People from the Past

3.8K 676 67
                                    

Mrs

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mrs. Shaw mengulurkan tangan pada Raymond untuk mendekatkannya padaku. Dia berusaha sekali agar kami berbaikan. Tapi aku mundur, memberi jarak di antara kami untuk menunjukkan padanya kalau aku tidak ingin berbaikan dengannya atau pada orang lain di rumah ini, tidak juga dengan Bea yang menatapku seperti anak anjing memohon pelukan.

"Pertunangan ini bukan untukku, Hellene. Pertunangan ini untuk kalian. Kamu tahu, saat ini banyak yang mengancam Shaw. Persaingan bisnis dan banyak hal lain. Ini yang membuatku tidak bisa keluar dari Veinmere. Dengan menikakahkan kalian, kita bisa menyusun rencana lebih matang untuk kemajuan Shaw dan semua bisnisnya. Harus ada yang menjalankan peternakan ini sekaligus mengurus bisnis Shaw di luar Veinmere," jelas Raymond tanpa jeda. Terlihat benar siapa yang ingin dilindunginya, kekayaannya, bukan aku. Dia ingin melindungi hartanya agar tidak jatuh ke tangan orang lain.

"Kamu takut ada yang memanfaatkanku untuk mengambil alih kekayaanmu, kan? Aku cuma anak kecil. Aku tidak bersekolah dengan baik. Aku perempuan. Suatu hari, aku akan menjadi istri orang, mengganti nama Shaw menjadi nama orang lain. Kalau itu terjadi, akan ada nama lain yang menguasai peternakan ini. Itu yang tidak kamu inginkan." Aku menatapnya dengan mata terpicing.

"Kamu juga tidak mengiinginkannya. Kamu tidak ingin tidur di jalanan, kan?" Dia tersenyum seperti menahan kesabarannya. "Kamu akan melanjutkan sekolah, Nak. Kamu akan berkuliah di tempat yang benar. Kamu akan mendapatkan semua hakmu sebagai anak Shaw. Pertunangan ini hanya untuk mengikat kalian. Suatu hari, saat kalian siap, kalian akan bersatu dalam pernikahan suci."

"Tidak ada pernikahan suci yang dilakukan dengan pemaksaan, Raymond."

"Jangan panggil ayahmu seperti itu, Hellene," tegur ibu Raymond.

"Dia masih belum punya cukup bukti untuk menunjukkan kalau aku adalah anaknya." Sebelum ibu Raymon membuka mulut, aku menyela, "Ibuku bisa saja berhubungan seks dengan orang lain. Kamu tidak akan tahu, orang lain tidak akan tahu."

"Aku tahu," ucap Raymond keras. "AKU TAHU BAGAIMANA LAUREN." Suaranya makin keras. Saat sadar kalau dia telah membentakku, dia menutup mulut dan bernapas dalam beberapa kali. "Maaf," katanya pelan. Dia memijat pangkal hidung beberapa kali, seperti ingin menghilangkan sakit kepalanya.

"Aku tidak ingin mendengar omong kosong lagi, Raymond," kataku sambil menggeleng muak pada mereka semua. "Ibumu sudah menjelaskan semua dan aku makin yakin kalau pertunangan ini omong kosong. Ed, kalau kamu menginginkan pertunangan ini, lebih baik kamu carikan pamanmu gadis, nikahkan mereka, dan jadikan anak dari istri barunya itu istrimu. Nikahi siapa saja di rumah ini kecuali aku. Oke?"

Aku menabrak bahu Bea saat berjalan ke arah pintu. Raymond hampir saja menangkapku, tapi aku menyentakkan tangan, menghindarinya.

"Tidak ada yang bisa menahanku untuk apa pun. Ini hidupku. Tidak ada yang bisa mengatur hidupku. Mengerti?" Aku berkata tajam padanya.

Sebenarnya, aku agak khawatir dia marah dan berbuat kasar padaku, tapi kemudian aku sadar kalau ibuku pun sering berbuat kasar padaku. Aku pasti bisa bertahan darinya. Justru dengan sikap kasarnya aku bisa mendapat dalih untuk pergi dari tempat ini.

The Only Love We Have (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang