Lauren : Stage for Family Drama

3.2K 609 45
                                    

Tilda berhenti berjalan karena Mr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tilda berhenti berjalan karena Mr. Shaw memanggilnya. Dia berbalik dengan wajah datar yang kupikir malah akan membuat orang makin kesal padanya. Mr. Shaw meneriakkan nama Tilda lagi sekalipun Tilda sudah menunggunya mendekat. Aku sudah gemetar luar biasa karena suara itu membahana hingga langit-langit rumah. Bisa kubayangkan betapa marahnya Mr. Shaw pada Tilda karena masalah ini.

Semua karena aku.

"Apa yang kau lakukan, Tilda? Kau baru saja merusak caraku mendisiplinkan--"

Tilda bergerak cepat. Sebelum kami semua atau aku sadar akan apa yang terjadi, dia sudah menekankan pistol pengawas pekerja tadi pada wajah Raymond yang berdiri di belakang ayahnya. Mrs. Shaw menjerit saking ngerinya melihat anak lelakinya di depan moncong pistol begitu.

"Bagaimana kalau kudisiplinkan anakmu? Dia sudah kurang ajar di South Lot. Bagaimana kalau kusobek telinganya agar dia mengerti kalau yang dilakukannya salah? Bagaimana menurutmu?"

"JANGAN MAIN-MAIN!"

"Aku tidak main-main, Barty. Aku bersungguh-sungguh. Organisasi keparat dengan pemikiran rasis mereka telah memengaruhi otakmu. Sampai kapan kau beranggapan kalau nyawa orang lain yang ada di bawahmu itu tidak berguna? Sampai kau jatuh miskin? Oh astaga, Barty sayang! Kau tidak tahu kalau aku seorang saja bisa membuatmu miskin dalam semalam. Kekayaanmu tidak ada apa-apanya. Kau dikelilingi orang-orang dungu yang sekarang menempatkan kekayaanmu pada posisi paling buruk. Kau memilih orang karena menyukai mereka, bukan karena kemampuan mereka. Dalam hitungan detik, mereka semua akan menghancurkan segalanya. Hanya keberuntungan yang saat ini menjagamu."

Wajah Mr. Shaw memutih, pucat. Mrs. Shaw terhuyung ke belakang. Untung saja ada kursi yang menahan tubuhnya.

"Aku sudah melihat portotoliomu selama di New York. Tidak, Bart. Kau benar-benar salah. Kau berpijak pada pasir yang rapuh. Jika tidak ada orang yang bisa menggantikanmu, kau hanya akan mati sebagai orangtua miskin yang tidak dihormati siapa pun. Apa kau pikir algojomu itu akan menurut dan loyal padamu jika kau miskin? Tidak. Mereka akan menggorokmu. Lalu, kau pikir anak ini bisa? Anak yang kau besarkan dengan kemanjaan dan selalu memikirkan kesenangan penisnya ini bisa menggantikanmu? Jangan konyol!"

Tilda melepaskan Raymond, membiarkannya membungkuk lemas karena terlalu lama menahan napas. Kalau jadi dia, aku juga tidak akan berani bernapas.

"Beraninya kau bicara begitu!" geram Mr. Shaw.

"Tilda, kau terlalu merendahkanku. Jangan menyebutku macam-macam hanya karena melihat satu sisi saja dari diriku. Aku memiliki banyak keahlian yang--"

"OH BESARNYA TAHI DI DALAM MULUTMU, RAYMOND SHAW!" Tilda memutar mata setelah meraung seperti itu. Dia melihat Raymond dengan tatapan tegas. "Kalau kau memang tidak ingin direndahkan, tunjukkan! Tunjukkan siapa dirimu! Aku suka melihatmu gagal, Mr. Shaw Muda. Aku senang melihatmu merengek kembali ke kaki ibumu, berharap mendapat keringanan. Kau tidak akan bisa bangkit untuk menyelamatkan bokongmu sendiri, apalagi sampai memikirkan kelangsungan nama keluargamu."

The Only Love We Have (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang