikan-ikan yang di pelihara Lucas, dimulai dari Koi sampe cupang pemberiannya pun ada di dalam akurium. Tapi dia langsung mengernyit jijik begitu melihat air kolam yang keruh, juga ada beberapa ikan yang terlihat mengambang. Selama bulan Ramadhan memang kegiatan Lucas menjadi lebih padat. Dia akan pergi pada pagi hari kemudian pulang saat waktu magrib akan tiba. Kadang juga setelah selesai tarawih dia akan pergi lalu kembali lewat tengah malam.

Hitung-hitung mengisi waktu sambil menunggu buka, Yesha pun berinisiatif membersihkan akuarium milik Kakaknya. Meskipun hanya modal feeling dan ke sok-tauan, tapi tidak apalah, yang penting ikan-ikan di dalamnya bisa sehat dan hidup dengan nyaman. Ini juga dia lakukan agar mengurangi pekerjaan Lucas dirumah. Kasian dia sudah kerja lembur bagai kuda.

"DOR!!".

"Kakak!!! Kalo aku kecebur gimana? Kaget aku!".

Hamas tertawa karena berhasil mengejutkan Yesha. "Mana ada kecebur akuarium, emang muat?".

"Muatlah".

"Tumben mau bersihin ini, biasanya di suruh nguras aja males kamu".

Yesha menoleh kemudian memincingkan matanya. "Jangan membuatku mengeluarkan amarah, kalo enggak mau bantu hush pergi sana".

"Dih bocah gegayaan!".

"KAK JUNA KAK HAMAS GANGGUIN AKU!!".

"HAMAS MAU GUE GORENG YA LO? JANGAN GANGGUIN ADEKNYA!".

"Apa?". Tanya Yesha seraya pergi meninggalkan Hamas.

"Demi apa gue cuma Kakak tiri dia beneran ini mah fix no kecot".

--

Lucas baru saja menyelesaikan jam kuliahnya, menjadi mahasiswa semester 5 kadang membuat dia ingin sekali menjedukan kepalanya berulang kali. Materi, praktek lapangan, kerja kelompok dan tugas seakan sudah menjadi belahan jiwa untuk Lucas. Waktu istirahat terkuras, pikiran bertambah, belum lagi urusan organisasi yang seakan tidak mau bekerja sama. Posisinya sebagai Ketua Himpunan yang akan lengser sebentar lagi membuat waktu Lucas terkuras begitu banyak. Bahkan dia pulang kerumah pun hanya untuk makan, lalu setelahnya dia menghabiskan diri di kampus.

"Bro...". Dino menepuk bahu Lucas.

"Hmmm...".

"Hari ini lo pulang ke rumah aja, enggak usah balik lagi kesini".

Diary Yesha || Liu YangyangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang