"Marhaban tiba... marhaban tiba...".
"Ramadhan Yesha, bukan marhaban. Ramadhan tiba... ramadhan tiba... gitu". Tresna yang mendengar nyanyian adiknya meluruskan.
"Hehehe... kayaknya aku kebanyakan nonton Iis Dahlia deh".
Tresna yang baru selesai mengangkat jemuran hanya menggelengkan kepala. Selama Ramadhan dia hanya bekerja setengah hari, jadi dia bisa menemani si anak bungsu dirumah setelah pulang sekolah. Hari ini hanya ada mereka berdua dan Hamas dirumah, hanya saja Hamas tidur sejak dia pulang dari kampusnya tadi.
"Mas, kalo gunung salak dibelah ada bijinya enggak sih?".
"Enggak ada, adanya kawah, mau kamu Mas ceburin kesana?".
Yesha mencebik. "Aku boseeennn...".
"Kalo bosen sini bantuin Mas lipet baju".
"Ih itu mah bakal lebih bosen lagi".
"Tidur sana".
Tapi bukannya pergi kamar Yesha malah membaringkan kepalanya di paha Tresna. Dia tersenyum manis saat Tresna menatap ke arahnya. "Ini tidur kan?".
Mengerti Yesha sedang ingin mendapat perhatian lebih, Tresna segera mengusap kepala adiknya. Lebih baik membuat anak itu tidur sekarang juga dari pada Yesha terus mengoceh hal-hal yang tidak jelas sehingga Tresna akan kebingungan. Puasa begini disuruh berpikir keras otaknya tidak bisa memproses, apalagi harus menjawab pertanyaan-pertanyaan aneh yang keluar dari mulut Yesha.
Angin sore, elusan di kepala, dan tempat yang cukup nyaman membuat Yesha sudah tidur nyenyak meskipun dia baru berbaring beberapa menit yang lalu. Tresna tersenyum, pelan-pelan dia memindahkan Yesha untuk tidur di atas bantal agar lehernya tidak sakit. tidak lupa dia juga menyelimuti Yesha agar tidak kedinginan. Adiknya ini jika tidur kenapa seperti bayi sih? Tresna kadang lupa jika yang di depannya sekarang sudah kelas 12 SMA dan sebentar lagi akan menjadi mahasiswa saking masih terasa seperti bayi.
---
Arjuna baru saja menyelesaikan kelasnya sore ini. Hari Rabu adalah hari yang cukup sibuk untuknya. Mata kuliah Juna dimulai dari pukul 08.45 pagi sampai 14.30 siang. Jika dihari biasa Juna tidak akan terlalu kelelahan, tapi saat puasa seperti ini rasanya menjadi 2x lipat lebih melelahkan daripada biasanya. Sebelum keluar kelas dia mengeluarkan ponsel dan mengabari orang rumah dia akan pulang sedikit terlambat. Juna ada janji dengan seseorang untuk pergi hari ini.
"Ajun...".
Merasa di panggil Juna mendongkak, dia tersenyum saat melihat Keyla yang berdiri di ambang pintu. "Udah kelasnya?".
Keyla yang akrab di sapa Key mengangguk. "Baru aja, Ajun udah selesai juga?".
"Udah, jadi pergi hari ini?".
Key mengangguk. "Maaf ngerepotin Ajun ya?".
"Enggak kok, santai aja. Ayo pergi".
Juna segera mengandeng tangan Key untuk pergi dari depan kelas. Mereka akan pergi ke Gramedia karena harus membeli buku untuk referensi tugas mereka. Semalam Key meminta tolong padanya karena tidak ada teman. Karena Juna baik, jadi dia mau menolong temannya yang sedang kesusahan. Omong-omong teman mana yang sampai di bawa ke acara keluarga waktu itu Juna?
"WEIII PUASA GANDENG TERUSSS NYEBRANG JALAN LO?". Teriakan Janu terdengar dari kolidor.
"DI GANDENG TAPI TIDAK PERNAH TERGENGGAM SIH BUAT APA?". Doni temannya yang lain ikut menyaut.
"YA JADI TEMEN, CANDA TEMEN".
Tangan Juna terkepal kemudian dia mengangkatnya tinggi-tinggi seolah ingin mengajak mereka berkelahi. Dasar teman tidak tau kondisi, kasian Key wajahnya sampai memerah malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Yesha || Liu Yangyang
FanfictionMenjadi bungsu dari 7 bersaudara terkadang membuat orang lain menganggap hal tersebut hanyalah omong kosong. Di jaman sekarang, siapa orang tua yang memiliki banyak anak? Jawabannya adalah keluarga Alwira. Meskipun bukan satu-satunya keluarga dengan...